TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang sering bepergian naik pesawat mungkin pernah mengalami beberapa keluhan.
Mulai dari penerbangan delay tanpa alasan jelas, turbulensi, hingga ruang kaki yang sempit.
Ternyata, bukan itu saja ketidaknyamanan yang dialami penumpang pesawat.
Ada masalah krusial lain yang jarang kita sadari.
Yaitu bahaya penularan virus yang bisa menjangkit siapa saja saat naik pesawat.
Sirkulasi udara di dalam pesawat yang kurang baik bisa membuat perjalananmu jadi kurang menyenangkan.
Sebuah studi oleh Organisasi Kesehatan Dunia menegaskan orang yang sering bepergian naik pesawat dikhawatirkan lebih rentan terkena penyakit karena menghirup udara 'kurang baik' di dalam kabin.
Menurut laporan yang ditulis oleh Susan Michaelis dari University of Stirling, 3,5 miliar penumpang dan 500 ribu awak kabin menjadi sasaran paparan tingkat rendah udara dalam kabin pada tahun 2015.
Tapi, tak perlu khawatir karena ada cara sederhana untuk mengurangi risiko tertular virus dari selama penerbangan.
Kamu hanya perlu membiarkan AC tetap menyala selama penerbangan.
Banyak orang memilih mematikan AC di atas tempat duduk karena merasa kedinginan.
Tapi, kali ini kamu perlu mempertimbangkan jika hendak melakukannya.
Pilihannya, mematikan ac karena kedinginan atau terpapar virus dan bakteri berbahaya yang kita tidak pernah tahu?
Dikutip dari laman travelandleisure.com, Minggu (29/9/2019), lubang kecil yang mengeluarkan udara sejuk itu sebenarnya sangat bermanfaat.
AC di pesawat membantumu menghindari kontak dengan mikroorganisme tertentu yang dapat membuat kamu sakit selama penerbangan.
Travel + Leisure telah berbicara dengan Dr. Mark Gendreau, direktur medis dan wakil ketua kedokteran darurat di Lahey Medical Center-Peabody sekaligus ahli penyebaran penyakit menular terkait perjalanan udara.
Dalam laporan tersebut, Dr. Mark Gendreau mengungkapkan cara kerja pendingin di pesawat dan cara yang bisa dilakukan wisatawan untuk mendapat manfaatnya.
Menurutnya, banyak orang tidak menyadari manfaat dan cara kerja ventilasi di pesawat.
Hal ini menyebabkan banyak penumpang mematikannya selama penerbangan karena dianggap terlalu dingin.
"Sebaigan besar pesawat menggunakan sistem penyaringan udara yang mendaur ulang 50 persen udara di dalam kabin, sehingga penting untuk memanfaatkan AC di atas tempat dudukmu," ungkapnya.
Apalagi, ruang yang lebih kering dan dingin cenderung tidak menyebabkan infeksi sinus dan hidung tersumbat.
Jika kamu duduk di sebelah orang yang bersin atau batuk misalnya, kamu bisa berada dalam bahaya karena aliran oksigen di dalam pesawat 'terperangkap'.
"Virus yang ditularkan melalui udara seperti TBC dan campak dapat ditularkan oleh partikel inti kecil yang menggantung di udara hingga lima jam," kata Gendreau.
Sementara virus terkait infeksi saluran pernafasan biasa dan infeksi saluran pernapasan bagian atas cenderung lebih besar dan lebih berat sehingga jatuh ke lantai agak cepat, namun partikel-partikel ini tetap hidup.
Di sinilah peran AC bekerja.
Menggunakan AC dan menyalakannya pada suhu sedang atau rendah, kamu dapat membuat 'zona penghalang udara' di sekitarmu.
Secara bersamaan, udara dingin ini memblokir partikel-partikel virus dan memaksanya jatuh ke tanah lebih cepat.
Pesawat juga memiliki kelembaban rendah, yang berarti selaput lendirmu dapat mengering selama penerbangan.
Ketika ini terjadi, kamu bisa lebih rentan tertular virus.
Itulah sebabnya menjauhkan virus dari tubuhmu sangat penting.
Sama pentingnya dengan menghindari menyentuh permukaan termasuk meja baki dan majalah di pesawat.
• 12 Pengakuan Pilot Selama Penerbangan, Termasuk Soal Penggunaan Ponsel
• Daftar 49 Negara yang Dapatkan Visa Turis Arab Saudi, Indonesia Masukkah?
• Inilah Tempat Duduk Pesawat yang Paling Disukai Penumpang
• Viral di Medsos, 10 Kelakuan Jorok Penumpang Pesawat yang Tak Patut Ditiru
TribunTravel.com/rizkytyas