TRIBUNTRAVEL.COM - Tibet identik dengan pemandangan Pegunungan Himalaya yang gagah membentang luas.
Selain itu, Tibet juga populer dengan kehidupan spiritual yang mendalam.

Dari sanalah lahir budaya unik yang dipengaruhi oleh agama Buddha Tibet.
Dengan rata-rata ketinggian lebih dari 4.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), Tibet terkenal dengan julukan “Atap Dunia”.
Tibet terletak di barat daya Tiongkok dan secara administratif dikenal sebagai Daerah Otonomi Tibet (Tibet Autonomous Region) di bawah pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok.
Di dunia pariwisata, Tibet terkenal dengan basecamp Gunung Everest sisi Tibet yang menjadi tujuan populer bagi pendaki.
Berikut 8 fakta unik Tibet yang dirangkum TribunTravel dari China Highlights.
Baca juga: Fakta Unik Apel Black Diamond, Buah Langka di Tibet yang Harganya Capai Rp 280 Ribuan
1. Kaya akan keajaiban alam dan budaya yang bersejarah
Tibet merupakan rumah bagi puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Selain itu, Tibet juga memiliki keindahan alam dengan banyaknya lembah yang dapat ditemukan di sana.
Di samping itu, agama Buddha dan sejarah turut menghiasi Tibet.
Agama Buddha berakar kuat di tanah Tibet, sehingga banyak situs seni dan budaya dapat diamati sebagaimana adanya selama berabad-abad.
2. Atraksi paling populer termasuk istana, kuil, dan puncak tertinggi di dunia
Tentu saja Tibet terkenal dengan Gunung Everest yang menjulang tinggi.
Selain itu, Tibet yang kaya budaya dan sejarah juga memiliki istana dan kuil.

3. Makanan khas yang unik
Makanan masyarakat Tibet sebagian besar dipengaruhi oleh iklim kering dan dataran tinggi.
Umumnya kuliner khas Tibet seringkali dibuat dari yak, hewan sejenis sapi yang banyak ditemukan di Tibet.
Adapun olahan yak di antaranya yaitu mentega yak, keju yak, yoghurt yak, dan daging yak mentah.
Selain itu, ada juga tsampa (bahan pokok yang terdiri dari barley), balep (roti), dan thukpa (sup mi).
4. Kerap disebut atap dunia
Tibet terletak di Dataran Tinggi Tibet yang merupakan wilayah tertinggi di dunia dengan ketinggian rata-rata mencapai 4.500 meter di atas permukaan laut.
Hal ini dapat menyebabkan beberapa wisatawan yang terbiasa dengan ketinggian yang lebih rendah mengalami mabuk ketinggian.
Banyak perusahaan wisata akan menawarkan tabung oksigen kecil kepada wisatawan pada saat kedatangan untuk memudahkan proses transisi.
Biasanya wisatawan akan beradaptasi terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan wisata ke beberapa tempat.
5. Banyak festival unik
Tibet menawarkan festival unik yang tidak akan ditemukan di seluruh China.
Di kota Lhasa misalnya, ada festival tahunan yang menarik banyak orang dan terus bertambah setiap tahun, yaitu Tahun Baru Tibet dan Festival Shoton.
Saat festival berlangsung, lukisan Buddha raksasa dibentangkan.
Kedua festival itu paling terkenal dan paling ditunggu-tunggu di Lhasa.
Festival kecil lainnya di Tibet dikaitkan dengan biara atau berdasarkan tradisi dan adat istiadat setempat.

6. Liburan ke Tiket harus memiliki izin
Untuk liburan di Tibet, wisatawan harus memiliki pemandu yang berpengalaman dan izin perjalanan.
Hal ini karena situasi politik yang unik seputar hubungan China dan Tibet.
7. Ada aturan berpakaian dan berperilaku saat berkunjung ke kuil dan biara
Salah satu atraksi paling populer di Tibet adalah banyaknya kuil dan biara.
Wisatawan tentu akan sering melihat atau bahkan melewati bangunan suci tersebut.
Ada aturan berpakaian khusus yang harus diikuti yaitu dilarang memakai celana pendek dan atasan bahu terbuka.
Merokok, makan, atau perilaku mengganggu dilarang untuk dilakukan di kuil dan biara.
Begitu pula, banyak kuil yang melarang pengunjung mengambil foto patung Buddha yang terdapat di situs penting.
LIHAT JUGA:
8. Pilihan transportasi terbatas
Lhasa merupakan satu-satunya kota di Tibet yang memiliki bandara dan jalur kereta yang trehubung dengan seluruh wilayah di China.
Tak heran jika pilihan untuk bepergian ke Tibet lebih terbatas daripada daerah lain.
Wisatawan umumnya pergi ke Tibet dengan pesawat dan transit di China.
Selain itu, ada juga pilihan moda transportasi berupa kereta api.
Meski harganya tidak murah, namun pemandangan yang ditawarkan sepanjang jalur kereta api sepadan dengan harga tiket.
(TribunTravel.com/Sinta)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.