Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Guys, tahukah kamu jika Ghana juga memiliki masjid.
Jangan bayangkan bentuk masjid seperti yang biasa kita lihat, melainkan hampir menyerupai benteng.
Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, Larabanga merupakan masjid tertua di Ghana.
Pertama kali dibangun pada abad 13 oleh pedagang Arab.
Tak cuma dijadikan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga jadi lokasi ziarah penduduk muslim Ghana.
Disebut sebagai Mekkah Afrika Barat, masjid ini dibangun menggunakan lumpur dan alang-alang.
Larabanga terdiri dari dua menara tinggi dalam bentuk piramida, satu mihrab yang menuju ke arah Mekah, fasad di sebelah timur dan menara lainnya di sudut timur laut.
Masjid ini sendiri ditopang oleh 12 struktur berbentuk bulat yang dilengkapi dengan elemen kayu.
Sekilas Larabanga menyerupai benteng prajurit.
Ada 4 pintu berbeda di masjid ini.
Masing-masing untuk kepala desa, pria, wanita, dan muazin yang memimpin azan dan doa.
Menurut legenda, seorang pedagang Islam bernama Ayuba melewati daerah itu.
Dia menemukan batu mistis dan sambil berdiri di sampingnya, dia memutuskan untuk membuang tombaknya ke udara dan tidur dimana benda itu mendarat.
Saat tidur Ayuba mendapat petunjuk yang memintanya untuk membangun masjid.
Segera setelah bangun dari tidurnya, dia menemukan pondasi bangunan yang sudah berdiri tegak.
Pada pondasi itu ada tanda dari Allah SWT, segera Ayuba melanjutkan untuk menyelesaikan pembangunan masjid.
Penduduk setempat percaya jika sisa-sisa tubuh Ayuba dimakamkan di bawah pohon baobab sebelah masjid.
Selain legenda lokalnya yang terkenal, keberadaan Al Quran tua yang berada di dalam masjid ini dipercaya merupakan hadiah dari langit di abad ke 17 untuk Yidan Barimah Bramah, yang merupakan imam masjid.
Masjid sendiri telah mengalami restorasi beberapa kali sejak awal didirikan.
Setelah restorasi yang dilakukan pada 1970an, Masjid Larabanga dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia pada 2001.
Kini Sudah terdaftar dalam World Monuments Fund's sebagai “100 Most Endangered Sites”.
Baca tanpa iklan