Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ini Alasan Kenapa Penumpang Harus Selalu Pakai Sabuk Pengaman Saat di Dalam Pesawat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Penumpang yang tetap memakai sabuk pengaman saat berada di dalam pesawat.

TRIBUNTRAVEL.COM - Bukan rahasia lagi, bahwa sabuk pengaman memiliki fungsi sebagai alat keselamatan.

Kebanyakan orang tidak akan berpikir dua kali untuk memasang sabuk pengaman di dalam mobil, tapi berbeda dengan pesawat.

Meskipun banyak penumpang yang selalu memasang sabuk pengaman sepanjang penerbangan, namun ada juga yang melepas gesper begitu tanpa sabuk pengaman dilepas.

Tentu, jika penumpang benar-benar perlu ke toilet, melepaskan sabuk pengaman sangat diperbolehkan.

Pramugari Ungkap 10 Perilaku Tergila Penumpang di Pesawat: Telanjang hingga Simpan Mayat dalam Tas

Tapi bagi penumpang yang duduk di kursi penumpang, ada baiknya untuk tetap memasang sabuk pengaman.

Ini dikarenakan, kita tidak pernah tahu jika terjadi masalah besar seperti turbulensi atau kerusakan pesawat.

Dikutip dari laman Travel and Leisure, Senin (24/8/2020), alasan utama kenapa penumpang harus memakai sabuk pengaman saat berada di dalam pesawat tak lain untuk menjaga keselamatan.

Sabuk pengaman (rd.com)

Selain itu, alasan lainnya adalah turbulensi yang kerap terjadi.

Turbulensi bisa terjadi karena pergeseran aliran udara, dan ini sangat umum terjadi dalam penerbangan.

"Alasan anda harus memakai sabuk pengaman, termasuk awak pesawat adalah karena anda tidak mau terbentur pesawat," kata Heather Poole, penulis 'Cruising Attitude: Tales of Crashpads, Crew Drama dan Crazy Passengers' pada laman Telegraph.

"Turbulensi terjadi dengan keras dan cepat, dan itulah alasan penumpang terluka karena terantuk badan pesawat di kepala karena mereka tidak memasang sabuk pengaman," imbuhnya.

Ilustrasi turbulensi pesawat (mirror.co.uk)

Ia menambahkan, turbulensi yang parah dapat membuat penumpang terluka dari kepala sampai lengan.

Dalam situasi parah, penumpang bahkan bisa terlempar hingga ke atap.

Di sisi lain, pilot memang bisa menggunakan peta meteorologi untuk memprediksi turbulensi, badai, dan angin kencang.

Prediksi ini biasanya digunakan pilot untuk menentukan kapan lampu tanda sabuk pengaman harus dihidupkan.

Bagaimana Pilot Tahu Kapan Harus Menyalakan Tanda Sabuk Pengaman?

Tentu saja, ada cara untuk memprediksi kapan sebuah pesawat mungkin mengalami turbulensi.

Pilot dapat menggunakan peta meteorologi untuk menghjndari badai petir, badai atau bahkan turbulensi, menurut ATTN.

Namun, penumpang tidak selalu tahu apa yang akan terjadi dalam penerbangan.

Sementara pilot menyalakan tanda sabuk pengaman ketika mereka melihat kantung turbulensi datang.

Tonton juga:

Setiap kali tanda sabuk pengaman menyala, penumpang harus tetap duduk, mengencangkan sabuk dan tidak memanggil pramugari (mereka juga perlu memikirkan keselamatannya).

Namun, jika penumpang tetap duduk di kursi dan tanda sabuk pengaman mati, maka penumpang tetap harus mengencangkan sabuk.

Poole mengatakan kepada Telegraph, “Anda tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi, dan itu terjadi, bahkan ketika tandanya mati. Itulah yang disebut turbulensi udara jernih. Turbulensi bukanlah lelucon. Orang-orang terluka. "

Selalu lebih baik untuk tetap aman dan bersiap, jadi pikirkan dua kali sebelum melepaskan ikatan hanya untuk kesenangan pada penerbangan berikutnya.

Ini Alasan Mengapa Pesawat Tidak Terbang di Jalur Lurus

Paspor Memiliki Warna yang Berbeda Tiap Negara, Ini Alasannya

Putrinya yang Berusia 2 Tahun Tak Pakai Masker, Ibu dan 6 Anaknya Ini Dipaksa Turun dari Pesawat

Untuk Pertama Kalinya, Acara Tahunan Hong Kong Wine & Dine Festival Digelar Virtual

Buka 11 Rute Baru, Garuda Indonesia Bagikan Diskon untuk Penerbangan Domestik

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)