TRIBUNTRAVEL.COM - Berikut panduan lengkap liburan ke Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Dataran Tinggi Dieng atau yang sering disebut dengan 'Negeri di Atas Awan' terletak di wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.
Disebut dengan 'Negeri di Atas Awan karena daerah ini berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut dan sering diselimuti kabut.
• Mengintip Potret Serunya Menikmati Salju Jawa di Dieng
Tonton juga:
1. Transportasi
- Dari Wonosobo (Bus)
Ada transportasi umum yang bisa kamu gunakan dari Wonosobo ke Dieng salah satunya mikro bus.
Mikro bus merupakan mini bus yang memiliki tempat duduk sebanyak 17 kursi.
Kamu bisa menjumpai Mikro bus mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Untuk sampai ke Dieng, kamu cukup membayar ongkos kurang lebih Rp 15.000 dengan menggunakan mikro bus ini.
- Dari Yogyakarta (Bus)
Jika kamu berangkat dari Kota Yogyakarta ada dua terminal yang bisa kamu gunakan yakni Terminal Umbulharjo dan Jombor untuk sampai di Wonosobo.
Dengan waktu tempuh sekitar 3,5 -4 jam, setelah sampai di terminal Wonosobo kamu bisa menggunakan angkutan kota menuju Terminal Bus Dieng Batur.
- Dari Jakarta (Kereta api)
Untuk jalur transportasi kereta api, kamu bisa menuju ke Stasiun Gambir atau Senen.
Namun jika kamu ingin menggunakan kereta api dengan tarif yang sangat murah dan perjalanannya cepat, maka disarankan untuk menuju ke Stasiun Senen.
Melalui stasiun ini kamu bisa menggunakan kereta Kutojaya, Progo, Krakatau atau kereta ekonomi lainnya, untuk menuju dan turun di stasiun Purwokerto.
Jika sudah sampai di Stasiun Purwokerto, kemudian kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju terminal Purwokerto dengan menggunakan angkot B2 warna orange.
Untuk perjalanan selanjutnya, dari terminal Purwokerto, kamu bisa naik lagi menggunakan mikro bus dengan Jurusan Banjarnegara lalu turun di terminal Banjarnegara.
Setelah sampai di terminal Banjarnegara, kemudian melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan mikro bus dengan Jurusan Banjarnegara ke Batur dan turun di Pasar Batur.
Setelah itu kamu bisa naik lagi menggunakan mikro bus dengan jurusan Batur ke Dieng ke Wonosobo, lalu turun di Dieng.
- Dari Jakarta (Pesawat)
Apabila kamu ingin ke Dieng dengan menggunakan jalur udara, kamu bisa menggunakan transportasi pesawat terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta ataupun juga bisa dengan tujuan Bandara Achmad Yani Semarang.
Jika kamu mengambil tujuan Yogyakarta, kamu bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum dari Bandara ke terminal Jombor, atau bisa juga menuju ke terminal Giwangan.
Setelah sampai di terminal, untuk perjalanan selanjutnya bisa menggunakan bus dengan jurusan Wonosobo.
Setelah sampai di Wonosobo, maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mikro bus dengan Jurusan Wonosobo - Dieng - Batur dengan jarak tempuh sekitar 1 jam lalu turun di Dieng.
Apabila kamu mengambil tujuan Semarang, selanjutnya dari bandara kamu bisa melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi umum menuju ke terminal bus.
Kemudian dari terminal bus, kamu bisa naik bus dengan jurusan Wonosobo atau jurusan Purwokerto dan turun di Wonosobo.
Setibanya di Wonosobo dilanjutkan dengan naik mikro bus jurusan Wonosobo - Dieng - Batur dan turun di Dieng.
2. Penginapan
Untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan Dataran Tinggi Dieng bisa menginap di beberapa hotel dekat Dataran Tinggi Dieng.
Ada beberapa penginapan murah yang menyediakan fasilitas lengkap.
Kamu bisa mencari penginapan yang mematok harga mulai dari Rp 120 ribu per malam.
Satu di antaranya adalah Tani Jiwo Hostel Dieng yang menawarkan tarif menginap mulai dari Rp 120 ribu per malam.
Fasilitas yang disediakan cukup lengkap, termasuk layanan kamar 24 jam, hingga Wifi.
3. Kuliner
Ada banyak kuliner di Dataran Tinggi Dieng yang bisa kamu nikmati di antaranya:
- Mi Ongklok
Mi ongklok merupakan salah satu sajian mi khas Wonosobo yang juga banyak dijual di Dieng.
Mi ongklok ini terbuat dari mi kuning yang dicampur dengan kol (kubis) lalu direbus dan disiram dengan kuah kental.
Kadang beberapa penjual juga menambahkan potongan tahu dan daun kangkung atau kucai sebagai bahan tambahan.
Cita rasa mi ongklok ini cukup unik, karena cenderung ke arah manis.
Kuah kental (biasa disebut luh) yang terbuat dari campuran kanji dipadukan dengan sambal kacang, membentuk rasa manis yang gurih dan lezat.
- Tempe Kemul
Tempe kemul sebetulnya varian lain dari tempe mendoan, hanya saja ada perbedaan antara keduanya.
Kalau tempe mendoan biasanya identik dengan makanan khas Banyumas.
Yaitu tempe yang dibalut dengan adonan tepung lalu digoreng setengah matang, jadi masih agak basah.
Beda hal dengan tempe kemul yang digoreng kering di bagian tepi dan tetap empuk di bagian tempenya, juga berwarna kuning.
Warna kuning ini berasal dari pewarna alami yaitu kunyit atau kunir.
Yang membedakan tempe kemul selain tekstur tepungnya adalah, adanya campuran daun kucai.
Karena biasanya tempe mendoan lebih sering dicampur daun bawang ketimbang kucai.
- Carica
Carica mirip dengan buah pepaya, namun ukurannya lebih kecil.
Carica merupakan jenis pepaya yang hanya mau tumbuh di daerah yang dingin dan lembab dengan ketinggian sekitar 1.500-3.000 mdpl.
Tak sulit menemukan manisan carica saat Kamu berlibur ke Dieng.
Banyak pedagang oleh-oleh yang menjualnya, karena carica sendiri memang salah satu oleh-oleh paling khas dari Dieng.
Rasanya manis dan sedikit asam, dan paling enak dinikmati saat dingin.
Daging buahnya manis dan sedikit kenyal, mirip dengan buah pepaya yang belum terlalu matang.
4. Tiket masuk
Tiket masuk ke kawasan Dataran Tinggi Dieng yakni Rp 10.000 per orang.
Jika kamu ingin mengunjungi beberapa wisata lainnya ada tarif tiket masuk yang harus kamu bayar.
Sebagai informasi, jam operasional Dataran Tinggi Dieng adalah 24 jam.
Dianjurkan untuk berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng saat pagi hari untuk menikmati sunrise yang menawan.
• Fenomena Bun Upas di Dieng Diprediksi Muncul hingga Oktober Mendatang
• Pengunjung Bisa Camping di Dieng Saat Dieng Culture Festival 2019
• Lelah Berburu Embun Es di Dieng? Jangan Lupa Mencoba Hangatnya Mi Ongklok
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)