TRIBUNTRAVEL.COM - Perbatasan eksternal dari wilayah Schengen kemungkinan akan ditutup hingga September 2020.
Mengutip Schengen Visa Info, Selasa (14/4/2020), peringatan terbaru dari Presiden Prancis Emanuel Macron memadamkan harapan mereka yang berniat mengajukan permohonan visa Schengen selama periode tersebut.
European Commision telah menyerukan perpanjangan penutupan perbatasan hingga pertengahan Mei 2020.
Apabila perbatasan eksternal dilakukan sampai September 2020, maka warga negara non-Wilayah Ekonomi Eropa (non-EEA) dan pemegang izin tinggal tidak akan bisa melakukan perjalanan ke wilayah Schegen.
Disebutkan saat risiko pandemi virus corona berkurang, wilayah Schengen akan meminta dokumen tambahan terkait kesehatan pemohon visa.
• Daftar Transportasi di Eropa yang Berhenti Beroperasi Sementara Akibat Virus Corona
Seorang petinggi EU telah mengonfirmasi hal tersebut.
“Ketika Perbatasan Schengen dibuka pada September, apabila hal tersebut terjadi, pemohon visa Schengen perlu menyerahkan tes virus corona yang hasilnya negatif," katanya melalui pertukaran email dengan Schengen Visa Info.
Ia menyebutkan tes virus corona harus diambil dalam dua pekan sebelum permohonan visa.
“Pelancong mungkin akan diminta untuk mengambil tes baru sebelum melakukan perjalanan ke wilayah Schengen untuk memastikan mereka tidak terinfeksi untuk sementara waktu,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, para pemohon visa mungkin juga harus divaksin di masa depan saat vaksin sudah ditemukan. Terlebih jika virus corona tetap aktif.
Petinggi EU tersebut mengatakan bahwa pada masa lalu terdapat persyaratan yang serupa.
Persyaratan tersebut diberlakukan oleh beberapa negara anggota Schengen saat negara-negara terkena dampak flu babi dan virus Ebola.
Sementara itu, angka kasus virus corona di dunia hampir mencapai dua juta.
Amerika Serikat (AS) merupakan negara terparah di dunia yang terdampak virus tersebut.
AS memiliki 588.465 kasus virus corona yang terdeteksi.