TRIBUNTRAVEL.COM - Ada temuan baru terkait hilangnya pesawat MH370.
Pada 8 Maret 2014, Malaysia Airlines MH370 yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing hilang dari radar.
Ada 239 penumpang dan awak yang ikut dalam pesawat MH370.
Dilansir dari Fox News, temuan baru pesawat MH370 menyebutkan ada muatan misterius yang dikemukakan oleh insinyur Prancis.
Seorang insinyur Prancis, Ghyslain Wattrelos kehilangan istri dan dua anaknya yang ikut dalam penerbangan pesawat MH370.
Wattrelos mengatakan kepada surat kabar Le Parisien bahwa penyelidik Prancis memeriksa penumpang dan bagasi yang dilaporkan dalam pesawat MH370.
"Juga diketahui bahwa muatan misterius 89 kg ditambahkan ke pesawat setelah lepas landas," kata Wattrelos kepada surat kabar itu.
Dikutip dari The Atlantic, penulis dengan spesialis penerbangan, William Langewiesche mengungkap hal yang terjadi pada pesawat hilang termasuk melihat Kapten Zaharie Ahmad Shah.
Kapten Zaharie Ahmad Shah juga dilihat karena terindikasi mempunyai masalah.
Namun, dari laporan tim penyelidik internasional yang beranggotakan 19 orang, kepala penyelidik Kok Soo Chon mengatakan tidak ada bukti perilaku aneh dari pilot Zaharie Ahmad Shah dan co-pilot Fariq Abdul Hamid yang membuat mereka membajak pesawat MH370.
Menurut Langewiesche, malam ketika pesawat MH370 hilang, kontrol diambil di kokpit selama periode 20 menit antara 01.01 dan 01.21 dan catatan radar menunjukkan autopilot mungkin dimatikan.
Wattrelos mengatakan dia yakin penerbangan itu sengaja dijatuhkan dan kemungkinan menabrakkan pesawat ke laut.
Puing-puing yang diyakini pesawat MH370 tersebar di pantai Afrika dan Samudera Hindia.
Pencarian Australia, Malaysia dan China tidak bisa mendapatkan lokasi terjatuhnya pesawat.
"Ini akan menjadi bagian dari pertanyaan untuk orang Malaysia," tutup Wattrelos.
Keluarga Penumpang Minta Pencarian Dilanjutkan
Jacquita Gonzales, istri dari korban pesawat MH370 Steward Patrick Gomes, mengatakan ingin pemerintah mengizinkan upaya pencarian.
VR Nathan yang istrinya juga jadi korban pesawat MH370 mengatakan, puing-puing tersebut ditemukan di Madagaskar.
"Lima puing baru telah ditemukan di lepas pantai Madagaskar, termasuk satu bagian yang memiliki bagian dari label masih bisa dibaca," kata Nathan.
"Kami ingin pemerintah terus mencari puing-puing ini dan mengumpulkannya seperti teka-teki sehingga kami bisa mendapatkan petunjuk mengenai apa yang terjadi pada pesawat," tambahnya.
Putrinya mengatakan, barang-barang itu ditemukan antara Desember 2016 dan Agustus 2018.
Ia mengatakan penemuan itu merupakan terobosan besar.
"Kenyataan bahwa puing masih ada dan berarti penyelidikan harus tetap dilanjutkan," katanya.
• Tanggapi Klaim Nelayan Indonesia yang Lihat MH370, Ini Pendapat Mantan Wakil Menteri Malaysia
• 10 Kecelakaan Pesawat Paling Misterius Sepanjang Sejarah Manusia, Hilangnya MH370 Masih Jadi Misteri
• Pilot Ini Bagikan Tips Mengamankan Diri Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat
• 5 Alasan Kenapa Pesawat Terbang Komersial Kebanyakan Berwarna Putih
• Polisi Bandara Spanyol Temukan Mumi Janin Dalam Toilet Pesawat
• Info Tarif Tiket Pesawat PP Murah untuk Liburan ke Maldives
Keluarga para korban selanjutnya menyerahkan puing-puing tersebut ke Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke pada Jumat di kantornya di Putrajaya, Malaysia.
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan melanjutkan pencarian jika disediakan dengan prospek yang kredibel.
"Kami terbuka untuk proposal, tetapi kami harus memiliki beberapa prospek yang kredibel sebelum kami memutuskan," katanya.
Loke mengatakan pemerintah akan segera memverifikasi hasil temuan.
Lebih dari 30 puing pesawat telah dikumpulkan dari berbagai tempat di seluruh dunia tetapi hanya tiga fragmen sayap yang hanyut di sepanjang pantai barat Samudera Hindia telah dikonfirmasi berasal dari pesawat MH370.
"Kami akan membutuhkan beberapa petunjuk yang kredibel sebelum kami membuka kembali pencarian," katanya kepada wartawan.
Salah satu bagian yang ditemukan dan dikonfirmasi berasal dari pesawat MH370 termasuk bagian sayap dua meter yang dikenal sebagai flaperon.
Tonton juga:
(TribunTravel/Arif Setyabudi)
Baca tanpa iklan