TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin mencicipi sate kambing saat liburan ke Jogja? Datanglah ke Bantul.
Daerah Bantul memang layak disebut sebagai surganya pecinta sate kambing.
Seakan tidak ada habisnya membahas tempat makan yang menjual sate kambing di wilayah tersebut.
Mulai dari tempat makan yang berjualan dari malam hingga dinihari, hingga warung sate yang buka dari pagi (jam sarapan) bisa dijumpai di Bantul.
Untuk warung sate kambing yang buka dari pagi hari, sate kambing Pak Meyet adalah satu di antara pilihan yang wajib dicoba.
Berada di Dusun Pulokadang RT 01, Canden, Jetis, Bantul, kuliner Jogja ini buka dari jam 07.00 pagi.
• 12 Kuliner Malam di Jogja, Jangan Lewatkan Tongseng Pedas hingga Oseng Mercon
"Setiap harinya kami buka dari jam 07.00 pagi dan tutup sekitar jam 12.00 atau 13.00 siang," ujar Wawan pemilik sate Pak Meyet.
Selain karena melayani mereka yang ingin sarapan dengan menu aneka olahan daging kambing, alasannya buka sejak pagi hari karena kerja di pagi hari lebih enak dari pada siang hingga malam hari.
"Kayak orang kebanyakan, kerja mulai pagi hingga siang hari lebih enak daripada kerja sampai malam hari," ujar Wawan.
Tidan hanya waktu buka yang berbeda dari kabanyakan warung sate yang ada di kawasan Bantul, penyajian sate nya pun juga agak berbeda.
Selama ini sate kambing di daerah Bantul dikenal dengan panyajian menggunakan bumbu kecap, tetapi di Pak Meyet ini ada pilihan menggunakan bumbu kacang.
Sate kambing Pak Meyet ini memiliki potongan daging yang cukup besar.
Daging disajikan telah dilepas dari tusuknya setelah dibakar.
Disiram dengan bumbu kacang beserta kecap, bubuk merica, dan potongan cabai rawit.
Meski potongannya cukup besar, tetapi dagingnya empuk saat digigit.
LIHAT JUGA:
Bumbu kacang yang gurih manis dan lumayan pedas, berpadu apik dengan citarasa daging kambing.
Sebagai pendamping, disediakan lalapan berupa potongan kol dan timun.
Selain sate bumbu kacang, pengunjung juga bisa memilih sate bumbu kecap atau sate klathak.
"Di sini juga ada ada tonseng, dari daging, kepala, hingga otak. Gulai tulang dan jeroan kami juga punya," jelas Wawan.
Untuk harga, seporsi sate bumbu (beserta nasi dan minum) dihargai hanya Rp 23 ribu.
Untuk sate klathaknya sedikit lebih mahal yakni Rp 25 ribu.
Tongseng daging harga per porsinya sama dengan sate bumbu, dan tongseng kepala atau otak Rp 20 ribu.
"Gulai balungan jika makan sini Rp 20 ribu udah komplit nasi dan minum. Yang gulai biasa hanya Rp 15 ribu," kata Wawan.
Rasa yang mumpuni dan harga terjangkau membuat tempat makan ini selalu ramai pembeli.
Maka tidak heran dalam sehari bisa menghabiskan empat ekor kambing.
Bahkan jika akhir pekan bisa sampai habis enam ekor kambing.
Wawan sendiri meneruskan usaha terun temurun keluarga.
"Awalnya dari simbah yang jualan. Terus tahun 1983 Bapak saya meneruskan usaha warung sate, hingga sekarang saya yang melanjutkan," cerita Wawan.
• 8 Tempat Ngopi di Jogja untuk Liburan Akhir Pekan, Santai Sejenak di Peacock Coffee
• Liburan Akhir Pekan ke Malioboro, Ini Daftar Hotel Murah di Jogja Mulai Rp 39 Ribuan per Malam
• Mencicipi Mie Ayam Tumini, Kuliner Legendaris di Jogja yang Buka Sejak 1990-an
• 7 Tempat Wisata di Jogja dengan Spot Foto Klasik, Benteng Vredeburg hingga Situs Warungboto
• Cegah Penyebaran Virus Corona, 20 Tempat Wisata di Jogja Ditutup Sementara
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sarapan Sate Kambing Bumbu Kacang di Warung Sate Pak Meyet.