TRIBUNTRAVEL.COM - Pembukaan pariwisata di Jogja berdampak positif untuk industri perhotelan di Jogja.
Wisatawan luar daerah banyak yang mengunjungi Jogja.
Melansir TribunJogja, Ketua DPD PHRI DIY Deddy Pranowo Eriyono mengatakan bahwa hotel bintang 4 dan 5 saat ini memiliki okupansi 70 persen, bahkan saat Iduladha kemarin memiliki okupansi maksimum alias terisi 100 persen.
Ia menjelaskan, bahwa di masa pandemi ini, hotel tidak diperbolehkan menjual seluruh kamar yang dimiliki.
• Destinasi di Jogja Mulai Didominasi Wisatawan dari Luar Daerah
Mereka hanya boleh menjual setengah dari jumlah kamar yang ada untuk digunakan tamu.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan tamu dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di kamar hotel.
"Jadi 100 persen ini jangan diartikan semua kamar terisi penuh ya. Misal hotel punya kamar 300 kamar, yang dibuka setengahnya yakni 150 kamar. Jadi yang terisi 100 persen artinya 150 kamar ini terjual habis, begitu," ungkap Deddy, Rabu (5/8/2020).
Deddy mengatakan bahwa kenaikan okupansi hotel juga merupakan pengaruh dari wisatawan luar daerah yang sudah mulai pelesiran ke objek wisata yang ada di DIY.
"Kita menyambut baik wisatawan luar DIY yang mematuhi protokol kesehatan. Namun, sejauh ini mereka masih menyasar di hotel bintang 4 dan 5. Belum menyentuh bintang 2 ke bawah. Bintang 4 dan 5 merata, bintang 3 ke bawah masih sebatas di pusat (kota)," urainya.
Ia menambahkan, saat ini hotel dan restoran yang telah beroperasi dengan protokol kesehatan sebanyak 120 unit.
Adapun jumlah untuk hotel bintang 4 dan 5 di DIY sebanyak 20 unit.
Meski telah melayani banyak tamu, namun Deddy menegaskan tidak segan untuk menolak tamu yang tidak mematuhi protokol kesehatan bahkan tindakan tersebut sudah diterapkan.
Pihaknya menerima laporan sebanyak 10 kasus yang dilakukan oleh 8 hotel di DIY.
"Menolak tamu tanpa surat sehat, nggak pakai masker, banyak. Ada beberapa tamu hotel udah check in, keluar kamar nggak mau pakai masker, langsung disuruh check out uang dikembalikan. Tidak hanya revenue tapi juga keselamatan karyawan dan branding property yang diutamakan," tegasnya.
Ia pun mengatakan, untuk wisatawan rombongan tetap bisa menginap di hotel selama bukan mereka yang one day one tour maupun open trip.
Baca tanpa iklan