Breaking News:

Mata Lokal UMKM

Filosofi Kue Lepat, Camilan Khas Gayo Aceh Tengah, Aceh yang Hadir di Hari Tertentu

Mengenal filosofi kue lepat khas Gayo, Aceh Tengah, Aceh yang hadir saat momen khusus seperti Ramadan dan lebaran.

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Nurul Intaniar
Wiki Farazi, CC0, via Wikimedia Commons
Ilustrasi kue lepat khas Gayo, Aceh Tengah, Aceh yang dibungkus daun pisang. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Aceh rasanya kurang lengkap kalau belum berburu kuliner.

Selain makanan berat, Aceh juga punya kuliner khas berupa camilan yang wajib dicoba.

Satu di antaranya yaitu kue lepat.

Buat kamu yang dari luar kota atau luar pulau, pasti cukup asing dengan kue lepat, bukan?

Baca juga: Kulineran di Aceh, Cobain Roti Selai Samahani yang Legendaris, Bisa Bawa Pulang Buat Oleh-oleh

Yap, kue lepat ini merupakan camilan khas Gayo, Aceh Tengah, Aceh yang terbuat dari beras ketan dan campuran kelapa serta bumbu lain.


Kue Lepat sering dianggap sebagai
Kue Lepat sering dianggap sebagai "perekat" antaranggota keluarga dan masyarakat setempat, mengingat cara penyajiannya secara gotong royong. (SERAMBINEWS.COM/ROMADANI)

Akan tetapi, cukup sulit untuk mendapatkan kue lepat di Aceh lantaran camilan satu ini hanya hadir di momen tertentu saja, seperti Ramadan dan lebaran.

Tapi jika kamu datang ke Aceh saat Ramadan untuk wisata religi, tak menutup kemungkinan kamu bisa nyobain kue lepat.

Nah, jika berhasil mendapatkan kue lepat, kamu juga bisa beli banyak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Berbicara soal kue lepat, cari tahu yuk tentang filosofi camilan khas Gayo Aceh ini.

Baca juga: Berburu Oleh-oleh Songket dan Jumputan Khas Palembang di Pasar Kito Komplek Ilir Barat Permai

Filosofik kue lepat

2 dari 4 halaman

Lepat bukan sekadar makanan biasa. 

Bagi masyarakat Gayo, lepat memiliki makna yang lebih dalam sebagai simbol kebersamaan dan kesetiakawanan. 

Kue ini sering dianggap sebagai "perekat" antaranggota keluarga dan masyarakat setempat, mengingat cara penyajiannya yang sederhana namun mengundang semangat gotong royong. 

Filosofi ini semakin terlihat saat masyarakat secara bersamaan membuat dan menyajikan lepat dalam perayaan tertentu, terutama saat bulan Ramadan dan hari raya.

Baca juga: Liburan ke Bogor, Wajib Beli Oleh-oleh Asinan Nyonya Yenny yang Eksis Sejak 1980

Proses pembuatan lepat yang melibatkan banyak tangan juga mencerminkan nilai kebersamaan.

Semua anggota keluarga, dari yang tua hingga yang muda, turut serta dalam persiapan, mulai dari memilih daun pisang yang akan digunakan sebagai pembungkus, hingga memasak dan menghidangkannya. 

Aktivitas ini tidak hanya mempererat hubungan keluarga, tetapi juga menciptakan solidaritas di antara anggota masyarakat. 

Lepat pun menjadi simbol harmonisasi keluarga, sebuah nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Gayo.

Lepat dibuat dari bahan-bahan sederhana, seperti ketan, gula aren, garam, dan kelapa parut, yang kemudian dibungkus dengan daun pisang. 

Baca juga: Uniknya Kerajinan Anyaman Rotan di Lhoknga, Aceh yang Patut Buat Oleh-oleh Liburan

Kue ini dimasak dengan cara dikukus, sehingga menghasilkan tekstur yang lembut dan aroma harum dari daun pisang. 

Kue Lepat sering dianggap sebagai
Kue Lepat sering dianggap sebagai "perekat" antaranggota keluarga dan masyarakat setempat, mengingat cara penyajiannya secara gotong royong. (SERAMBINEWS.COM/ROMADANI)
3 dari 4 halaman

Rasa manis yang pas, dipadu dengan gurihnya kelapa, membuat lepat menjadi kudapan favorit saat berbuka puasa dan hari raya.

Namun, keunikan lepat tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada daya tahannya. 

Menurut Zuriyati seorang ibu Rumah Tangga dari Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten AcehTengah, Aceh, kue lepat bisa bertahan lama jika dimasak dengan cara yang tepat. 

"Lepat ini makanan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang orang Gayo. Dulu, lepat hanya disajikan pada waktu tertentu saja," kata Zuriyati, Kamis (24/10/2024).

Teknik memasak yang diwariskan dari generasi ke generasi inilah yang membuat lepat tetap awet dan tahan disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Baca juga: Pencinta Seafood Wajib Coba Lobster Bakar di Green Zone Seafood Resto Aceh, Bisa Buat Oleh-oleh

"Bahkan, pada zaman dahulu, lepat sering dijadikan bekal oleh masyarakat Gayo saat bepergian jauh atau melakukan kegiatan bertani di ladang.," tambahnya.

Selama bulan puasa, lepat sering menjadi menu takjil favorit di kalangan masyarakat Gayo

Kue ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga simbol keharmonisan yang kerap terlihat saat acara buka puasa bersama. 

Pada momen-momen ini, lepat disajikan di tengah-tengah keluarga besar atau dalam komunitas masyarakat, sebagai tanda penghormatan kepada tradisi dan warisan budaya. 

Selain itu, lepat juga sering dibagikan kepada tetangga atau orang yang membutuhkan, mempertegas nilai kesetiakawanan yang tertanam dalam budaya Gayo

4 dari 4 halaman

Dalam tradisi ini, kue lepat berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya berbagi, terutama di bulan Ramadan yang suci.

Walau zaman terus berkembang, kue lepat tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Gayo

Dengan semakin berkembangnya wisata kuliner di Aceh Tengah, lepat kini mulai diperkenalkan kepada wisatawan yang berkunjung. 

Tidak jarang, wisatawan yang datang ke dataran tinggi Gayo membawa pulang lepat sebagai oleh-oleh khas dari Aceh Tengah.

Lepat bukan hanya sekadar makanan tradisional, tetapi juga untuk memperkenalkan filosofi dan nilai-nilai budaya masyarakat Gayo kepada dunia luar. 

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya, kue lepat tetap akan terus menjadi ikon kuliner yang penuh makna bagi masyarakat Gayo.

Terakhir, Zuriyati menerangkan bahwa, kue lepat tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan identitas yang kuat bagi masyarakat Gayo, khususnya di Aceh Tengah. 

"Setiap gigitan lepat adalah pengingat akan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan turun-temurun, menjaga harmoni dan solidaritas di tengah masyarakat," katanya.

Tonton juga:

Rekomendasi tempat sewa motor di Aceh

Traveler, jika kamu masih ingin liburan di Aceh tapi tidak membawa kendaraan bisa rental di tempat sewa motor.

Ada beberapa rekomendasi tempat sewa motor di Aceh yang bisa kamu rental harian hingga mingguan.

Deretan tempat sewa motor di Aceh ini memudahkanmu menjelajah tempat wisata hingga pusat oleh-oleh selama liburan.

Berikut rekomendasinya:

1. CV. Trans Gayo Rental Mobil Takengon

CV. Trans Gayo Rental Mobil Takengon menawarkan sejumlah unit kendaraan yang bisa kamu rental.

Ada motor dan mobil yang kondisinya bagus dan terawat.

Harga sewa motornya juga terjangkau mulai dari Rp 100 ribu per hari.

Kamu bisa mengunjungi tempatnya untuk pilih unit sendiri, atau juga bisa pesan dulu secara online.

Jika mau pesan atau diantar jemput, kamu bisa hubungi 085277377550.

Lokasi: Jalan Merah Mege, Kampung Bale, Kec. Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh.

2. Rental Motor Banda Aceh

ONES Rental Motor menyediakan layanan sewa motor terbaru dengan berbagai macam varian.

Setiap kendaraan dicek kondisinya dan diberikan untuk dirental dalam keadaan bagus serta nyaman.

Rental Motor Banda Aceh menawarkan sistem rental dengan hitungan per jam, harian, hingga mingguan.

Harga sewa juga terjangkau, jadi pas jika kamu rental untuk jalan-jalan.

Menariknya lagi, Rental Motor Banda Aceh buka selama 24 jam.

Jadi kamu bisa rental kapan saja ketika sudah sampai di Aceh.

Untuk informasi pemesanan, bisa hubungi 082272801149.

Lokasi: Jalan Dharma No.10 A, Laksana, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh.

3. Rental Motor Banda Aceh Qana'ah

Selanjutnya, kamu bisa rental motor di Rental Motor Banda Aceh Qana'ah.

Rental Motor Banda Aceh Qana'ah cukup populer di kalangan wisatawan yang mau rental.

Hal tersebut karena Rental Motor Banda Aceh Qana'ah melayani sistem antar jemput ke mana saja tempatmu berada.

Bahkan, jika kamu tiba di bandara, kamu bisa langsung pesan dan unitnya di antar ke sana.

Harga sewanya juga bersahabat.

Untuk informasi pemesanan, bisa hubungi 081284500644.

Lokasi: Jalan Geulumpang, Meunasah Papeun, Kec. Krueng Barona Jaya, Kota Banda Aceh, Aceh.

(SerambiNews/Romadani) (TribunTravel/nurulintaniar)

Kumpulan artikel oleh-oleh

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Mengenal Filosofi Kue "Lepat", Wisata Kuliner Khas Gayo Aceh Tengah

Selanjutnya
Tags:
CenderalokaMataLokalUMKMAcehAceh TengahGayokue lepatcamilanoleh-oleh Khanduri Blang Rusli Bintang Suku Mante
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved