Konon, warung Mbok Yem, berdasarkan penuturan kaum pendaki, adalah warung tertinggi di Indonesia.
Memang sih, di gunung-gunung lainnya juga ada warung, misalnya Rinjani, Arjuno, Welirang, Semeru, Penanggungan, dan Merbabu.
Namun warung-warung itu sifatnya hanya musiman—tidak permanen dan ditinggali selamanya seperti yang dilakukan Mbok Yem.
Surya/Eko Darmoko
Disinggung perihal ide membuka warung dan tinggal permanen di Gunung Lawu, Mbok Yem pun menjawabnya dengan narasi enteng.
"Mengikuti nalar saja. Eh ternyata dijalaninnya enak dan bikin ayem. Ya udah dilakoni,” katanya.
Nah, soal pengalaman mistis, Mbok Yem bilang tak pernah mengalami hal yang aneh-aneh.
Sekedar diketahui, di sekitaran puncak Gunung Lawu memang ada sejumlah warung atau pondokan.
Namun, warung-warung itu tidak buka setiap hari, hanya buka di momen-momen tertentu atau akhir pekan.
Ketika SURYA datang ke Gunung Lawu, hanya warung Mbok Yem yang buka.
Makan Pecel di Atas Awan
Konon, warung Mbok Yem, berdasarkan penuturan kaum pendaki, adalah warung tertinggi di Indonesia.
Memang di gunung-gunung lainnya juga ada warung.
Misalnya Gunung Rinjani, Arjuno, Welirang, Semeru, Penanggungan, dan Merbabu.
Namun warung-warung itu sifatnya hanya musiman—tidak permanen dan ditinggali selamanya seperti yang dilakukan Mbok Yem.
Biarpun selalu ramai dikunjungi ratusan pendaki, namun Mbok Yem tak pernah kehabisan stok bahan makanan.
Baca tanpa iklan