TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi warga Jakarta, siapa sih yang nggak kenal dengan kawasan Glodok dan Pancoran?
Kedua daerah ini moncer sebagai lokasi penjualan alat elektronik.
Selain itu, kawasan yang terletak di Jakarta Barat ini juga terkenal sebagai daerah pecinan Jakarta atau lokasi tempat banyak etnis Tionghoa menetap.
Glodok sebagai kawasan pecinan sebenarnya sudah eksis sejak lama, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda.
Namun, tak disangka, nama Glodok ternyata berasal dari hal yang cukup unik.
Apa itu?
"Jadi, dulu itu di depan Balai Kota atau sekarang Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) setiap sore masyarakat mengambil air bersih dari pancuran yang ada di depannya," ujar Adjie, pemandu dari Jakarta Food Adventure seperti dilansir TribunTravel.com dan Kompas.com.
Menurut Adjie, sumber mata air pancuran tersebut berada cukup jauh, yakni sekitar tiga kilometer dari pancuran dan dialirkan menggunakan pipa.
Lantas, apa hubungannya dengan kawasan Glodok?
"Sumber mata airnya berasal dari semacam kincir kayu yang terus berputar dan saat berputar mengeluarkan suara 'glodok, glodok,'" kata dia.
Dari hal itu, orang mulai memanggil tempat sumber mata air itu Glodok.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Lalu, ada kawasan Pancoran dekat Glodok, sebenarnya itu berasal dari sebutan pancuran air.
Orang zaman dahulu, menurut Adjie, sangat gemar membuat nama tempat dari sebutan atau kondisi saat itu.
"Seperti Jalan Pintu Besar dan Pintu Kecil dulu itu memang Kota Batavia dikelilingi benteng yang ada pintu besar dan pintu kecil untuk lalu lalang," ujar Adjie. (Kompas.com/Silvita Agmasari)