Breaking News:

Mata Lokal Travel

Museum Nasional Ketransmigrasian Milik Lampung Jadi Satu-satunya di Dunia

Museum Nasional Ketransmigrasian di Pesawaran, Lampung adalah tempat langka yang wajib dikunjungi sebagai lokasi wisata berbasis edukasi.

Tribunlampungtravel.com / Agustina Suryati
WISATA LAMPUNG - Suasana Gedung Museum Nasional Ketransmigrasian di Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Senin (25/8/2025). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Berwisata lebih membawa manfaat bila dilakukan sembari belajar.

Penelusuran TribunTravel melihat, Museum Nasional Ketransmigrasian adalah tempat langka yang wajib dikunjungi bagi pelajar maupun mahasiswa sebagai lokasi wisata berbasis edukasi.

Baca juga: Itinerary Bandung 3 Hari 2 Malam Keberangkatan Jakarta Bujet Rp 1,9 Jutaan

Suasana barang koleksi Museum Nasional Ketransmigrasian.
Suasana barang koleksi Museum Nasional Ketransmigrasian. (Tribuntribunlampungtravel.com/Agustina Suryati )

Baca juga: Daya Tarik Pulau Mules di Manggarai NTT yang Mirip Latar dalam Film Animasi

Sebab diketahui melalui Hana Hurniati, Kepala UPTD Museum Nasional Ketransmigrasian, lokasi tersebut menjadi satu-satunya museum transmigrasi pertama yang ada di dunia

Museum Nasional Ketransmigrasian berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Baca juga: Menilik Masjid Terbesar di Lampung, Al Furqon Bandar Lampung Megah dan Klasik

Baca juga: Way Mios Wisata Pemandian Sungai dengan Air Bersumber dari Gunung Betung

Museum tersebut menjadi saksi bisu bahwa Lampung khususnya Desa Bagelen, Gedong Tataan, telah menjadi daerah pertama yang sukses melakukan program proses transmigrasi di Indonesia.

Pengunjung nantinya akan segera menemukan alasan serta bukti nyata tentang asal usul terbentuknya penduduk yang heterogen di Provinsi Lampung.

Museum Nasional Ketransmigrasian menjadi wadah koleksi benda bersejarah terkait masyarakat transmigran pertama di Indonesia.

Di dalam Museum Nasional Ketransmigrasian, pengunjung bisa bebas melihat-lihat benda koleksi yang dipamerkan di sana.

Gedung Museum Nasional Transmigrasi. Museum Nasional Transmigrasi di Pesawaran, ikonik dan satu-satunya di Indonesia.
Gedung Museum Nasional Transmigrasi. Museum Nasional Transmigrasi di Pesawaran, ikonik dan satu-satunya di Indonesia. (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Ada sekira 703 benda koleksi dari beberapa kategori seperti Alat Transportasi, Alat rumah Tangga, Religi dan Budaya, Alat Pencaharian Hidup, Sejarah dan Geografi, serta Perekonomian dan Administrasi.

Galih Pratiwi, Humas UPTD Museum Nasional Ketransmigrasian, mengatakan bila seluruh koleksi sudah terkumpul sejak tahun 2004.

2 dari 4 halaman

Berkat ide seseorang bernama Muhajir Utomo, museum kemudian dibangun pada 12 Desember 2004 tepat pada Hari Bhakti Transmigrasi ke-54.

Benda koleksi dalam Museum Nasional Ketransmigrasian mayoritas adalah benda langka yang masih awet hingga kini.

Benda langka yang bahkan nyaris sudah tidak terlihat dipasaran itu bisa menjadi bahan edukasi paling akurat bagi generasi muda agar bisa tahu bentuk dan rupa benda warisan lintas budaya terdahulu.

Seluruh benda terawat dengan baik, beberapa ada yang sengaja disorot lampu kuning agar terlihat lebih estetik dalam lemari kaca.

Mayoritas koleksi perabotan rumah tangga dan alat pencaharian hidup terbuat dari kayu, bambu, kulit, besi, baja, dan kuningan.

Sedangkan koleksi dengan kategori Sejarah dan Geografi bisa terlihat melalui foto-foto dokumentasi, film, dan diorama rumah transmigran.

Kemudian untuk kategori Perekonomian dan Administrasi, nampak pada koleksi uang koin dan kertas yang diwadahi dalam bingkai.

Lanjut untuk kategori religi dan budaya ada koleksi wayang kulit dan golek lengkap bersama gamelannya.

Masih ada lagi koleksi benda lain bila pergi ke arah halaman belakang museum, di sana terdapat bola besi besar yang digunakan untuk membuka lahan.

Terakhir ada panggung terbuka dan rumah anjungan dari daerah asal para transmigran.

Baca juga: Pantai Menganti Kebumen Jateng: Daya Tarik, Harga Tiket Masuk, dan Lokasi

3 dari 4 halaman

Meski jelas berdiri di pinggir jalan lintas yang dilalui banyak pelancong, gapura bertuliskan Museum Nasional Ketransmigrasian sering hanya dijadikan objek penasaran yang hanya dilewatkan tanpa disambangi.

Ketika pamornya tenggelam, Hana mengatakan bila museum sempat dikatakan sepi seperti rumah hantu.

" Museum ini sempat dikatakan seperti rumah hantu soalnya sepi, tapi saat kami mulai ditugaskan di sini sebisa mungkin suasana nyaman kami bangun kembali, " kata Hana Hurniati, Kepala UPTD Museum Ketransmigrasian.

Perlahan Hana mulai mencoba menjalankan misi tersebut dengan mengadakan festival musik menggunakan alat tumbuk padi bernama Lesung di area museum.

" Saya sangat senang karena saat diadakan festival tersebut masyarakat sangat antusias untuk ikut berpartisipasi, bahkan sampai slot pendaftaran melebihi batas kuota yang ditentukan," kata Hana.

Terlihat pada kenyataannya nuansa dalam Museum Nasional Ketransmigrasian nyaman, bersih, dan menyenangkan sebagai tempat wisata edukasi.

Begitupun dengan Staff yang ada pada Museum Nasional Ketransmigrasian yang sangat menyambut baik pengunjung saat hendak berkunjung.

Berbincang mengenai jarak, Museum Nasional Ketransmigrasian letaknya pas berada di tengah antara Kota Bandar Lampung dengan Pringsewu.

Dari Kota Bandar Lampung jarak tempuh sekira 15 dalam 23 menit.

Sementara dari arah sebaliknya yakni Pringsewu jarak tempuh yakni 13 km dalam 21 menit.

4 dari 4 halaman

Museum Nasional Ketransmigrasian buka pada hari Senin sampai Minggu, mulai pukul 09.00 WIB sampai 14.00 WIB.

Untuk hari Sabtu dan Minggu pengunjung harus menghubungi staff lebih dulu bila ingin melaksanakan kunjungan.

Tiket masuk Museum Nasional Ketransmigrasian hanya dibanderol tarif mulai Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu saja.

Museum juga menerima kunjungan rombongan berupa paket wisata edukasi seharga Rp 10 ribu bisa dilakukan bersama rombongan dan mendapat pelayanan berupa kunjungan ke ruang pameran tetap, pemutaran film dokumenter sejarah ketransmigrasian, tur keliling area museum, dan bimbingan edukatif.

(TribunTravel.com)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
LampungPesawaranMuseum Nasional KetransmigrasianMataLokalTravelTravelGuide Tempoyak Pelabuhan Bakauheni Dhawank Delvi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved