Breaking News:

Mata Lokal Travel

Museum Le Mayeur di Sanur Kaja, Denpasar, Bali, Surga Bagi Para Pencinta Wisata Seni dan Budaya

Museum Le Mayeur di Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali cocok dikunjungi bagi para pencinta seni dan budaya.

Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan
Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Bali tak melulu mengunjungi wisata alam saja lho.

Ada cukup banyak pula wisata seni dan budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Patung A. J. Le Mayeur De Merpres dan Ni Nyoman Pollok yang berada di tengah-tengah 2 bangunan Museum Le Mayeur, Pantai Sanur, Bali.
Patung A. J. Le Mayeur De Merpres dan Ni Nyoman Pollok yang berada di tengah-tengah 2 bangunan Museum Le Mayeur, Pantai Sanur, Bali. (Tribun Bali/Noviana Windri Rahmawati)

Satu di antaranya yakni Museum Le Mayeur.

Museum Le Mayeur berlokasi di Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali.

Baca juga: Pantai Nyanyi, Destinasi Tersembunyi di Tabanan, Bali untuk Menikmati Sunset Menawan

Bagi para pencinta budaya dan seni, sayang rasanya melewatkan kunjungan ke Museum Le Mayeur.

Terlebih Museum Le Mayeur memiliki sederet koleksi yang begitu menakjubkan.

Destinasi ini menampilkan sederet karya seni lukis dari Adrien Jean Le Mayeur de Merpres.

Ia merupakan pelukis terkenal asal Belgia yang berasal dari keluarga bangsawan.

Le Mayeur lahir pada 9 Februari 1880 dan dikenal sebagai seorang seniman yang berkontribusi besar dalam dunia seni lukis, terutama dalam menggambarkan keindahan Bali dan budayanya.

Baca juga: Curug Putri Carita di Pandeglang, Banten Suguhkan View ala Grand Canyon, Segini Tarif Masuknya

Keindahan Museum Le Mayeur bukan hanya terletak pada karya seni yang dipamerkan, tetapi juga pada suasana yang memikat dan memancarkan aura klasik yang kuat.

2 dari 4 halaman

Gedung utama museum, yang menjadi tempat hampir seluruh karya lukisan Le Mayeur dipajang, menyajikan perpaduan unik antara suasana, musik, dan seni rupa yang seolah membawa pengunjung kembali ke masa lalu.

Lukisan-lukisan Le Mayeur tidak hanya sekadar gambar di kanvas; mereka adalah jendela yang membuka kenangan dan kisah hidup sang seniman.

Lukisan La Mayeur, di Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali.
Lukisan La Mayeur, di Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)

Setiap goresan kuas Le Mayeur mencerminkan kekagumannya terhadap Bali, terutama kecintaannya pada istrinya, Ni Nyoman Pollok.

Salah satu keistimewaan museum ini adalah adanya penjelasan mendetail yang menyertai setiap lukisan, memberikan konteks dan cerita di balik setiap karya.

Banyak dari lukisan-lukisan tersebut menampilkan Ni Nyoman Pollok, yang digambarkan dengan penuh cinta dan keindahan, terutama saat ia menari dengan anggun di halaman rumah mereka, di tengah pemandangan alam Bali yang memukau.

Baca juga: Menilik Keindahan Taman Ujung Sukasada, Tempat Peristirahatan Raja di Karangasem, Bali

Museum ini adalah destinasi yang sempurna tidak hanya bagi pecinta seni, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin mendalami sejarah dan budaya Bali.

Pengunjung umum, pelajar, atau siapa pun yang tertarik pada sejarah seni dan budaya akan menemukan banyak hal menarik di sini.

Museum ini menyajikan pengalaman yang tidak hanya visual tetapi juga emosional, membawa pengunjung merasakan kehidupan dan cinta yang terjalin antara Le Mayeur dan Pollok.

Lukisan La Mayeur, di Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali.
Lukisan La Mayeur, di Museum Le Mayeur, Kawasan Pantai Sanur, Denpasar, Bali. (Tribun Bali/Cisilia Agustina Siahaan)

I Made Darma, seorang pria berusia 52 tahun yang bertugas sebagai pengelola retribusi daerah untuk Museum Le Mayeur, berbagi cerita tentang sejarah singkat berdirinya museum ini.

“Asal muasal berdirinya Museum Le Mayeur ini dimulai dengan kedatangan Tuan Le Mayeur ke Bali, melalui Singaraja pada tahun 1932."

Baca juga: Dairyland On The Valley di Bergas, Semarang, Jateng Cocok untuk Liburan Keluarga, Cek Paket Hematnya

3 dari 4 halaman

"Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Denpasar, tepatnya di Klandis, di sinilah ia bertemu dengan seorang penari legong kraton bernama Ni Nyoman Pollok."

"Awalnya, Le Mayeur sangat terpesona dengan tarian Ni Nyoman Pollok, akhirnya ia menawari Ni Nyoman Pollok untuk menjadi model lukisannya, dan disepakati oleh Ni Nyoman Pollok."

"Dengan visa yang hanya bertahan 8 bulan, Le Mayeur terus melukis Ni Nyoman Pollok dan akhirnya memperjualbelikan lukisan-lukisan tersebut di Singapura pada saat konferensi Inggris."

"Ternyata, lukisan beliau banyak laku terjual, nah dari hasil menjual lukisan inilah Le Mayeur kemudian membeli sebidang tanah di Pantai Sanur pada tahun 1932.”

Le Mayeur kemudian melanjutkan karyanya bersama Ni Nyoman Pollok, dan hasil dari penjualan lukisan-lukisan mereka digunakan untuk membangun rumah yang kini menjadi Museum Le Mayeur.

Pada tahun 1935, setelah cukup lama bersama, Le Mayeur menikahi Ni Nyoman Pollok, dan keduanya hidup dengan tentram di rumah tersebut, sambil terus melanjutkan karya seni yang kini abadi di museum ini.

Pada tahun 1957, Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, berkunjung ke rumah Le Mayeur dan saat itulah Le Mayeur mengusulkan agar rumahnya kelak dijadikan museum.

Usulan ini disetujui, dan akta notaris yang mengesahkan rumah tersebut sebagai museum pun dikeluarkan.

Sayangnya, pada tahun 1958, Le Mayeur jatuh sakit dan harus kembali ke Belgia untuk berobat, ditemani oleh Ni Nyoman Pollok.

Tak lama setelah itu, Le Mayeur meninggal dunia pada usia 78 tahun.

4 dari 4 halaman

Ni Nyoman Pollok kembali ke Bali dan mengurus rumah yang telah menjadi museum ini hingga ia meninggal dunia pada tahun 1985.

Setelah itu, rumah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah dan terus dilestarikan hingga kini.

Baca juga: Mengunjungi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta, dari Sejarah, Koleksi, hingga Harga Tiket Masuk

Museum Le Mayeur adalah bukti nyata cinta yang abadi, baik cinta pada seni maupun cinta sejati antara Le Mayeur dan Ni Nyoman Pollok.

Tempat ini bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga saksi bisu dari kisah cinta yang abadi dan dedikasi seorang seniman terhadap kecantikan dan keindahan yang ia temukan di Bali.

Bagi siapa pun yang mengunjungi museum ini, mereka tidak hanya menyaksikan karya seni yang memukau, tetapi juga merasakan sentuhan dari sebuah kisah hidup yang penuh dengan warna dan keindahan. 

(Tribun-Bali.com/I Made Wira Adnyana Prasetya)(TribunTravel.com/mym)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Museum Le Mayeur: Destinasi Wisata Seni dan Budaya yang Menawan di Bali

Selanjutnya
Sumber: Tribun Bali
Tags:
BaliDenpasarDenpasar SelatanSanur KajaMuseum Le MayeurMataLokalTravel Mepamit Handry Satriago
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved