TRIBUNTRAVEL.COM - Nikmati beragam jajanan kuliner jadul saat jalan-jalan di Pasar Kebon Watu Gede yang berlokasi di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.
Pasar Kebon Watu Gede menawarkan suasana berwisata kuliner dan belanja yang cukup unik.
Pasalnya, pembeli di Pasar Kebon Watu Gede menukar belanjaamnya bukan dengan rupiah.
Karena, pasar ini masih menggunakan alat ganti pembayaran dengan Benggol.
Pasar ini masih memberlakukan sistem pembayaran seperti pada pasar-pasar kuno zaman dahulu yang menggunakan mata uang kuno untuk melakukan transaksi jual-beli.
Selain itu, yang menjadi keunikan dari Pasar Kebon Watu Gede ini satu di antara pasar yang menawarkan nuansa wisata alam, seni, kebudayaan, dan kuliner.
Pada saat pengunjung memasuki Pasar Kebon Watu Gede, kamu akan disambut dengan hawa sejuk dari pengunungan, karena lokasi pasar tidak jauh dari Gunung Sumbing.
Suasana alam yang asri, rumpun bambu yang rimbun, serta pepohonan yang mengelilingi penjuru pasar akan memberikan nuansa alam yang indah.
Dikutip dari Tribun Jogja, saat memasuki pasar pengunjung akan disambut dengan para pegawai pasar yang mengenakan baju tradisional Jawa kuno.
Tidak hanya mengucapkan selamat datang, nantinya pegawai pasar akan menawarkan Benggol kepada pengunjung sebagai penganti alat tukar uang.
Selain panorama pasar yang asri dan alat tukar uangnya yang unik, pasar ini juga menyediakan beragam jajanan kuliner jadul yang khas.
Mengutip dari Tribun Jogja, banyak jajanan tradisional yang bisa dibeli oleh para pengunjung pasar.
Mulai dari clorot, sengkulun, kluban, buntil, sego jagung, gethuk, dan sebagainya.
Tidak hanya makanan, di sana juga menjual berbagai menu minuman tradisional juga.
Ada minuman wedang uwuh, wedang jahe, selendang mayang, hingga dawet ayu yang akan menggugah selera kamu untuk membelinya.
Selain asri, dekotasi Pasar Kebon Watu Gede juga dibuat dengan kesan tradisional karena menggunakan bambu untuk menopang bangunan dan beratapkan dedaunan.
Para penjualnya pun juga tampil dengan gaya orang Jawa tradisional.
Penjual perempuan mengenakan pakaian kebaya hingga sanggul.
Sementara penjual pria mengenakan setelan pakaian tradisional Jawa dan lengkap dengan blangkon di kepala.
Pengunjung bisa menikmati beragam jajanan dan membelinya dengan blongkeng sambil menikmati suasana pasar yang unik.
Menurut pihak Pengelola Pasar Kebon Watu Gede, asal mula ide membangun pasar ini berawal dari gagasan pemuda Karangtaruna Desa Jetak.
Pemuda Karangtaruna ingin membuat pasar dengan konsep yang berbeda dari yang lain, sehingga akan menarik para wisatawan untuk datang.
"Awalnya dari karangtaruna Desa Jetak, biar ada kegiatan mencari kegiatan yang orientasinya mensejahterakan masyarakat sekitar. Lalu kami mencari ide, dan ketemulah Pasar Kebon Watu Gede ini," ujar Ari dikutip dari Tribun Jogja, Senin (24/12/2018).
Tidak hanya unik dan menarik, pasar ini juga mengusung gerakan ramah lingkungan.
Untuk membungkus makanan atau belanjaan, pihak pasar menyediakan besek sebagai pengganti bungkus plastik.
Pasar ini mulai beroperasi sejak Februari 2018 lalu.
Pasar buka setiap hari Minggu Legi atau Pahing saja, jadi jika kamu ingin berkunjung jangan sampai salah hari.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)