TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah pagoda terlihat menjulang tinggi jika dilihat dari Jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang.
Atapnya yang berbentuk segi delapan membuat pagoda ini kian mencolok.
Adalah Pagoda Avalokitesvara, yang ditetapkan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.
Aksen merah dan emas kental menghiasi pagoda yang berada dalam satu kompleks dengan Vihara Dhammasala.
Vihara Dhammasala merupakan bangunan induk yang sudah ada sejak tahun 1995.
Penjaga pagoda, Juminto mengatakan, sejak kerajaan Majapahit tak lagi berkuasa di abad ke-15, Vihara Dhammasala merupakan vihara pertama yang dibangun di Indonesia.
Luas keseluruhan kompleks vihara ini adalah 2,25 hektare.
Ia menambahkan, Vihara Dhammasala mengadopsi bentuk bangunan Buddha yang ada di Thailand atau India.
Arti Dhammasala adalah tempat pembabaran ajaran Sidharta Gautama.
"Tempat penghormatan guru kami," katanya.
Sementara itu, Pagoda Avalokitesvara memasukkan unsur Tiongkok.
"Ornamennya tidak lepas dari tradisi orang Tionghoa. Simbol yang ada seperti dewa-dewi, juga naga sebagai alat transportasi Dewi Kwan Im," kata Juminto.
Pagoda ini memiliki luas 15x15 meter persegi.
Penuh Makna
Nama lain pagoda ini adalah Pagoda Metakaruna yang menggambarkan cinta dan kasih sayang.
Pagoda Avalokitesvara digunakan unjtuk memuja Dewi Kwan Sie Im Po Sat.
Dewi Kwan Im dimuliakan karena dianggap mengalirkan kasih sayang.
Bentuk oktagonal yang diterapkan pada bangunan vihara juga memiliki makna tersendiri.
Bentuk ini meniru ciri khas arsitektur China.
Segi delapan bermakna pat kwa yang berarti perlindungan seluruh umat manusia.
"Di empat penjuru mata angin pada setiap atap hingga tingkat keenam ditaruh altar Dewi Kwan Im. Sisa empat dari delapan bentuk oktagonal diletakkan patung naga," ujar Jatmiko.
Atap pagoda terdiri dari tujuh tingkat yang bermakna tujuh tingkatan yang harus ditapaki umat di dunia berdasar prinsip agama Buddha.
Patung
Di tingkatan atap tertinggi, diletakkan patung Buddha Bodhi Satwa.
Patung-patung yang diletakkan di tiap tingkatan atap vihara mencerminkan tingkat kesucian.
"Bodhi Satwa sudah mencapai kesucian, tapi belum masuk ke nirwana untuk menjadi Buddha. Dewi Kwan Im berniat kembali ke dunia untuk menolong manusia," kata Jatmiko.
Setelah menaiki tangga menuju teras pagoda, pengunjung bisa menemukan patung-patung yang berdiri di setiap sudut dinding luar pagoda.
Rupang atau patung budha tersebut berjumlah lima.
Empat di antaranya merupakan perlambang Dewi Kwan Im.
Sisanya adalah perwujudan Panglima We Do atau Bodhi Satwa Skanda.
Nama-nama patung tersebut yaitu Yin Yuan Guan Yin dan Song Nv Guan Yin.
Di depan patung dipasang meja persembahan bagi umat yang ingin memanjatkan permohonan.
Tiap patung memiliki fungsi berbeda-beda.
Misalnya untuk perjodohan, keturunan, panjang umur, dan keselamatan.
Pengunjung juga bisa menyaksikan altar utama yang berisi makanan persembahan dari para umat.
Di altar ini terdapat patung Bodhi Satwa Avalokitesvara yang dibuat dari logam kuning dengan posisi duduk menatap ke depan dan tangan terbuka.
Posisi ini memberikan makna Buddha menyampaikan restu keselamatan.
TRIBUN JATENG/Shela Kusumaningtyas
Selain pagoda dan vihara, dalam kompleks ini juga terdapat patung Buddha tidur, pohon bodhi, dan pohon sala. (*/Shela Kusumaningtyas)
Baca tanpa iklan