Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Museum Kebahagiaan Pertama di Dunia Dibuka di Denmark, Seperti Apa Isinya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kebahagiaan

TRIBUNTRAVEL.COM - Apa definisi bahagia menurutmu, travelers?

Mungkin bisa pergi jalan-jalan tanpa memikirkan pengeluaran atau makan makanan enak setiap hari tanpa rasa khawatir timbulnya penyakit?

Tampaknya tahun 2020 ini kebahagiaan orang di seluruh dunia sedikit berkurang akibat pandemi.

Tapi, ada satu tempat yang menghadirkan kebahagiaan sebagai tontonnya.

Ialah Denmark, negara paling bahagia di dunia yang menjadi rumah bagi The Happiness Museum.

Dikutip oleh TribunTravel dari Travelandleisure, Rabu (2/9/2020), Happiness Museum merupakan sebuah institusi yang didedikasikan untuk gagasan kebahagiaan, cara kebahagiaan agar dipahami dan telah didiskusikan selama berabad-abad.

Museum Kebahagiaan secara resmi dibuka pada 14 Juli 2020 di ruang berukuran 240-persegi di Kopenhagen.

Ketika dunia dilanda pandemi virus corona , museum ini seperti secercah harapan.

"Aku rasa memang tidak banyak tamu ke sini (selama pandemi), tapi dunia membutuhkan sedikit lebih banyak kebahagiaan saat ini," ujar Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute, kepada CNN.

The Happiness Research Institute adalah sebuah organisasi yang mempelajari ilmu kebahagiaan yang kemudian menciptakan museum ini.

Lembaga ini secara khusus fokus untuk mempelajari alasan beberapa masyarakat lebih bahagia daripada yang lain, dengan tujuan membantu mempengaruhi perubahan politik dan sosial.

Ilustrasi kebahagiaan (Gambar oleh StockSnap dari Pixabay)

"Kami pikir, mengapa kami tidak menciptakan tempat untuk orang yang ingin merasakan kebahagiaan dari perspektif yang berbeda?" lanjut Wiking.

Museum ini tidak memamerkan benda berkilau yang menakjubkan, melainkan pameran dan pengalaman interaktif untuk menunjukkan kepada pengunjung bagaimana berbagai negara memandang kebahagiaan.

Reaksi pengunjung terhadap pengalaman interaktif ini juga membantu institut untuk melanjutkan penelitiannya.

Mengingat saat ini kita berada di tengah situasi pandemi, Museum Kebahagiaan pun tidak bisa menarget banyak orang untuk berkunjung.

Halaman
12