TRIBUNTRAVEL.COM - Kerajinan tangan khas Melayu mungkin bisa dijadikan buah tangan saat liburan di Riau.
Salah satu produsen kerajinan tangan khas Melayu di Pekanbaru adalah Tekat Tiga Dara.

Tengku Syarifah Nurlia Zahara (50) merupakan pemilik Tekat Tiga Dara yang beralamat di Jalan Dahlia Gang Jati Nomor 5, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, Riau.
Di rumah itulah Syarifah bersama sang suami dan anaknya membuat berbagai macam kerajinan tangan khas Melayu.
Baca juga: Taman Bukit Gelanggang Jadi Spot Olahraga Favorit di Dumai Riau, Bisa Jogging hingga Main Skateboard
Produknya terpajang menghiasi setiap sudut ruangan.
Tanpa harus mencari-cari, mata kami langsung tertarik pada beragam hiasan dinding, tanjak, sarung bantal, kipas, hingga berbagai jenis souvenir khas melayu yang penuh nilai seni.
LIHAT JUGA:
Setiap benda di ruangan itu seolah memiliki sejarah dan cerita sendiri.
Selain tanjak dan aneka souvenir, di ruang tengah juga terlihat deretan batik khas Riau.
Dipajang disetiap sudut ruangan dengan warna-warna yang memikat hati.
Saat kami masuk ke ruang samping, sebuah alat tenun tradisional terbuat dari kayu terletak dengan rapi.
Benangnya telah terpasang dan siap untuk diolah menjadi karya seni tenun yang menakjubkan.

Di antara tiang penyangga alat tenun itu juga tertempel secarik kertas berisi gambar pola tenunan.
Puluhan benang dengan berbagai warna digantung di dinding.
Botol dan gelas plastik yang berisi tinta untuk membatik tergeletak diatas meja kayu dengan sedikit berantakan.
Hampir tak ada ruang yang tak termanfaatkan.
Bahkan di teras rumahnya, beberapa kain berukuran 1,5 meter x 2,5 meter terhampar, telah dibubuhi dengan motif batik yang indah.
"Ini baru siap dibatik, tapi belum kering, jadi kita jemur di sini" kata Syarifah.
Di rumah sederhana ini, kami merasakan betapa dalamnya kecintaan Tengku Syarifah terhadap warisan budaya Melayu.
Baca juga: Wisata Religi Masjid Raya Pekanbaru di Riau, Ada Air Sumur yang Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit
Setiap sudutnya menyimpan semangat dan dedikasi untuk melestarikan keindahan seni tradisional yang tak ternilai harganya.
Rumahnya bukan hanya sekedar tempat tinggal, tetapi juga ruang hidup yang penuh dengan cerita dan karya seni bercita rasa tinggi.
Syarifah merupakan pengrajin tenun dan batik khas Riau.
Namanya dikenal luas di Bumi Lancang Kuning.
Ia menekuni dunia tenun dan batik sejak masih remaja.

Hingga saat ini Syarifah masih eksis dengan kerajinan tangan khas Melayunya.
Kini bakat menenun, menyulam dan membatik itu pun perlahan dia turunkan ke anak-anaknya.
"Saya memang dari dulu hobi menenun dan membatik, sejak masih gadis, sekitar tahun 90an, waktu itu masih tinggal di Bangkinang," ujar Syarifah mengenang kembali awal mula dirinya mulai menggeluti dunia tenun dan batik ini.
Setelah menikah, Syarifah sempat pindah ke Dumai, ikut suami bertugas di sana.
Kemudian tahun 2006, Syarifah akhirnya menetap di Pekanbaru dan mulai mendirikan usaha kerajinan tangan khas melayu yang kemudian dia beri nama Candafa Tekat Tiga Dara.
"Nama ini saya ambil dari gabungan tiga anak saya, kebetulan anak kami semua perempuan," ujarnya
Baca juga: Tawarkan Spot Instagramable di Tengah Hutan, Kunjungi Lembah Pelangi Sekupang, Batam, Kepulauan Riau
Usaha yang ia rintis bersama keluarga itu terus berkembang, dikenal luas oleh masyarakat.
Apalagi produknya memiliki ciri khas sendiri dengan nuansa Melayunya yang kental.
Tidak heran jika produknya banyak mendapatkan tempat di hati para pelanggannya.
Tidak hanya dari Riau, tapi juga dari luar Riau.
"Ada dari Medan, Jakarta, Kalimantan ada juga," kata ibu tiga anak ini.
Tidak hanya dari dalam negeri, produk kerajinan tangan Candafa Tekat Tiga Dara ternyata juga banyak dipesan konsumen dari luar negeri. Khususnya dari negeri jiran, Malaysia.
Syarifah paham betul, kualitas adalah hal terpenting yang harus dijaga dalam setiap produk yang dihasilkan.

Ia bahkan tak segan memberikan garansi jika ada komplen dari konsumennya.
"Kalau ada yang tidak rapi kita jahit ulang, kita rapikan, kalau ada yang luntur, itu kita ganti dengan yang baru," ujarnya untuk memastikan kepuasan konsumen dalam menggunakan semua produknya.
Sementara dari sisi harga, produk dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik Syarifah ini sangat terjangkau.
Mulai dari Rp 10 ribu untuk souvenir dan Rp 50 ribu hingga ratusan ribu untuk tanjak.
Sementara untuk batik dibanderol mulai Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung jenis kain dan motifnya.
Sedangkan untuk hiasan dinding dijual mulai dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
"Yang paling diminati itu sulam tekat, souvenir dan batik tulis, kemarin Pak Pj Gubernur Riau ada pesan 100 lembar di sini," katanya.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Tekat Tiga Dara: Menjaga Tradisi dan Merajut Asa Lewat Kerajinan Tangan Khas Melayu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.