TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah studi baru tentang penyebaran Covid-19 di pesawat belum lama ini menjadi perbincangan.
Kabar bagaimana virus corona (Covid-19) bisa menyebar di pesawat tentu menjadi berita buruk bagi para pelancong yang masih melakukan perjalanan udara.
Baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menganalisis penerbangan tunggal 10 jam pada Maret 2020.
Penelitian dilakukan dalam penerbangan VN54 dari London ke Hanoi pada 2 Maret 2020.
Pesawat tersebut dilaporkan membawa 217 penumpang, di mana 16 di antaranya didiagnosis positif Covid-19.
Seorang wanita Vietnam berusia 27 tahun yang duduk di kelas bisnis diyakini menjadi sumber wabah, yang berarti satu "penyebar super" mampu menularkan SARS-CoV-2 ke seluruh pesawat.
• Ini Pentingnya Meletakkan Meja Nampan saat Pesawat Lepas Landas
Laporan yang diwartakan dalam dailystar.co.uk mengatakan, 12 penumpang kelas bisnis lainnya diketahui tertular virus selama penerbangan.
Studi tersebut menemukan fakta bahwa "kedekatan tempat duduk sangat terkait dengan peningkatan risiko infeksi", meskipun penumpang diberi jarak duduk dengan penumpang kelas ekonomi.
Para peneliti tersebut menyimpulkan hasilnya yang cukup mengkhawatirkan.
Disebutkan bahwa praktik jarak sosial saat ini dengan mengosongkan kursi tengah pada penerbangan itu "tidak cukup untuk mencegah peristiwa superspreading".
"Kami menyimpulkan bahwa risiko penularan SARS-Cov-2 di dalam pesawat selama penerbangan jarak jauh itu nyata adanya dan berpotensi menyebabkan kelompok Covid-19 jumlah besar. Bahkan dalam kelas bisnis yang pengaturan tempat duduknya luas dan jauh atau berjarak tetap bisa digunakan untuk menentukan kontak dekat di pesawat," tertulis dalam studi tersebut.
TONTON JUGA:
"Selama adanya Covid-19 yang jadi pandemi global, tanpa adanya tes tempat perawatan yang baik, maka tindakan pencegahan infeksi di pesawat seperti prosedur pemeriksaan kesehatan pada saat kedatangan sangat diperlukan untuk membuat penerbangan tetap aman," terusnya.
Dalam laporan itu juga dituliskan tentang rekomendasi bahwa "langkah-langkah skrining dan pencegahan infeksi harus diperketat".
Terutama bagi pelancong yang bepergian dari negara-negara yang memiliki kasus Covid-19 tinggi.
Baca tanpa iklan