Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pulau di Antartika Ini Dipenuhi Salju Darah, Berbahayakah?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

salju darah di Vernadsky Research Base, Pulau Galindez, Antartika

TRIBUNTRAVEL.COM - Wilayah Antartika yang berada di kutub selatan Bumi sedang dilanda ‘salju darah’.

Fenomena ini disebut ‘salju darah’ karena ada banyak bercak merah yang menutupi es dan salju.

Sebenarnya apa yang terjadi, ya?

Dari mana asalnya warna merah pada es dan salju di Antartika itu?

Fenomena ‘Salju Darah’ di Antartika

Ekologi kelautan Andrey Zotov dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Ukraina, menangkap gambar-gambar ini saat melakukan penelitian di stasiun Antartika. (Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Ukraina)

Fenomena ‘salju darah’ ini juga dikenal dengan nama ‘salju semangka’.

Meski begitu, salju itu tidak bisa dimakan, karena penyebab salju di Antartika berwarna merah itu beracun bagi manusia.

7 Fakta Menarik Tentang Benua Antartika yang Jarang Didengar Orang

Memang apa yang menyebabkan salju dan es itu berwarna merah?

Beberapa minggu lalu, ilmuwan dari Pusat Penelitian Vernadsky Ukraina di Pulau Galindez, Antartika, menemukan salju dan es di tempat riset itu berubah warna dari yang awalnya putih bersih, menjadi berwarna merah darah.

TONTON JUGA

Ilmuwan itu adalah ahli ekologi kelautan, Andrey Zotov, dari Akademi Sains Nasional Ukraina.

Dia memang sedang melakukan penelitian di Antartika.

Akademi Sains Nasional Ukraina pun menjelaskan sebab dari ‘salju darah’ itu, penyebabnya adalah alga atau ganggang.

Ganggang yang ada di salju dan gletser itu adalah jenis ganggang merah Chlamydomonas Chlamydomonas nivalis.

Ganggang Penyebab ‘Salju Darah’

Ganggang merah itu sebenarnya hidup di balik salju dan pegunungan di seluruh dunia.

Yap, ganggang merah penyebab ‘salju darah’ itu bisa bertahan hidup di air yang membeku.

Saat musim dingin, ganggang merah Chlamydomonas Chlamydomonas nivalis tidur di bawah salju dan es.

Namun, saat ini di wilayah kutub selatan, termasuk Antartika sedang musim panas.

Ketika musim panas tiba dan salju mencair, ganggang itu berkembang dan menyebarkan spora seperti bunga yang berwarna merah.

Andrey Zotov/National Antarctic Scientific Centre of Ukraine/Ministry of Education and Science of Ukraine/Ganggang bisa semakin menyebar ketika salju mencair

Apakah Fenomena ‘Salju Darah’ Ini Berbahaya?

Fenomena ‘salju darah’ itu sudah mulai diperhatikan oleh ilmuwan sejak tiga abad sebelum Masehi.

Warna merah yang ada pada salju itu asalnya dari pigmen warna karotenoid di dalam ganggang.

Pigmen warna merah itu menyerap panas dan melindungi ganggang dari cahaya ultraviolet, sehingga ganggang itu bisa menyerap nutrisi dari cahaya matahari saat musim panas tanpa mengalami perubahan genetik.

Namun meski bermanfaat bagi ganggang, fenomena itu tidak baik bagi salju dan es.

Sel ganggang hijau (Chlamydomonas nivalis) bertanggung jawab atas warna merah pada paket salju gunung. (Departemen Pertanian AS)

Sebabnya, fenomena ‘salju darah’ itu menyebabkan terjadinya pemanasan dan es mencair secara berulang-ulang.

Mekarnya ganggang itu menjadi satu hal yang memengaruhi perubahan iklim, karena warna merah pada salju menyebabkan salju hanya membiaskan lebih sedikit cahaya matahari sehingga lebih cepat leleh.

Sehingga, semakin banyak ganggang yang “mekar” dan menyerap panas, semakin cepat es di sekitarnya meleleh.

Semakin banyak es yang meleleh juga membuat ganggang itu semakin cepat menyebar.

Fenomena itupun bisa terus terulang jika ganggang merah semakin menyebar.

Perubahan iklim juga membuat suhu Bumi meningkat, sehingga makin banyak es meleleh dan ganggang yang semakin menyebar.

Kenapa Pesawat Komersil Tak Boleh Lintasi Antartika?

Ini Alasan Pesawat Komersil Tak Boleh Lintasi Benua Antartika

Isi Goodie Bag Oscar 2020 yang Serba Mewah, Ada Paket Liburan 12 Hari Naik Kapal Pesiar ke Antartika

5 Fakta Unik Antartika, Penjara Bagi yang Berani Injak Lumut

7 Fakta Unik Antartika, Ternyata Tidak Punya Zona Waktu Sendiri

Artikel ini telah tayang di bobo.grid.id dengan judul Sebuah Pulau di Antartika Dipenuhi 'Salju Darah', Apa Penyebabnya?