Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Etihad Airways Luncurkan Gelang Elektronik untuk Bantu Terapkan Aturan Karantina

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi maskapai penerbangan Etihad Airways

TRIBUNTRAVEL.COM - Dalam upaya mencegah penyebaran covid-19, Etihad Airways mengumumkan bahwa penumpang yang tiba di Abu Dhabi sekarang akan dilengkapi dengan gelang elektronik.

Melansir dari laman Travel and Leisure, Rabu (23/9/2020), gelang elektronik tersebut berfungsi untuk memantau kepatuhan para penumpang terhadap aturan karantina yang ketat.

Terlepas dari tujuan akhir pelancong, maskapai penerbangan telah mewajibkan uji tes covid-19 dengan hasil negatif dalam waktu 96 jam setelah penerbangan mereka.

Lapisan keamanan tambahan ini akan diterapkan setelah penumpang turun dari pesawat, berjalan melalui sensor termal, dan melakukan tes covid-19 lagi, menurut laporan Lonely Planet.

Kurangi Limbah Makanan di Pesawat, Etihad Akan Gunakan Teknologi Kecerdasan Buatan

Wisatawan kemudian akan diminta untuk menjalani karantina selama 14 hari dengan memakai gelang elektronik.

Nantinya, gelang elektronik tersebut akan didistribusikan oleh para petugas di bandara.

Menurut Lonely Planet, Uni Emirat Arab (UEA) sedang mengalami gelombang kedua kasus covid-19 setelah awalnya menurun di bulan-bulan sebelumnya.

Meskipun jumlah kematian tetap jauh lebih rendah daripada puncak wabah pada bulan April dan Mei, pada 12 September, UEA mencatat jumlah kasus baru tertinggi dalam sehari selama masa pandemi.

Ini bukan metode pertama yang dicoba negara tersebut untuk mencegah penyebaran wabah virus corona di bandara.

Bulan lalu, Bandara Internasional Dubai merekrut anjing pelacak untuk mengidentifikasi pelancong yang positif covid-19 melalui bau keringat mereka.

UEA juga bukan negara pertama yang menerapkan penggunaan perangkat pemantauan elektronik untuk memberlakukan karantina wajib.

Pada pertengahan Agustus, Singapura mulai mengeluarkan perangkat dengan kemampuan Bluetooth dan GPS, mengharuskan pelancong yang masuk untuk mengaktifkan monitor setibanya di lokasi karantina mereka.

Maskapai Etihad Airways (Flickr/ Dylan Agbagni (CC0))

Selain itu, perangkat tersebut juga berfungsi untuk menanggapi pesan atau pemberitahuan apa pun yang dikirim oleh pemerintah.

Pihak berwenang juga menerima peringatan ketika ada orang yang memakai perangkat mencoba untuk meninggalkan lokasi karantina atau merusak perangkat mereka.

Sementara itu, Pulau Kauai di Hawai baru-baru ini menerima persetujuan untuk membuat resort bubbles yang memungkinkan pengunjung karantina meninggalkan kamar mereka hanya untuk menggunakan fasilitas hotel yang disetujui.

Saat berada dalam resort bubbles, mereka harus memakai gelang pemantau elektronik, sehingga hotel dapat melacak pergerakan mereka dalam area yang ditentukan.

Etihad Airways Tawarkan Asuransi Perjalanan Gratis Bagi Penumpangnya Jika Terjangkit Covid-19

Miris! Overbooked, Cerita Turis Indonesia Ditinggalkan Etihad Airways Ini Bikin Jengkel

Antisipasi COVID-19, Etihad Airways Siapkan Teknologi Pendeteksi Gejala Medis di Bandara

Penumpang WNI Melahirkan, Pesawat Etihad Rute Abu Dhabi-Jakarta Terpaksa Mendarat di India

Kru Pesawat Etihad Airways Keliling Dunia dalam 52,5 jam, Pemecah Rekor Guinness World Record

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)