Sahib Ibnu Abbad lahir di Persia pada 938 dan berprofesi awal sebagai seorang sekretaris sebelum akhirnya bisa berkuasa.
Ketika ayahnya meninggal, Ibn Abbad baru berusia 7 atau 8 tahun dan seorang teman ayahnya, Wazir Agung Ibn al-'Amid, membawanya.
Pada 970, Ibn Abbad menjadi Wazir Agung Mu'ayyad.
Ibn Abbad banyak berkontribusi pada perkembangan budaya Persia.
Dia mendukung perkembangan puisi dan memperoleh banyak pengetahuan tentang berbagai mata pelajaran dari buku-buku di perpustakaannya.
Ketika Kaisar Samanid mengundang Ibn Abbad sebagai Wazir-nya, dia menjawab bahwa dia tidak dapat setuju karena perpustakaannya yang besar.
Butuh 400 unta untuk membawa semua bukunya, 60 dari unta tersebut 'hanya' bertugas untuk membawa kamus.
3. Perang tersingkat sepanjang sejarah adalah perang antara Britania Raya dan Zanzibar.
Menurut Guinness Book of Records, perang tersingkat dalam sejarah adalah perang antara Britania Raya dan Zanzibar yang berlangsung pada 27 Agustus 1896.
Setelah kematian Sultan Hamad bin Thuwaini, yang secara aktif bekerja sama dengan Inggris, sepupunya Sultan Khalid bin Barghash mengatur kudeta istana dan merebut kekuasaan yang didukung oleh Jerman.
Hal ini tentu bertentangan dengan politik dan kepentingan Inggris Raya.
Itulah sebabnya tentara Inggris mengirim ultimatum dan mengepung istana dengan pasukan.
Sultan hanya memiliki kapal pesiar kerajaan bernama "Glasgow," dan sedikit lebih dari 3.000 orang yang membelanya.
Inggris memiliki skuadron yang terdiri dari lebih dari 5 kapal.
Setelah skuadron menembaki "Glasgow" dan istana, semua orang bergegas pergi dan meninggalkan istana.
Namun, bendera Zanzibar masih berkibar di tiang bendera istana, dan Inggris menganggapnya sebagai penolakan untuk menyerah.
Setelah menghancurkan bendera, Inggris menyelesaikan serangan itu.
Karena itu, perang hanya berlangsung selama 38 menit.
Baca tanpa iklan