Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Hari Raya Nyepi 2019

4 Filosofi yang Diajarkan Dibalik Kesunyian ketika Hari Raya Nyepi yang Dilakukan Umat Hindu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Nyepi di Bali

TRIBUNTRAVEL.COM - Umat Hindu akan menjalani Tapa Brata Penyepian pada Kamis 7 Maret mendatang.

Secara filosofis, Nyepi adalah proses pergantian tahun Caka, yakni dari tahun lama ke tahun yang baru, dari kehidupan lama menuju kehidupan baru.

Nyepi sendiri berasal dari kata sepi atau hening yang mengajarkan kita untuk mengutamakan hidup dalam suasana damai yang hening dan harmonis.

Selain itu, melalui Nyepi, manusia mengevaluasi kembali relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan penciptanya serta manusia dengan alam.

Suasana Nyepi di Bali (Ig/360bali)

7 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Apabila Sedang Berlibur di Bali saat Nyepi

Hal ini disebut dengan Trihita Karan, yakni berkontemplasi dan menjalani berbagai pantangan agar mengalami "pemutihan" diri.

Tonton Juga

Saat Nyepi, manusia menghentikan segala aktivitas rutin sehari-hari sehingga alam kemudian bebas bergerak sesuai rotasinya tanpa campur tangan manusia.

Pada saat Nyepi, manusia dan semesta sama-sama mencari keseimbangan dan memperbaikinya diri dalam relasinya, sebab jika manusia rusak alam pasti rusak.

Dan sebaliknya, jika alam rusak pasti karena manusianya juga rusak.

Saat menjalani Nyepi, lanjut dia, umat Hindu memiliki empat pantangan yang tidak boleh dilanggar yang biasa disebut dengan Catur (Brata) Penyepian.

1. Amati Geni (Tidak Boleh Menyalakan Api)

Api adalah simbol hawa nafsu.

Pada hari Nyepi, umat Hindu berkontemplasi tanpa menyalakan api atau adanya cahaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang disimbolkan dengan api.

Hari Raya Nyepi, Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk akan Ditutup, Ini Jadwal Selengkapnya

2. Amati Karya (Tidak Bekerja)

Dengan amati karya, umat Hindd kembali melakukan evaluasi dalam suasana hening tentang apa yang sudah dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang matang.

Manusia pada dasarnya perlu istirahat dan tidak bekerja secara berlebihan.

Melalui amati karya ini, manusia dapat melihat ke dalam untuk memutuskan apa yang harus dikerjakan di masa yang akan datang sesuai kemampuan dan perhitungan yang tepat.

Rayakan Nyepi 2019, 5 Hotel Terbaik di Bali Ini Tawarkan Promo Menarik, Intip Daftarnya

3. Amati Lalanguan (Tidak Bersenang-senang)

Pada hari Nyepi, manusia tidak mencari kesenangan atau hiburan yang bersifat duniawi dengan tujuan manusia bisa mengendalikan diri dengan memberikan hiburan batin.

Dengan ini nafsu untuk berfoya-foya atau dikendalikan kesenangan duniawi bisa diredam dan menjadi lebih bijaksana.

4. Amati Lelungan (Tidak Bepergian)

Melalui amati lelungan umat Hindu mengistirahatkan tubuh sambil melihat selama tahun yang lewat sudah sukses atau tidak.

Apakah sesuai harapan atau tidak sehingga bisa memperbaiki diri di tahun yang baru.

Empat hal itu intinya melihat ke dalam menggunakan mata batin apa yang telah terjadi, dan mengetahui bagaimana relasi kita selama ini dengan sesama, Tuhan dan alam semesta.

5 Hal Sepele yang Sering Tertinggal saat Liburan ke Luar Negeri, Ada Charger Ponsel Hingga Uang

5 Tempat Terbaik Menikmati Keindahan Bunga Sakura Selain Jepang, Satu di Antaranya Ada di Indonesia

4 Menu Kuliner Halal di Bali yang Bisa Kamu Jadikan Menu Sarapan, Coba Tipat Sayur yang Khas

10 Daftar Kupon Promo Burger King Maret 2019, Beli Banyak Varian dapat Diskon 50 Persen

5 Roti Terkenal di Dunia yang Cocok jadi Menu Sarapan, Sudah Pernah Makan Croissant?

(TribunTravel.com/GigihPrayitno)