Sudah merupakan hal biasa jika dalam satu rumah di Pulau Bungin dihuni oleh lebih dari tiga kepala keluarga.
Biasanya warga Bajo mengadakan perluasan lahan untuk membangun rumah dengan membuat tumpukan karang.
Namun, hal tersebut berdampak pada ekosistem karang laut di sana.
Perluasan lahan seperti ini sempat dilarang pemerintah Sumbawa.
Selain masalah kekurangan lahan, masyarakat di Pulau Bungin juga masih dihadapkan pada masalah sampah dan sanitasi.
4. Warga Suku Bajo jarang merantau
Hidup berdesakan di Pulau Bungin menjadi pemandangan yang biasa bagi warga di sana.
Kebanyakan Suku Bajo yang tinggal di Pulau Bungin memiliki keterkaitan dengan tanah kelahirannya.
Atas alasan itulah, penduduk Pulau Bungin jarang sekali ada yang merantau ke luar pulau.
5. Hewan ternak tidak makan rumput
Beberapa penduduk di Pulau Bungin juga memelihara hewan ternak seperti kambing.
Bila pada umumnya, kambing memakan rumput, lain halnya dengan kambing di Pulau Bungin.
Kambing di Pulau Bungin malah memakan sampah sampai sisa makanan manusia.
Hal tersebut terjadi karena ketiadaan rumput pada area tersebut.
Pasalnya, Pulau Bungin berada di atas gundukan pasir pantai dan karang.
(TribunTravel.com/ Ayu Miftakhul)