TRIBUNTRAVEL.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat membuat kunjungan wisatawan internasional ditunda.
Seperti diketahui, Bali berencana membuka kunjungan turis asing pada 11 September mendatang.
Penyebaran Covid-19 dengan transmisi lokal yang meluas membuat alasan penundaan pembukaan pariwisata.
Ketua Persatuan Hotel Restaurant Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya saat dikonfirmasi oleh Tribun Bali Rabu (12/8/2020) menjelaskan soal pembukaan pariwisata.
• Promo Traveloka, Terbang ke Bali Mulai Rp 491 Ribuan
Ia mengakui sesuai rencana untuk membuka wisatawan mancanegara, akan dibuka pada 11 September 2020.
“Kemungkinan rencana 11 September dibuka untuk wisatawan manca negara ditunda. Karena situasi kondisi covid-19 di indonesia meningkat terus khususnya transmisi lokal,”katanya.
Pihaknya mengatakan setelah melalui rapat terbatas dan tertutup, rencana pembukaan itu untuk wisatawan mancanegara ditunda.
Selain karena pandemi covid-19 di Indonesia belum turun, sejumlah negara terjadi gelombang kedua untuk kasus covid-19. Sehingga pelebaran lockdown dilakukan oleh banyak negara.
“Kalau kita buka dan wisatawan juga tidak bisa ke sini (Bali) karena masih lockdown, ” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya mengakui jika Bali telah membuka kenormalan baru atau new normal.
Tamu untuk kunjungan wisatawan lokal dan juga domestik sudah dibuka.
Hanya saja hal ini juga belum bisa mendongkrak tingkat hunian hotel.
Sebab, tingkat hunian hotel di Badung masih sepi.
Pihaknya mengatakan pemerintah Provinsi Bali mau pun kabupaten/kota dalam menghadapi tantangan kehidupan baru atau new normal tentu mempersiapkan secara matang untuk menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini melalui verifikasi yang dibuat dua tim.
“Kalau di Provinsi kewenangan untuk memverifikasi hotel bintang 3,4,5 dan usaha travel agent. Untuk hotel bintang 1,2, hotel melati, pondok wisata, villa, dan DTW itu kewenangan kabupaten /kota. Tim ini sudah dibentuk dan sudah berjalan,” jelasnya.
Kendati demikian, Rai Surya Wijaya mengaku sudah ada sejumlah akomodasi pariwisata yang di verifikasi.
Namun sebelum tim turun, pihak perusahaan akomodasi pariwisata mempersiapkan diri atau verifikasi mandiri. Setelah itu, tim turun untuk mengecek semuanya.
“Kalau sudah memenuhi persyaratan kita akan menandatangani berita acara dan mendapat sertifikat. Mereka juga membuat fakta integritas, bahwa berkomitmen menjalankan protokol kesehatan new normal, ” bebernya.
Disinggung mengenai hunian hotel, pihaknya tidak tidak bisa berkomentar banyak.
Ia mengakui di Bali mulai tanggal 9 Juli 2020 telah membuka untuk wisatawan lokal.
Sembari mencoba menerapkan protokol kesehatan sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan.
Kemudian, tanggal 31 Juli 2020 membuka untuk wisatawan domestik atau wisatawan nusantara.
“Jadi tingkat hunian hotel masih sedikit, atau bisa dibilang satu digit. Ada 5 persen, sampai 9 persen, itu yang terjadi,” akunya
Meski demikian, pihaknya berharap masyarakat juga tetap mematuhi peraturan pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sehingga ke depan kondisi ekonomi kembali pulih dan kasus covid-19 tidak semakin bertambah. (*)
• Hari Pertama Pariwisata Bali Dibuka, 4.000 Penumpang Tiba di Bandara Ngurah Rai
• Traveloka Kerjasama dengan Pemkab Banyuwangi untuk Dorong Pertumbuhan Pariwisata Lokal
• Gunungkidul Perpanjang Uji Coba Pembukaan Pariwisata hingga 31 Agustus
• Pulau Dewata Sambut 4.000 Wisatawan Pada Hari Pertama Pembukaan Pariwisata Bali
• Pariwisata Bali Dibuka, AirAsia Denpasar-Surabaya Hanya Rp 321 Ribu Gratis Bagasi
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Soal Pembukaan Wisatawan Mancanegara ke Bali 11 September Nanti, PHRI Badung: Kemungkinan Ditunda