TRIBUNTRAVEL.COM - Benteng Moraya menjadi tujuan liburan populer di Tondano, Minahasa.
Bahkan kurang lengkap bila mengunjungi Tondano tanpa mampir ke Benteng Moraya.
Lokasi Benteng Moraya berada di Tuutu, Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Akses menuju Benteng Moraya terbilang cukup mudah.
Baca juga: Pantai Bungin di Lolak, Bolmong, Sulawesi Utara, Suguhkan Pemandangan Sunset yang Menawan
Terlebih lokais Benteng Moraya tak jauh dari pusat kota Tondano.
Lokasinya juga berdekatan dengan Danau Tondano yang ikonik.
Bila berangkat dari Bandara Sam Ratulangi, Benteng Moraya bisa ditempuh dengan berkendara selama kurang lebih satu jam.
Perjalanan dapat menggunakan angkutan umum atau ojek online.
Pengalaman berbeda akan didapatkan selagi berkunjung ke Benteng Moraya.
Baca juga: Kebun Binatang Siantar, Tempat Wisata di Pematang Siantar, Sumatera Utara, Cek Harga Tiket Masuknya
Benteng Moraya seakan mengajak pengunjung untuk melewati lorong waktu dan kembali pada tahun 1800-an.
Di mana kala itu suku Minahasa berperang dengan Belanda untuk mempertahankan eksistensinya.
Konon pertarungan tersebut terjadi di atas lokasi bangunan benteng yang berdiri saat ini.
Saat Tribunmanado mengunjungi lokasi itu pada Senin (29/7/2024) sore, cerita itu seakan beroleh kebenaran, dimana saat itu ada banyak orang memakai baju perang kabasaran Minahasa.
Tapi tenang saja. Itu hanya warga yang menawarkan foto.
"Ayo foto pak," kata seorang diantaranya.
Baca juga: Taman Selecta Kota Batu: Ikon Wisata Zero Waste yang Tawarkan Pengalaman Istimewa
Para penari kabasaran itu berada di depan benteng.
Di sana terdapat tonggak-tonggak besar berjumlah 12 buah, yang berada di belakang tulisan besar Benteng Moraya.
Setiap tonggak itu terukir relief yang berisi informasi seputar perang Tondano.
Saat memasuki Benteng Moraya, akan nampak dinding luar yang teruki relief.
Relief ini bertutur tentang sejarah awal mula suku Minahasa.
Bagian selanjutnya terdapat dinding yang berisi ukiran nama-nama marga yang ada di Minahasa.
Baca juga: Pantai Pandan Wangi, Tempat Wisata Favorit Warga Lokal di Mukomuko Bengkulu
Anda yang berasal dari Minahasa niscaya menemukan marga anda terukir di sini. Ada pula Amphiteater.
Terdapat juga beragam ukiran ilustrasi dari perang Tondano.
Di mana perang Tondano adalah kisah yang sangat berkaitan erat dengan berdirinya monumen ini.
Diceritakan jika lokasi berdirinya monumen ini merupakan tempat perang akbar terjadi antara suku-suku Minahasa dan Belanda.
Terjadi pada tahun 1800-an, perang ini bisa dikatakan sebagai salah satu perang yang besar terjadi pada waktu tersebut.
Mereka para prajurit Minahasa membangun benteng.
Di awal peperangan, para Walak Minahasa berhasil mempertahankan kawasan Benteng Moraya dan pemukiman orang Minahasa waktu itu yakni permukiman Minawanua.
Belanda pun mengerahkan kekuatan besar dan mengempur kawasan ini habis-habisa hingga hancur luluh lantak.
Saking banyaknya korban jiwa dari peperangan ini, dikisahkan Danau Tondano sampai menjadi berwarna merah.
Baca juga: Wawo Wow, Spot Camping Instagramable di Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Hingga akhirnya nama Moraya disematkan karena artinya genangan darah.
Berdirinya monumen ini tentunya untuk menghargai semangat juang dan juga mengingatkan akan kepahlawanan Minahasa.
Lapar ? Tenang saja.
Diseputaran benteng Moraya terdapat banyak lokasi kuliner.
(TribunManado.co.id/Arthur_Rompis)(TribunTravel.com/mym)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Benteng Moraya di Tondano, Sulawesi Utara, Saksi Kepahlawanan Minahasa Melawan Belanda
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.