TRIBUNTRAVEL.COM - Warga di pantai wisata Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh terpaksa memasang tiga buah pamflet larangan mandi di sepanjang pantai.

Hal ini menghindari dampak bahaya dari pencemaran limbah batu bara.

“Ini terpaksa kami pasang karena sudah bertahun-tahun kondisi pencemaran batu bara yang tumpah saat dilakukan bongkar muat di Pelabuhan Jety Meulaboh beberapa tahun lalu,” kata Abdul Kais (50), sekretaris Desa Suak Indrapuri, Jumat (11/8/17).

Kais mengatakan, kondisi bibir pantai dan air laut saat ini semakin hitam pekat akibat tumpahan batu bara sehingga bisa berbahaya jika dijadikan tempat berenang.

“Sekarang memang kondisi pantai sangat parah akibat pencemaran batu bara, karena laut kami lagi musim darat."

"Kalau pada musim timur, batu bara mengendap di laut, jadi daripada menimbulkan penyakit, makanya lebih baik dilarang saja pengunjung mandi di sini,” katanya.

Warga setempat, kata Kais, sangat mengharapkan limbah batu bara yang telah menahun mencemari pantai dapat segera dibersihkan.

Sehingga seluruh aktivitas warga di pesisir pantai Barat Selatan Aceh ini dapat kembali normal.

“Selama laut tercemar dampaknya sangat kami rasakan."

"Ikan sudah sulit didapat oleh nelayan, karena dasar laut sekitar satu mil sudah tercemar batu bara."

"Kemudian para pedagang yang berjualan di lokasi wisata juga sepi pembeli, karena pengunjungnya sangat berkurang,” jelasnya.

Pamflet pelarangan mandi ini akan terus terpasang.

Hingga laut kembali dibersihkan baik oleh perusahaan tambang yang melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Jety Meulaboh, maupun pemerintah setempat.

“Pamflet ini akan terus kami pasang sampai laut kembali dibersihkan."

"Kalau belum dibersihkan pamflet itu tidak akan kami cabut,” ujarnya.

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Pantai Tercemar Batu Bara, Pengunjung Dilarang Mandi