Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Foto Langka Ini Perlihatkan Keindahan Afghanistan era 1920-an, Bagai Surga Penuh Bunga Warna-warni

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fotografer Prancis mengabadikan kondisi Afghanistan tahun 1920-an yang masih tampak indah

TRIBUNTRAVEL.COM - Mendengar nama Afghanistan, hal pertama yang terbayang dalam pikiran kita mungkin sebuah tempat yang mengerikan di mana perang terjadi di sekitarnya.

Rupanya, Afghanistan dulu tidak semenyeramkan yang kita bayangkan saat ini.

Afghanistan pada akhir tahun 1920-an dipenuhi taman-taman indah dan terawat, bangunan bersejarah yang megah dan pegunungan yang memukau.

Afghanistan (Twitter.com)

Bacha Posh, Tradisi Besarkan Anak Perempuan jadi Laki-laki di Afghanistan dan Dianggap Lazim

Hal itu bisa dibuktikan oleh serangkaian foto langka yang diambil fotografer Prancis, Frédéric Gadmer.

Frédéric Gadmer menghabiskan waktu menjelajahi Afghanistan pada 1928.

Tonton Juga

Hafizullah, Pemandu Paling Berani di Dunia yang Mengabaikan ISIS dan Bawa Turis Keliling Afghanistan

Ia dilibatkan dalam proyek fotografi global ' The Archives of the Planet' yang diprakarsai oleh dermawan Perancis, Albert Kahn.

Antara 1909 dan 1931, Kahn mengirim fotografer ke lebih dari 50 negara untuk mendokumentasikan apa yang mereka lihat.

Foto-foto Gadmer tentang Afghanistan yang damai baru-baru ini digali oleh fotografer RFE / RL Amos Chapple dan ia dengan senang hati membagikannya kepada MailOnline Travel.

Koleksinya termasuk gambar Istana Darul Aman, seperti yang terlihat pada tahun 1928, penghargaan untuk optimisme zaman.

Eksteriornya yang megah menjadi cikal bakal ibu kota baru, Darulaman, yang akan dibangun di sekitarnya, sekitar 16 mil barat daya Kabul.

Namun, perubahan dalam kepemimpinan menggagalkan penyelesaiannya dan segala aspirasi untuk menjadi ibu kota.

Kisah 6 Remaja Pengubah Sejarah Dunia: Ada Joan of Arc hingga Malala Yousafzai dari Afghanistan

Jepretan lain menunjukkan taman yang menakjubkan di kota Paghman.

Tempat itu dulu bagai surga dengan bunga berwarna-warni dan air mancur bergaya klasik dari batu, tetapi sekarang daerah tersebut telah sepenuhnya dibuldoser dan bahkan pohon-pohonnya telah musnah.

Frédéric Gadmer via dailymail.co.uk

Makhunik, Desa Kurcaci Berusia 1.500 Tahun di Perbatasan Iran-Afghanistan

Perang yang terjadi antara 1980 dan 1990-an telah merusak tempat ini, dan membuatnya jadi tempat yang tidak bisa dikenali.

Frédéric Gadmer via dailymail.co.uk

Bacha Posh, Tradisi Besarkan Anak Perempuan jadi Laki-laki di Afghanistan dan Dianggap Lazim

Halaman
12