Breaking News:

Mata Lokal UMKM

Tekad Tiga Dara: Melestarikan Budaya Melayu Lewat Kerajinan Tangan

Tekad Tiga Dara tidak hanya dijual di Pekanbaru, tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan mancanegara.

Instagram/tekattigadaraproduct
TEKAD TIGA DARA- Tekad Tiga Dara bukan sekadar usaha kerajinan tangan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya Melayu. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Di sebuah rumah sederhana di Jalan Dahlia Gang Jati Nomor 5, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, Riau, Tengku Syarifah Nurlia Zahara (50) bersama keluarga mengembangkan usaha kerajinan tangan khas Melayu. 

Usaha ini dinamakan Candafa Tekad Tiga Dara, terinspirasi dari ketiga anak perempuannya.

Baca juga: Air Terjun Batu Ampar, Tempat Wisata Favorit untuk Berakhir Pekan di Lingga, Kepulauan Riau

TEKAT TIGA DARA - Owner Candafa Tekat Tiga Dara, Tengku Syarifah Nurlia Zahara (50) dengan pajangan kreasi hasil kerajinan tangan tangan nya yang dipajang di rumahnya Jalan Dahlia Gang Jati Nomor 5, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru.
TEKAD TIGA DARA - Owner Candafa Tekad Tiga Dara, Tengku Syarifah Nurlia Zahara (50) dengan pajangan kreasi hasil kerajinan tangan tangan nya yang dipajang di rumahnya Jalan Dahlia Gang Jati Nomor 5, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)

Baca juga: Wisata Religi Masjid Raya Pekanbaru di Riau, Ada Air Sumur yang Dipercaya Bisa Sembuhkan Penyakit

"Saya memang sudah lama menyukai tenun dan batik, sejak masih gadis di tahun 90-an di Bangkinang," kenang Syarifah.

Setelah berpindah ke beberapa kota mengikuti tugas suaminya, ia akhirnya menetap di Pekanbaru pada 2006 dan mulai mengembangkan usaha ini secara serius. 

Baca juga: Indahnya Pantai Larantuka di Galang, Batam, Kepulauan Riau, Punya Satu Daya Tarik yang Unik

Baca juga: Itinerary Bangkinang 3 Hari 2 Malam, Kunjungi Ulu Kasok yang Dijuluki Raja Ampat-nya Riau

Dengan kecintaannya pada budaya Melayu dan keterampilan turun-temurun dalam seni tekstil, Syarifah bertekad mempertahankan warisan budaya ini melalui karya-karyanya.

Produk Kerajinan Tangan Khas Melayu

1. Tanjak dan Aksesoris Melayu

Tanjak adalah ikat kepala khas Melayu yang menjadi salah satu produk unggulan. 

Setiap tanjak dibuat dengan motif khas yang mencerminkan nilai-nilai budaya Melayu. 

Banyak pelanggan, termasuk dari luar negeri, tertarik pada produk ini karena keunikan desain dan kualitas bahan yang digunakan.

2 dari 4 halaman

2. Batik dan Tenun Riau

Batik khas Riau dengan warna-warna menawan diproduksi dengan teknik tradisional. 

Di rumahnya, Syarifah juga memiliki alat tenun kayu yang digunakan untuk menghasilkan kain berkualitas tinggi. 

Motif batik dan tenun yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari corak bunga khas Melayu hingga motif abstrak yang terinspirasi dari alam.

3. Souvenir dan Dekorasi Bernilai Seni

Mulai dari hiasan dinding, kipas, sarung bantal, hingga cendera mata bernuansa Melayu, semua dibuat dengan detail yang mencerminkan budaya lokal. 

Souvenir ini tidak hanya dijual di Pekanbaru, tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia dan bahkan mancanegara.

Selain itu, Tekad Tiga Dara juga menerima pesanan khusus untuk pembuatan dekorasi berbasis kain, seperti tirai dan taplak meja bermotif Melayu yang banyak diminati untuk acara adat dan pernikahan.

Baca juga: Wisata Religi di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau, Bisa Lihat Pemandangan Sunset saat Sore Hari

Harga Produk Tekad Tiga Dara

Produk yang ditawarkan memiliki harga yang bervariasi:

  • Souvenir: Mulai dari Rp 10 ribu
  • Tanjak: Rp 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah
  • Batik: Rp 350 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung motif dan bahan
  • Hiasan dinding: Mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah
3 dari 4 halaman

"Yang paling banyak diminati itu sulam tekat, souvenir, dan batik tulis. Kemarin Pak Pj Gubernur Riau sempat memesan 100 lembar batik di sini," ungkapnya.

Selain menjual produk, Syarifah juga membuka pelatihan bagi mereka yang ingin belajar membatik dan menenun. 

Banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari seni ini, terutama mereka yang ingin membuka usaha sendiri atau sekadar melestarikan budaya leluhur.

Dukungan BRI dalam Perkembangan Usaha

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, Syarifah mengajukan KUR BRI sebesar Rp 25 juta. 

Dana ini digunakan untuk membeli bahan baku dan meningkatkan produksi. 

Dengan modal tersebut, ia mampu memproduksi lebih banyak kain dan memperluas jaringan pemasaran.

2. Pelatihan dan Bantuan Peralatan

BRI juga memberikan pelatihan membatik dan menenun bagi pelaku UMKM serta bantuan alat produksi seperti mesin tenun. 

4 dari 4 halaman

Sistem pembayaran digital melalui QRIS turut difasilitasi untuk kemudahan transaksi. 

Dengan adanya pembayaran digital, pelanggan dari luar kota bahkan luar negeri bisa lebih mudah membeli produk Tekad Tiga Dara.

"Alhamdulillah, kami mendapat dukungan dari BRI. Bantuan ini sangat berarti untuk meningkatkan produksi dan memperluas pemasaran," jelasnya.

3. Mendorong UMKM Naik Kelas

Filipus Evan Adinda, Pimpinan Cabang BRI Lancang Kuning, mengapresiasi perkembangan Tekad Tiga Dara sebagai salah satu UMKM unggulan. 

Ia menilai bahwa usaha ini memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh dengan dukungan yang tepat.

"Kami memiliki berbagai program untuk mendukung UMKM agar naik kelas. Selain pembiayaan, kami juga membantu mereka berpartisipasi dalam pameran dan pemasaran," ujarnya.

BRI terus berkomitmen membantu pelaku UMKM melalui fasilitas seperti tabungan, KUR, Kupedes, dan pinjaman hingga Rp 500 juta untuk usaha mikro. 

Selain itu, BRI juga aktif mengajak pelaku UMKM untuk terlibat dalam berbagai event ekonomi kreatif guna memperluas jangkauan pasar mereka.

Harapan dan Rencana Masa Depan

Syarifah berharap dapat terus mengembangkan usahanya agar semakin dikenal luas. 

Ia bercita-cita membuka galeri khusus untuk memamerkan hasil karyanya serta tempat pelatihan bagi generasi muda yang ingin belajar lebih dalam tentang batik dan tenun Melayu.

"Saya ingin anak-anak muda tetap mengenal dan mencintai budaya mereka. Jika kita tidak melestarikan, siapa lagi?" katanya.

Ia juga berencana memperluas pemasaran ke platform e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menghargai produk lokal, ia optimis usaha ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Tekad Tiga Dara bukan sekadar usaha kerajinan tangan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya Melayu. 

Dengan kerja keras, dukungan keluarga, serta bantuan dari BRI, usaha ini berkembang hingga dikenal luas. 

Bagi pecinta budaya Melayu, produk dari Candafa Tekad Tiga Dara bisa menjadi pilihan yang bernilai seni tinggi.

Dengan semangat melestarikan warisan budaya, usaha ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi pemiliknya tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk mencintai dan meneruskan seni tradisional yang kaya akan nilai budaya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono) (TribunTravel/Ambar)

Selanjutnya
Tags:
RiauPekanbaruSukajadiHarjosariTekad Tiga DaraCenderalokaMataLokalUMKM Monumen Lokomotif
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved