TRIBUNTRAVEL.COM - Fakta-fakta unik tentang Sekaten Jogja yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Banyak kita hanya hanya tahu bahwa Sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan sebagai peringatan ulang tahun Nabi Muhammad yang diadakan oleh keraton Yogyakarta.
Biasanya Hajad Dalem Sekaten ini diadakan pada 3 hingga 10 November pada setiap tahunnya, namun Sekaten kali ini tidak dirayakan dengan pasar malam.
Ada beberapa fakta unik mengenai Sekaten, mulai dari asal nama Sekaten, tempat pertama diadakannya Sekaten dan masih banyak lagi.
Dilansir dari berbagai sumber, Tribun Travel merangkum 5 fakta unik tentang Sekaten Jogja.
1. Berasal dari Bahasa Arab
Nama sekaten adalah hasil adaptasi istilah dari bahasa Arab, syahadatain yang berarti "persaksian (syahadat) yang dua".
TONTON JUGA
Maksud dari istilah ini adalah persaksian atas 'syahadat 'yang terdiri dari dua kalimat.
Perluasan makna dari sekaten tersebut dapat dikaitkan dengan istilah sahutain yang berarti menghentikan atau menghindari dua perkara.
Dua perkara itu adalah sifat lacur dan menyeleweng.
Selain itu, sekaten juga bisa dikaitkan dengan sakhatain atau menghilangkan dua watak, yaitu watak hewan dan sifat setan.
Kemudian ada juga sakhotain yakni menanamkan dua perkara, yaitu selalu memelihara budi suci atau budi luhur dan selalu menghambakan diri pada Tuhan.
• Inilah Bedanya Pasar Malam Perayaan Sekaten Solo dan Yogyakarta
• 5 Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Berbagai Negara, Mulai dari Sekaten hingga Bale Saji
2. Pertama Kali Diadakan di Demak
Meskipun saat ini perayaan Sekaten bisa kamu temukan di Surakarta dan Jogjakarta, namun dua tempat ini bukan tempat pertama dilangsungkannya Sekaten.
Sudah berusia ratusan tahun, perayaan Sekaten sudah ada ketika kerajaan-kerajaan Islam berdiri di tanah Jawa, yaitu pada zaman Kesultanan Demak.
Awalnya perayaan Sekaten diadakan di halaman Masjid Agung Demak.
3. Pada Awalnya Bertujuan Menyiarkan Agama Islam
Perayaan Sekaten ini sudah ada sejak kerajaan-kerajaan Islam di tanah Jawa, yakni pada zaman Kesultanan Demak.
Sekaten diadakan sebagai salah satu upaya menyiarkan agama Islam.
Karena orang Jawa saat itu menyukai gamelan, pada hari raya Islam yaitu pada hari lahirnya Nabi Muhammad di halaman Masjid Agung Demak dimainkanlah gamelan.
Hal itu dapat menarik masyarakat berduyun-duyun datang ke halaman masjid untuk mendengarkan gamelan.
Saat itulah khutbah-khutbah mengenai keislaman juga disiarkan.
4. Pasar Malam Dulunya Bukan Bagian dari Sekaten
Sebelumnya, perayaan Sekaten di Jogja selalu dimeriahkan dengan pasar malam yang diadakan di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Pada zaman dahulu, perayaan Sekaten tidak disemarakkan dengan pasar malam.
Karena sebenarnya pasar malam adalah usaha dari kolonial Belanda agar masyarakat pada saat itu terpecah perhatiannya sehingga tidak mengikuti perayaan Sekaten.
Kemudian setelah itu, pasar malam tersebut diadaptasi menjadi satu bagian dari perayaan Sekaten.
• 10 Menu Sarapan Khas Jogja di Dekat Jalan Malioboro
• Jogja Bay Waterpark Beri Promo Spesial dalam Rangka HUT Jogja ke-253
5. Pasar Malam Sekaten Kembali Ditiadakan
Keraton Yogyakarta membenarkan bahwa Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) pada tahun ini ditiadakan.
Peniadaan pasar malam Sekaten ini karena beberapa hal, mulai dari mengembalikan kembali spirit hajad Sekaten yang dibawa oleh para Walisongo.
Kemudian juga mencegah terjadinya masalah baru usai perayaan pasar malam Sekaten seperti masalah sampah dan rumput yang rusak.
Namun, PMPS ini tidak dihapuskan begitu saja.
Pihak Keraton Yogyakarta mengatakan bahwa PMPS akan dilaksanakan dua tahun sekali.
"Pasar malamnya dua tahun sekali, ini sudah kesepakatan dengan kota (pemkot)," ujar Sultan seusai melantik Penjabat Sekda DIY di Bangsal Kepatihan, Jumat (4/10/2019).
• Daftar 6 Tiket Murah ke Hong Kong untuk Liburan Akhir Pekan
• 5 Tempat Wisata di Gianyar yang Wajib Didatangi saat Backpackeran ke Bali
• 5 Kuliner Ekstrem di Jepang, Cobain Lembutnya Daging Kuda Mentah
• 5 Masjid Tertua di Indonesia, Ada yang Berusia Lebih dari 700 Tahun
• 7 Tempat Wisata di Bandungan Semarang, Cocok untuk Menyegarkan Pikiran saat Liburan Akhir Pekan
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)