TRIBUNTRAVEL.COM - Kalau kamu mencari destinasi eksotis di Sulawesi Selatan, maka Taman Nasional Taka Bonerate wajib masuk bucket list perjalananmu.
Dengan hamparan atol terbesar ketiga di dunia, tempat ini jadi surga bagi pencinta laut yang ingin menjelajah keindahan bawah air.
Selain dikenal dengan panorama lautnya yang memukau, Taka Bonerate juga menawarkan pengalaman wisata bahari yang berbeda dari destinasi lain di Indonesia.
Kamu pun bisa menemukan spot diving kelas dunia dengan biota laut yang masih terjaga alami.
Supaya perjalananmu lancar, ada baiknya mengikuti panduan rute menuju kawasan ini yang bisa ditempuh dengan beragam pilihan transportasi.
Ada dua pilihan nyaman yaitu naik pesawat dan bus, yang menjadi opsi praktis dan hemat untuk menuju ke sana.
Baca juga: Eksplor Tana Toraja: Kunjungan ke Kuburan Unik hingga Hadiri Pemakaman Adat Termahal
1. Naik Pesawat
Transportasi terbaru ini bisa kamu akses dari Bandara Sultan Hasanuddin (Makassar) menuju bandara H. Aeropala (Selayar).
Armada yang digunakan ialah pesawat jenis ATR.
Guna menghemat waktu, tersedia pesawat Sabang Merauke Air Charter yang melayani rute Makassar-Selayar.
Kamu bisa tiba di Bandara Aroepalla, Selayar, dalam waktu 40 menit.
Armada yang digunakan ialah jenis ATR72-600 berkapasitas 70 orang, yang dioperasikan oleh Trans Nusa, Wings Air, dan Garuda Indonesia.
Baca juga: Pantai Ngapalohe Selayar Sulawesi Selatan, Terlihat 2 Teluk Cantik Mirip Huruf W dari Udara
2. Naik Bus Umum
Jika kamu memilih naik bus umum, dari Bandara Sultan Hasanuddin, Kota Makassar, menuju terminal Bus Mallengkeri, Makassar menggunakan taksi dengan biaya Rp 125.000.
Bus reguler tersedia di terminal Malengkeri Makassar menuju Benteng, Selayar, berangkat pukul 02.00 WITA dan 09.00 WITA ke pelabuhan Bira, Bulukumba dengan tiket Rp 150.000 per orang untuk bus ber AC, dengan waktu tempuh lima jam dengan istirahat.
Dari Pelabuhan Bira, Bulukumba, perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang menggunakan Kapal feri selama dua jam ke Pelabuhan Pamatata, Selayar, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Kota Benteng, sekitar 1,5 – 2 jam.
Baca juga: Pantai Sunari, Surga Kecil yang Memanjakan Mata di Tile-tile, Bontoharu, Kepulauan Selayar, Sulsel
3. Naik Mobil Travel
Mode transportasi ini sama seperti menggunakan bus, tetapi untuk jadwal keberangkatan dari Makassar lazimnya pukul 03.00 WITA.
"Kalau ke sana (TN Taka Bonerate) bisa lewat dua jalur, lewat selayar ke utara, atau lewat tengah," kata Asri, Humas dan Pusat Data Informasi TN Taka Bonerate beberapa waktu lalu.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Pantai Sunari di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan & Tarif Penginapannya
Berikut dua jalur yang direkomendasikan:
1. Jalur Benteng-Tinabo
Setelah sampai di ibu kota Selayar, Benteng wisatawan akan melakukan perjalanan darat menuju pelabuhan paling selatan, Pelabuhan Pattumbukang sekitar 1,5 jam.
Dari pelabuhan itu kamu akan menyeberang dengan kapal kayu Jolloro sekitar 4,5 jam atau speedboat 1,5-2 jam, menuju pintu utara TN Taka Bonerate, yaitu Pulau Tinabo.
Pada jalur ini, wisatawan dapat menikmati wisata alam yang terdapat di Pulau Tinabo khususnya para penyelam disuguhkan spot-spot penyelaman di Pulau Tinabo, Latondu.
Untuk wisata budaya kamu dapat mengunjungi Pulau Tarupa, Pulau Rajuni, dan Pulau Latondu.
Baca juga: Pesona Pulau Bembe di Desa Tanamalala, Passimasunggu, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan

2. Jalur Benteng-Jinato
Untuk jalur yang kedua ini kamu juga perlu melakukan perjalanan darat menuju pelabuhan paling selatan, Pelabuhan Pattumbukang sekitar 1,5 jam, sebelum menuju pintu barat TN Taka Bonerate.
Dari pelabuhan itu kamu akan melakukan perjalanan laut via barat Kepulauan Taka Bonerate, dengan kapal kayu Jolloro sekitar 4,5 jam atau speedboat 1,5-2 jam.
Dengan jalur kedua ini kamu akan masuk lewat pintu barat TN, yaitu Pulau Jinato.
Lewat jalur ini, wisatawan dapat menikmati panorama alam yang terdapat di Pulau Jinato dan Pulau Lantigiang.
Para penyelam akan disuguhkan spot-spot penyelaman.
Untuk wisata budaya kamu dapat menyaksikan di Pulau Jinato, Pulau Pasitallu Timur, dan Pulau Pasitallu Tengah.
"Jalur kedua ini memang belum banyak yang pake, ga se rame jalur Tinabo. Spot-spotnya lumayan antimainstream," pungkas Asri.
TribunTravel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.