TRIBUNTRAVEL.COM - Saat liburan ke Bali dan jalan-jalan di kawasan tempat wisata di Bali, kamu mungkin sering melihat pohon yang batangnya dililit kain kotak-kotak berwarna hitam putih.
Pohon yang diberi kain poleng atau kain bercorak hitam-putih merupakan pemandanan yang lazim dilihat saat berada di Pulau Bali.
Sebagai wisatawan yang datang ke Bali, tentu perlu menghormati adat istiadat yang berlaku di Bali.
Satu di antaranya tentu saja jangan sembarangan buang air kecil, apalagi jika dilakukan di pohon.
TONTON JUGA :
• Jangan Letakkan Barang di Kantong Belakang Kursi Pesawat, Ini Bahayanya
• Cari Bakso Enak di Surabaya? Ini 15 Tempat Rekomendasinya
• Rute dan Harga Tiket Masuk Gua Jomblang, Tempat Wisata Favorit di Gunungkidul
Nyoman Suani selaku Serati Banten (ahli membuat sajen khas Bali) menjelaskan alasannya.
Wisatawan yang datang ke Bali terutama laki-laki harus berhati-hati saat buang air kecil di pohon.
"Kalau mau buang air kecil itu harus 'permisi'," jelas Nyoman Suani saat ditemui di stan mengulat janur di acara Pekan Kebudayaan Nasional di Istora, Senayan, Jakarata, Selasa (8/10/2019).
"Apalagi jika ada pohon yang diberi sarung kotak-kotak, jangan buang air kecil di sana, karena kalau sudah diberi sarung sudah sangat sakral," tambahnya.
Perempuan asli Bali itu menjelaskan, pohon yang sudah diberi sarung dengan corak hitam dan putih dipandang sakral atau disucikan oleh orang Bali.
• Suhu Panas di Semarang, 5 Tempat Wisata Indoor Ini Bisa Dikunjungi
• Ini Tanggapan Shireen Sungkar saat Tahu Wajahnya Terpampang di Badan Pesawat AirAsia
Jadi pohon tersebut jangan sampai diludahi apalagi dikencingi.
Kerap kali jika tidak ada toilet, tujuan utama untuk buang air kecil adalah pohon.
Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh kaum pria.
Orang Bali percaya beberapa pohon ada penunggunya.
"Jika ada pohon yang diberi kain kotak-kotak itu memang ada penunggunya, jadi jangan sampai dilawan," jelas Suani.
Baca tanpa iklan