Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jarang Terlihat, Keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Ikut Rombongan Arak 4 Gunungan Karena Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga keraton mengenakan topi mahkota biru ikut berjalan melepas korab gunungan Garebek Maulud, Keraton Kasunanan Surakarta, Senin (12/12/2016) siang.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNTRAVEL.COM, SOLO - Keluarga Keraton Kasunanan Surakarta mengikuti kirab gunungan dalam Garebek Maulud, Senin (12/122016) siang.

Jarang terlihat dalam beberapa perayaan garebek, keluarga Keraton Kasunanan Surakarta tampak berada di dalam barisan para abdi dalem (pengabdi).

Mereka mengenakan pakaian adat Jawa, beskap, dengan bawahan batik, serta mengenakan topi mahkota biru.

Pengageng Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, menerangkan, keikut sertaan keluarga keraton dalam rombongan barisan kirab gunungan adalah soal sambung rasa.

"Masyarakat kangen dengan budaya dan tradisi (keraton) kita (keliarga keraton) menyanbut mereka," ungkapnya saat ditemui TribunSolo.com usai acara.

Adapun penyambutan keluarga keraton dengan melepas kirab gunungan berjalan dari Kori Kamandungan Lor hingga Siti Hinggil.

Dikatakan Puger, penyambutan terkait dengan animo masyarakat Solo dan sekitarnya tinggi untuk menyaksikan kirab.

"Mungkin bersamaan dengan libur panjang juga sehingga membuat wisatawan datang ke Solo menyaksikan kirab," ujarnya.

Puger juga berharap antusiasme warga terhadap budaya seperti pelaksanaan Garebek Maulud tadi terus bertahan.

"Mudah-mudahan saya seterusnya akan ikut (rombongan kirab, Red) hingga Siti Hinggil agar masyarakat diperkenalkan dengan keluarga keraton yang jarang terlihat," ungkap Puger.

Dalam acara grebek ini ada sekitar Empat gunungan diarak.

Arak-arakan dimulai sekitar pukul 10.30 WIB.

Rute arak-arakan diawali dari Kori Kamandungan Lor Keraton Kasunanan Surakarta, Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-alun Utara, dan belok menuju Masjid Agung Surakarta.

Sepasang gunungan dibagi di pelataran Masjid Agung.

Dan sepasang lagi dibagi di pelataran depan Keraton Kasunan Surakarta.

Adapun Pengageng Keraton Kasunaan Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, menerangkan, persyaan Garebek Maulud dalam rangka menyambut lahirnya Nabi Muhammad SAW.

"Lahir Nabi Muhammad SAW dalam Garebek Maulud ini disimbolkan dengan sederhana melalui gunungan jaler dan putri," ungkapnya saat ditemui TribunSolo.com usai acara di Keraton Kasunanan Surakarta.


TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA

Diterangkan Puger, simbolisasi gunungan merupakan bentuk rejeki yang diturunkan Nabi Muhammad SAW berupa pembagian isi gunungan kepada masyarakat.

Sementara itu, berlangsungnya garebek menarik perharian warga Solo dan sekitarnya untuk menyaksikan acara setahun sekali ini.

Terbukti warga sudah berkumpul memadati Kori Kamandungan Lor Keraton Kasunan Surakarta hingga Jalan Supit Urang sebelum dimulainya arak-arakan gunungan.

Antusiasne warga bertambah saat berebut isi gunungan di Masjid Agung yang dilpercaya dapat membawa berkah bagi yang mendapatkannya.