TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 64 juta UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian negara.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2023, terlihat bahwa UMKM berkontribusi hingga 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja.
Namun, perjalanan membangun bisnis tidaklah mudah, terutama bagi para anak muda yang melirik dunia usaha. Minimnya pengalaman, edukasi bisnis, keterbatasan modal, hingga akses pasar menjadi kendala yang sering dihadapi.
Salah satu pemuda tersebut adalah Chantika, pemilik dari SISABENANG yang mengawali usahanya tepat di kala pandemi COVID-19 berlangsung.
“Waktu itu, kecintaan saya dan ibu terhadap dunia fesyen menginspirasi untuk menciptakan produk fashion berkelanjutan yang belum banyak dilirik pengusaha lain.” kenangnya.
Chantika memanfaatkan limbah sisa kain pabrik sebagai bahan utama pembuatan produk dan merupakan upaya untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Cerita lainnya datang dari By Adinda Hijab yang menjadi salah satu pemain utama di industri fashion muslim. Bermula sebagai reseller, Noviana Adinda Putri berhasil mengembangkan bisnisnya selama 9 tahun hingga kini memiliki tujuh toko offline dan toko daring.
“Sebagai pengusaha muda, tantangan besar yang dihadapi adalah membuktikan kemampuan di tengah skeptisisme orang-orang terhadap anak muda. Namun, dorongan untuk mencoba hal baru dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci sukses By Adinda Hijab,” pungkas Adinda.

By Adinda Hijab memahami pentingnya inovasi, keberlanjutan, dan dampak sosial. Sang pemilik bahkan berkomitmen memberikan pelatihan kepada para Gen Z untuk merintis usaha, dan membantu meningkatkan keterampilan mereka.
Tak hanya Chantika dan Adinda, bisnis BROWNIES SEMUT pun sempat menghadapi berbagai hambatan, termasuk erupsi Gunung Agung dan pandemi COVID-19.
Pemilik BROWNIES SEMUT, Gunawan Wijaya menceritakan bahwa bisnis yang dimulainya pada tahun 2016 ini pernah vakum dan akhirnya kembali beroperasi pada tahun 2022 dengan modal dan pengetahuan yang sangat terbatas.

Berawal dari produksi manual di rumah, Gunawan mengungkap bahwa kini bisnisnya memiliki ruang produksi khusus dengan peralatan modern dan tenaga kerja yang kompeten.
“Tantangan minimnya modal dan pengalaman diatasi dengan memanfaatkan akses teknologi, seperti e-commerce, yang membuka peluang lebih besar,” jelas Gunawan.
J&t Connect Preneur: Peluang Baru untuk UMKM
Sebagai perusahaan logistik berskala global, J&T Express meluncurkan program J&T Connect Preneur sebagai jembatan untuk membantu para pengusaha belajar, berkembang, dan menciptakan peluang baru.
Pada kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh J&T, pemilik SISABENANG, By Adinda Hijab, dan Brownies Semut merupakan Top 10 dari total sekitar 300 pendaftar yang menarik perhatian dengan ceritanya masing-masing.
Bagi SISABENANG, bergabung dalam J&T Connect Preneur merupakan titik balik. Chantika mengatakan, program ini memberikan wawasan mendalam, mulai dari cara menyusun business model canvas hingga strategi pemasaran.
Menariknya, SISABENANG memiliki gerakan “Tanam Satu Tumbuh Seribu”, yang artinya setiap produk terjual akan menyumbang sebesar Rp10.000 untuk penanaman satu pohon mangrove di Desa Bedono, Jawa Tengah sebagai bentuk kepedulian SISABENANG terhadap lingkungan.
Sementara itu, pemilik By Adinda Hijab mengatakan, “Mengikuti J&T Connect Preneur memberikan dorongan signifikan bagi By Adinda Hijab. Program ini tidak hanya memberikan bimbingan praktis, tetapi juga memperluas jaringan dan meningkatkan eksposur bisnis.”
Senada dengan Chantika dan Adinda, pemilik Brownies Semut turut merasakan manfaat mengikuti J&T Connect Preneur.
Gunawan mengatakan, ia merasa lebih percaya diri dalam mengelola bisnis dan berkomunikasi dengan mitra baru. Masukan dari mentor dan juri membantu menciptakan strategi yang lebih efisien dan terarah. Kini, bisnis ini tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dengan visi yang lebih jelas.
Program seperti J&T Connect Preneur membuktikan pentingnya pendampingan dan edukasi bagi pelaku UMKM. Dengan menyediakan bimbingan, akses jaringan, dan peluang pendanaan, program ini menjadi katalisator bagi UMKM untuk terus berinovasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.