TRIBUNTRAVEL.COM - Tak sedikit orang di belahan dunia ini begitu mengidamkan barang-barang bersejarah.
Mulai dari batu, benda-benda pusaka dan masik banyak lainnya.
Baru-baru ini beragam jenis manik-manik jadi incaran warga.
Manik-manik tersebut ditemukan di perkebunan Glenmore yang diduga berasan dari zaman megalitikum dan diperkirakan berusia 8.500 sebelum masehi (SM).
Hal tersebut dijelaskan Bayu Ari Wibowo, arkeolog Museum Blambangan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (8/10/2016).
"Biasanya manik-manik tersebut adalah bekal kubur yang disertakan dalam sarkofagus di dalam peti batu pemakaman prasejarah pada zaman megalitikum sekitar 8.500 sebelum masehi. Bisa jadi manik-manik tersebut berasal dari zaman tersebut," jelas Bayu.
Ia menjelaskan tidak bisa melakukan observasi awal karena kondisi tanah sudah teraduk oleh warga sehingga tidak bisa mengetahui kondisi awal artefak tersebut.
Manik manik yang diduga berusia ratusan tahun menjadi buruan warga di lahan bekas tanaman karet PT Glenmore Kabupaten Banyuwangi
Bayu mengatakan, pada zaman tersebut, manik-manik yang disertakan sebagai bekal kubur menunjukkan strata sosial manusia yang meninggal.
Semakin tinggi strata sosialnya, maka ukuran manik-manik yang disertakan lebih besar serta menggunakan batu-batuan yang lebih bagus.
"Selain itu yang membedakan mereka yang berstrata sosial tinggi adalah lempengan emas berbentuk daun yang digunakan untuk menutup bagian mata dan bagian alat kelamin. Termasuk juga penyertaan moko. Tapi untuk di Glenmore masih belum ada laporan temuan lempengan emas tersebut," jelas Bayu.
Untuk mengetahui lebih jelas asal usul manik-manik tersebut, pihaknya akan menghubungi Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto wilayah Jawa Timur dan Balai Arkeologi Yogyakarta.
"Bulan ini mereka insya Allah segera turun untuk memastikan manik-manik tersebut," jelasnya.
Sejak dua bulan terakhir, ratusan orang berburu manik-manik kuno di lahan bekas tanaman karet perkebunan PT Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dengan menggunakan peralatan sederhana, cangkul, sekop, timba, dan pisau atau sabit, para pemburu itu mengorek tanah untuk mendapatkan manik-manik yang diduga berusia ratusan tahun.
Afif (26), warga Desa Margomulyo, Glenmore, mengatakan, biasanya manik-manik tersebut tersembunyi dalam bebatuan yang berbentuk kotak di kedalaman dua meter dari permukaan tanah.
"Ada yang bawa besi yang kemudian dia tancap-tancapkan ke tanah. Jika terbentur batu, biasanya akan digali. Di dalamnya bisa ada dua kilo manik-manik berbagai warna," kata Afif, Jumat (7/10/2016).
Ketika menemukan manik-manik, warga tidak akan langsung menyentuhnya, tetapi membiarkannya terkena angin lebih dahulu.
Jika langsung diambil, manik-manik tersebut akan hancur karena rapuh.
"Harus hati-hati, tidak boleh kasar saat ngambil," kata Afif.
Ada beragam ukuran manik-manik yang ditemukan warga.
Ada yang sebesar biji kacang hijau atau biji jagung dengan lubang bagian tengahnya seperti bekas kalung atau gelang.
Warnanya pun beragam pada setiap lubang temuan.
Ada yang berwarna merah, oranye, kuning, biru, cokelat dan motif warna lain.
Temuan itu dijual dengan harga bervariasi.
Batu manik berwarna oranye dihargai Rp 50.000 per gram.
Ada juga yang hanya Rp 20.000 per gram, yakni untuk manik berwarna merah.
Yang paling mahal adalah masbron dan biru sebesar jari kelingking.
Banderolnya Rp 50.000 per biji.
"Sudah ada pengepul yang datang ke sini," kata Afif.
Sebenarnya perburuan manik-manik tersebut sudah dilakukan sejak awal 1990-an.
Penggalian berhenti karena lahan di PT Glenmore tersebut ditanami pohon karet.
Saat ini lahan tersebut kembali dibuka dan rencananya akan ditanami dengan jagung. (Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati)
Baca tanpa iklan