TRIBUNTRAVEL.COM - Ibu kota negara kita, Jakarta mendapat predikat teratas dalam daftar kota yang paling cepat 'tenggelam' di dunia.
Mengutip laman johnenglander.net, Jakarta ditetapkan sebagai kota yang memiliki percepatan kenaikan permukaan air laut tertinggi di dunia.
Yakni, sekitar 10 kaki atau tiga meter dalam tiga puluh tahun terakhir.
Hal ini utamanya disebabkan oleh fakta, Kota Jakarta tenggelam karena semakin cepatnya level kenaikan permukaan air laut.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat sebuah kota bisa tenggelam?
Sebuah kota dikatakan bisa tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, tetapi permukaan air laut naik dengan kecepatan dan ketinggian yang berbeda-beda di tempat yang satu dengan yang lain.
Naiknya permukaan air laut secara global sebagian besar diakibatkan oleh besarnya es di daratan yang mencair, masuk ke laut sebagai bongkahan es baru atau sudah dalam kondisi mencair.
Selain itu, ada jumlah signifikan dari ekspansi suhu air laut yang merupakan efek langsung pemanasan gobal.
Perubahan global pada level permukaan air laut dapat terpengaruh di beberapa area pesisir oleh perubahan besar pada arus laut dan oleh pegerakan massa tanah secara vertikal.
Jika tanah bergerak ke bawah, itu dinamakan susidensi, jika ke atas, disebut uplift.
Bicara tentang Jakarta, tanah di sebagian besar kota tersebut menurun dengan kecepatan sekitar 4 inci per tahun, atau lebih dari tiga kaki dalam satu dekade.
Jakarta juga kerap dilanda banjir besar.
Selain itu, ada 30 sungai dari pegunungan yang mengalir ke Jakarta.
Jakarta memiliki beberapa aspek yang ekstrem dan unik.
Sebagian besar rumah tidak memiliki persediaan air kota sehingga mereka bergantung pada sumur.
Pemompaan air tanah juga berpengaruh banyak pada menurunnya permukaan tanah; subsidensi.
Untuk menghentikan laju menurunnya tanah, Jakarta perlu memasok air minum ke semua rumah.
Ini tentu bukanlah tantangan yang kecil.
Sebagaimana dicatat oleh artikel Times, ada pertanyaan besar apakah masalah ini dapat dipecahkan, mengingat sejarah korupsi, besar wilayah, kepadatan kota, dan sungai-sungai yang melewati Jakarta.
Sejumlah pemerintahan baru memang telah mencoba beberapa proyek rekayasa besar dan menyiratkan optimisme terhadap permasalahan yang dihadapi Jakarta.
Beberapa orang berpikir, ibu kota Indonesia memang harus benar-benar dipindahkan.
Jika Jakarta memang mengalami banjir mendadak karena tanggul yang jebol atau badai dan curah hujan ekstrem, jumlah korban jiwa bisa mencapai ratusan ribu.
Bisa dibilang, kita semakin kehabisan waktu untuk berpacu dengan permasalahan yang dihadapi Jakarta.
Satu abad yang lalu Tokyo memiliki situasi yang sama.
Bahkan, karena pemompaan air tanah, tingkat tenggelamnya tanah Tokyo lebih tinggi daripada apa yang dialami Jakarta sekarang.
Setelah perang dunia II, Tokyo pun memulai program agresif untuk mengurangi sumur air dan benar-benar kembali menyuntikkan air ke dalam tanah.
Upaya ini sukses luar biasa, sampai-sampai Tokyo sekarang tidak mengalami penurunan tanah sama sekali.
Ini bisa jadi contoh yang baik untuk Jakarta.
Berikut adalah daftar kota besar di dunia yang mengalami laju kenaikan permukaan air laut yang luar biasa yang sebagian besarnya diakibatkan penurunan tanah (subsidensi).
1. Jakarta, Indonesia
2. Manila, Filipina
3. Kota Ho Chi Minh (Saigon), Vietnam
4. New Orleans, Louisiana, AS
5. Bangkok, Thailand
6. Osaka, Jepang
7. Dhaka, Bangladesh
8. Shanghai, China
9. Venesia, Italia
10. Alexandria, Mesir
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)