Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ma'nene - Mengerikan! Mayat di Desa Ini 'Hidup Kembali' dan Beraktivitas Layaknya Orang Normal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ma'nene

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Ada yang aneh di desa ini.

Penduduknya dapat berbaur dengan mayat hidup dan beraktivitas seperti biasanya.

Tak ada kengerian apalagi jeritan ketakutan saat melihat mayat-mayat yang sedang keliling desa.

Sebaliknya mereka dengan suka cita ikut serta dalam rombongan itu.

Dilansir TribunTravel.com dari laman theculturetripe.com, ada sebuah ritual kematian yang hanya ada di Tana Toraja.

(theculturetrip.com)

Mereka menyebutnya Ma'nene.

Ritual kematian ini tak cuma memikat wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Ritual ini dimulai dengan membuka lubang-lubang makam di dinding batu besar di situs pemakaman gua di Lo'ko Mata Toraja.

(theculturetrip.com)

Ya, makam di sini memang tidak dikubur seperti yang biasa kita lihat.

Melainkan diletakkan dilubang gua.

Tangga yang bersandar pada batu biasa digunakan penduduk desa untuk membawa keluar peti keluar dari gua.

Usia mayat-mayat di sana ada yang lebih dari satu abad.

(theculturetrip.com)

Mereka biasanya dikeluarkan dalam perayaan Ma'nene.

Sebelum mengeluarkan mayat dari peti, tetua ada biasanya memanjatkan doa khusus, meminta izin dan berkah dari para leluhur.

(theculturetrip.com)

Selanjutnya, anggota keluarga akan berkumpul di sekitar peti mati.

Beberapa diantara mereka mulai berkomunikasi dengan mayat seolah sudah lama tidak bertemu.

Keunikan dari mayat yang diletakkan di gua itu adalah, bentuknya yang masih sempurna.

(theculturetrip.com)

Padahal mayat ini sudah dimakamkan lebih dari 30 tahun yang lalu.

Setelah diajak komunikasi, tubuh mayat kemudian dibersihkan, dirampikan dan diberi baju baru.

(theculturetrip.com)

Setelah proses selesai, dia terlihat jauh lebih segar dan hampir seperti manusia hidup.

Sepintas, orang bisa salah mengira mayat ini seperti orang hidup, meskipun tubuhnya sangat kurus dan sedikit menyeramkan.

(theculturetrip.com)

Bagi mayat ini, dia sudah merayakan Ma'nene untuk ke 10 kalinya.

Ma'nene, biasanya diadakan sekali setiap tiga tahun setelah masa panen, atau sesuai dengan petunjuk dari para sesepuh spiritual.

Bagi orang luar, apa yang dilakukan ini terbilang cukup gila.

(theculturetrip.com)

Namun bagi budaya Toraja, praktek ini diperlukan untuk menghormati nenek moyang mereka.

Untuk memahami ritual aneh dari budaya Toraja, pertama harus memahami kesetiaan dan penghormatan masyarakat terhadap leluhur mereka.

Unsur besar tradisi Toraja diambil dari sentimen itu.

(theculturetrip.com)

Tradisional Tongkonan rumah, misalnya, dibangun dengan atap berbentuk perahu sebagai pengingat jika nenek moyang mereka pertama kali mencapai daratan setelah mengarungi laut besar dengan perahu tradisional.

Ma'nene juga dianggap sebagai ritual untuk memperkuat ikatan antara orang yang hidup dan mati.

Mereka percaya jika nenek moyang dapat memberikan berkat melimpah dan perlindungan.

Ritual perawatan tubuh orang mati ini memiliki berbagai versi.

(theculturetrip.com)

Satu yang paling populer adalah legenda Pong Rumasek.

Pong adalah seorang pemburu yang tanpa sengaja menemukan mayat saat berburu di dalam hutan.

Dia kemudian membersihkan dan merapikan tubuh mayat itu.

Tak cuma itu saja, Pong bahkan menutupi tubuh mayat dengan pakaiannya sendiri, sebelum meletakkannya ke tempat yang tepat.

Sejak saat itu Pong diberkati harta yang berlimpah.

(theculturetrip.com)

Panennya meluap dan berhasil mendapatkan bahan makanan lebih banyak dibanding lainnya.

Orang-orang Toraja mengambil makna besar dari cerita itu.

Meski demikian Beberapa orang Toraja juga melihat ritual ini sebagai sarana untuk berkumpul dengan kerabat dan mengencangkan ikatan persaudaraan dalam keluarga besar.

Untuk menyelesaikan ritual ini, anggota keluarga - bahkan mereka yang tinggal di luar kota - mengambil waktu dari kehidupan mereka, mengumpulkan uang, dan mengurus persiapan yang diperlukan bersama-sama.