TRIBUNTRAVEL.COM - Penulis, Penari dan Guru Besar Jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Sri Rochana Widyastutieningrum meluncurkan buku terbaru miliknya yang berjudul 'Suyati Tarwo Sumosutargio: Maestro Tari Gaya Mangkunegaran'.
Peluncuran buku 'Suyati Tarwo Sumosutargio: Maestro Tari Gaya Mangkunegaran' ini dilaksanakan di Teater Kecil ISI Surakarta pada Jumat 2 November 2018.
Buku ini adalah biografi singkat tentang Suyati Tarwo Sumosutargio yang akrab disapa Bu Tarwo terkait tentang profesinya sebagai penari dan maestro tari gaya Mangkunegaran.
Sri Rochana sebagai penulis buku mengenal Bu Tarwo dengan sangat dekat karena beliau adalah satu murid menari Bu Tarwo sejak 1986 hingga sekarang.
• Video: Keren! Begini Busana Rancangan Mahasiswa ISI Surakarta di SBF 2016
Penulis menceritakan pengalaman yang dialami Bu Tarwo dalam melestarikan tari gaya Mangkunegaran dalam buku ini agar apa yang sudah diperjuangkan oleh Bu Tarwo dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
Pada tahun ini Bu Tarwo atau sering dipanggil Eyang Tarwo berusia 85 tahun dan telah mengabdikan diri sebagai penari sejak usia muda.
Bu Tarwo sudah menjadi penari selama lebih dari 70 tahun.
Sampai sekarang, pengabdian itu masih dijalani dengan tulus dan ikhlas serta senang hati oleh Bu Tarwo, beliau tetap menjaga, melestarikan dan mengembangkan tari gaya Mangkunegaraan dengan cara mengajarkan kemampuan para penari yang lebih muda di Mangkunegaran.
• Seberapa Penting Mematikan Ponsel Selama Penerbangan?
Atas ketekunan, kerja keras dan konsistensinya, Bu Tarwo memperoleh Penghargaan Maestro Tari Tradisional Gaya Mangkunegaraan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Anugerah penghargaan itu diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada Bu Tarwo ini dilakukan pada Agustus 2009.
Tidak hanya itu, atas dedikasi yang sangat tinggi, Bu Tarwo mendapat kehormatan sebagai Bupati Sepuh dengan sebutan Kanjeng dari Kanjeng Gusti Pangeran Aryo (KGPA) Mangkunegoro IX pada 25 Oktober 2015 lalu.
Biasanya kehormatan Bupati Sepuh dengan sebutan Kanjeng itu hanya diberikan kepada keluarga atau keturunan dari Mangkunegaran, namun Bu Tarwo sebagai abdi dalem yang berasal dari kalangan masyarakat biasa bisa mendapat kehormatan tersebut.
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)