TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin mengenal sisi spiritual Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan?
Kota seribu sungai ini bukan hanya kaya akan budaya dan kuliner, tapi juga menyimpan banyak tempat wisata religi yang penuh nilai sejarah.
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Surabaya-Banjarmasin: Terbang Akhir Pekan Juni 2025 Mulai Rp 750 Ribu
Baca juga: Itinerary Semarang 3 Hari 2 Malam dari Banjarmasin, Solo Trip Mulai Rp 2,8 Juta, Pesawat PP & Hotel
Mulai dari masjid tertua, makam ulama ternama, hingga klenteng berusia ratusan tahun, semua bisa kamu temukan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dalam artikel ini, kamu akan diajak menyusuri 7 tempat wisata religi di Banjarmasin yang bisa menjadi destinasi ziarah sekaligus wisata budaya yang berkesan.
Simak informasi lengkapnya, termasuk lokasi dan jam buka tiap tempat!
Baca juga: Itinerary Jogja 3 Hari 2 Malam dari Banjarmasin, Solo Trip Rp 3,5 Juta Termasuk Pesawat & Hotel
1. Makam Sultan Suriansyah

Baca juga: Itinerary Surabaya 3 Hari 2 Malam dari Banjarmasin, Bujet Hemat Rp 2,4 Juta Termasuk Pesawat & Hotel
Makam Sultan Suriansyah menjadi satu tempat religi utama yang paling sering diziarahi di Banjarmasin.
Terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, kompleks makam ini menyimpan jasad Sultan Suriansyah, raja pertama Kesultanan Banjar yang memeluk agama Islam.
Kompleks pemakaman ini memiliki luas bangunan sekitar 305,5 meter persegi.
Selain Sultan Suriansyah dan permaisurinya yang dimakamkan berdampingan, terdapat pula makam tokoh-tokoh penting lain seperti Khatib Dayyan, Patih Kuin, Patih Masih, Senopati Antakesuma, hingga seorang anak keturunan Tionghoa yang masuk Islam.
Kompleks ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA, dan suasananya yang tenang sangat cocok untuk berziarah atau sekadar merenung mengenang jejak sejarah Banjar.
2. Kubah Basirih (Makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim)

Baca juga: Itinerary Bali 3 Hari 2 Malam dari Banjarmasin, Cuma Rp 2,5 Juta Termasuk Pesawat PP & Hotel
Kubah Basirih adalah satu tempat ziarah populer bagi masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya.
Lokasinya berada di Jalan Keramat RT 13, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, tidak jauh dari Jembatan Lingkar Selatan dan kawasan Pelabuhan Trisakti.
Habib Hamid bin Abbas Bahasyim, atau lebih dikenal sebagai Habib Basirih, adalah ulama besar yang dihormati karena kesalehan dan ilmu agamanya.
Silsilahnya dipercaya masih terhubung dengan Rasulullah SAW melalui jalur para habaib.
Kubah Basirih dapat dikunjungi setiap hari, 24 jam, namun waktu terbaik untuk berziarah biasanya antara pukul 08.00 sampai 21.00 WITA.
Lokasi ini sering ramai terutama saat malam Jumat atau bulan Ramadan.
3. Masjid Raya Sabilal Muhtadin

Masjid Raya Sabilal Muhtadin adalah ikon religius kota Banjarmasin.
Berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, masjid ini dibangun pada tahun 1981 di tepi barat Sungai Martapura.
Nama "Sabilal Muhtadin" dipilih untuk menghormati Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, ulama besar Banjar yang berpengaruh luas hingga ke luar negeri seperti Mekah dan Mesir.
Dengan arsitektur megah dan halaman yang luas, masjid ini mampu menampung ribuan jamaah.
Masjid ini terbuka untuk umum setiap hari, dan waktu sholat lima waktu adalah momen yang paling ramai dikunjungi.
Untuk wisatawan, sebaiknya datang antara pukul 08.00 hingga 17.00 WITA agar dapat menikmati suasana masjid dengan lebih nyaman.
4. Masjid Jami Sungai Jingah

Masjid Jami Sungai Jingah merupakan masjid tertua kedua di Banjarmasin, setelah Masjid Sultan Suriansyah.
Didirikan pada tahun 1777, masjid ini terletak di Jalan Seberang Masjid, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Arsitektur masjid masih mempertahankan gaya tradisional Banjar dengan dominasi kayu ulin dan atap tumpang.
Lokasinya yang dulunya berada di tepi Sungai Martapura kini telah dipindahkan ke tempat yang lebih strategis.
Masjid Jami terbuka untuk umum setiap hari, mulai dari pukul 04.00 hingga 22.00 WITA.
Pengunjung bisa menikmati nuansa spiritual sambil mengamati keindahan arsitektur kuno yang masih lestari hingga kini.
5. Masjid Sultan Suriansyah

Masjid Sultan Suriansyah merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan, dibangun atas perintah Sultan Suriansyah pada abad ke-16.
Lokasinya berada di Jalan Pangeran, Kampung Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Bangunan masjid seluas sekitar 26,1 x 22,6 meter ini berdiri di atas panggung, dengan atap tumpang tiga khas Banjar.
Hiasan kaligrafi dan ornamen flora pada interiornya memperlihatkan akulturasi budaya lokal dengan Islam.
Masjid ini terbuka setiap hari, dan waktu kunjungan yang nyaman adalah antara pukul 08.00 hingga 17.00 WITA.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi objek wisata sejarah dan budaya.
6. Klenteng Suci Nurani

Tak hanya Islam, Banjarmasin juga memiliki tempat ibadah umat Tridharma yang menjadi simbol toleransi antaragama.
Klenteng Suci Nurani berada di tepi Sungai Tapekong dan Sungai Martapura, sekitar Taman Siring Pierre Tendean, kawasan wisata populer di pusat kota.
Klenteng ini dikenal sebagai satu yang tertua di Banjarmasin, dengan perpaduan arsitektur tradisional Tionghoa dan lokal yang memikat.
Di dalamnya, pengunjung bisa melihat altar dewa-dewi, ornamen naga, serta suasana sakral yang khas.
Klenteng Suci Nurani terbuka untuk umum setiap hari, biasanya mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WITA.
Saat perayaan Imlek atau Cap Go Meh, klenteng ini dipenuhi pengunjung yang ingin merayakan secara khidmat.
7. Kubah Surgi Mufti

Kubah Surgi Mufti adalah makam dari KH Jamaluddin, seorang ulama besar yang pernah menjabat sebagai Mufti di Kesultanan Banjar.
Ia kemudian diberi gelar anumerta Surgi Mufti, dan makamnya kini menjadi tempat ziarah yang banyak dikunjungi umat Muslim.
Lokasinya berada di Jalan Sungai Jingah, Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Suasana makam sangat sejuk dan teduh, dikelilingi pohon rindang serta bangunan berbentuk kubah khas makam ulama.
Kubah ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WITA, dan sering dijadikan tempat ziarah, khususnya pada hari-hari besar Islam atau saat haul (peringatan wafat) KH Jamaluddin.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.