Breaking News:

Kontroversi Sewa Go-Kart di Tokyo: Turis Asing Ditangkap karena SIM Tidak Valid

Kepolisian Metropolitan Tokyo telah mengajukan dakwaan terhadap sebuah perusahaan sewa go-kart yang berbasis di Distrik Ota, Tokyo, Jepang.

Jason Scott, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons
Ilustrasi turis asing yang mengendarai go kart di jalanan Tokyo Jepang 

TRIBUNTRAVEL.COM - Perusahaan sewa go-kart di Tokyo menghadapi dakwaan atas tindakan menyewakan kendaraan kepada turis asing tanpa SIM yang sah, menyusul kecelakaan di jalanan Tokyo.

Sebelum boomingnya kunjungan wisatawan asing ke Jepang, perusahaan sewa go-kart di Tokyo telah menjadi topik yang memecah pendapat. 

Baca juga: Ingin Menjelajahi Dunia Anime di Tokyo? Yuk, Kunjungi 5 Tempat Ini!

Turis asing yang mencoba go kart di jalanan Tokyo Jepang
Turis asing yang mencoba go kart di jalanan Tokyo Jepang (Flickr/shankar s.)

Baca juga: 9 Toko Denim Terbaik di Tokyo Jepang Buat Belanja Oleh-oleh, Momotaro Jeans Aoyama hingga Hinoya

Awalnya, go-kart ini dianggap sebagai hiburan unik, di mana kelompok turis melintasi kawasan pusat Tokyo sambil mengenakan kostum karakter dari Mario Kart, meskipun tanpa izin resmi dari Nintendo. 

Namun, beberapa kecelakaan dan insiden lalu lintas akibat turis yang lebih fokus berfoto daripada mengemudi dengan aman telah menodai citra perusahaan-perusahaan ini di mata publik, dan kini juga di mata hukum.

Baca juga: Jelajah Keindahan Tradisional Jepang di Distrik Geisha Tokyo, Ada Distrik Asakusa hingga Shinbashi

Baca juga: 6 Aquarium Terbaik di Tokyo Jepang Buat Dikunjungi Bareng Anak

Dilansir dari soranews24, Kepolisian Metropolitan Tokyo telah mengajukan dakwaan terhadap sebuah perusahaan sewa go-kart yang berbasis di Distrik Ota, Tokyo, Jepang. 

Dakwaan ini terkait dengan insiden yang terjadi pada musim semi lalu, tepatnya pada bulan April. 

Perusahaan tersebut menyewakan go-kart kepada dua wisatawan asing yang kemudian mengendarainya di jalanan pusat Tokyo. Salah satu pengemudi mengalami kecelakaan yang menyebabkan kerusakan properti. 

Saat polisi tiba di lokasi dan memeriksa kedua pengemudi, mereka langsung ditangkap karena mengendarai kendaraan di jalan umum tanpa memiliki SIM yang sah.

Meski demikian, ada kerumitan lain dalam kasus ini. 

Kedua turis tersebut sebenarnya memiliki SIM dari negara asalnya, tetapi di Jepang, SIM dari negara lain tidak berlaku secara otomatis. 

2 dari 4 halaman

Untuk dapat mengemudi di Jepang, seseorang harus memiliki SIM Jepang atau SIM internasional, yang merupakan dokumen resmi yang diterbitkan oleh otoritas lalu lintas di negara asal, tanpa perlu tes tambahan. 

Baca juga: 10 Makanan Wajib Coba di Tokyo Jepang, Lengkap dengan Tempat Belinya

Ilustrasi turis asing yang mencoba go kart di jalanan Tokyo Jepang
Ilustrasi turis asing yang mencoba go kart di jalanan Tokyo Jepang (Flickr/Mílton Jung)

Meskipun kedua turis ini memiliki SIM internasional, masalahnya adalah SIM tersebut diterbitkan dari negara yang tidak menandatangani Konvensi Jenewa tentang Lalu Lintas Jalan. 

Akibatnya, SIM internasional dari negara tersebut tidak sah untuk digunakan di Jepang.

Tidak diketahui apakah kedua turis menyadari bahwa SIM mereka tidak berlaku di Jepang

Namun, polisi telah mengajukan dakwaan terhadap pemilik perusahaan sewa go-kart tersebut, dengan alasan bahwa menyewakan kendaraan kepada kedua turis dan mengizinkan mereka mengemudikan kendaraan di jalan umum melanggar undang-undang keselamatan lalu lintas Jepang

Pemilik perusahaan, yang kabarnya mengetahui ketidakabsahan SIM tersebut, tidak berada di kantor pada saat penyewaan terjadi. 

Namun, jaksa menuntut hukuman berat, karena pemilik dianggap lalai memberikan instruksi kepada stafnya untuk memeriksa SIM secara tepat dan menolak permintaan sewa jika tidak memenuhi syarat.

Lainnya - Sejumlah kota di Jepang tengah mengalami overtourism.

Satu di antaranya Kyoto Jepang.

Kuil Kodaiji di Kyoto Jepang yang mengeluarkan keluhan kepada turis yang datang.
Kuil Kodaiji di Kyoto Jepang yang mengeluarkan keluhan kepada turis yang datang. (Flickr/Chris Gladis)

Kyoto saat ini menjadi satu kota di Jepang yang paling banyak dikunjungi.

3 dari 4 halaman

Akibatnya beberapa masalah harus dihadapi kyoto.

Terbaru, keluhan datang dari Kuil Kodaiji di distrik Higashiyama, Kyoto.

Dilansir dari soranews, Kuil Kodaiji didirikan pada 1606 oleh Nene, janda Toyotomi Hideyoshi, satu dari tiga penguasa samurai besar yang mengakhiri perang saudara Jepang selama berabad-abad pada masa Sengoku. 

Selain arsitektur dan karya seni yang memiliki nilai sejarah, Kuil Kodaiji memiliki taman lumut yang indah dan jalur jalan setapak yang estetik.

Sayang keindahan taman di Kuil Kodaiji dirusak oleh sejumlah wisatawan yang membuang puntung rokok, wadah minuman, dan stik es krim di atas batu dan di belakang bangunan, menurut pendeta kepala Koin Aoyama.

“Bahkan jika kita mencoba membersihkan sampah, [area] tidak pernah bersih,” keluh Aoyama, yang jelas frustrasi dengan para pembuang sampah sembarangan serta orang-orang yang datang dengan fotografer profesional untuk pemotretan, sesuatu yang sekarang dilarang oleh kuil karena kerusakan yang disebabkan pada tempat tersebut dan ketidaknyamanan bagi tamu lain, dan yang mana pemberitahuan tertulis multibahasa dipasang tentang hal itu. 

Keindahan jalan setapak di Kuil Kodaiji Kyoto Jepang jadi rusak gegara ulah wisatawan yang buang sampah sembarangan.
Keindahan jalan setapak di Kuil Kodaiji Kyoto Jepang jadi rusak gegara ulah wisatawan yang buang sampah sembarangan. (Flickr/hslo)

Aoyama mengatakan dia telah mencoba memperingatkan orang-orang secara lisan jug.

Namun wisatawan menunjukkan gestur tidak mengerti bahasa Jepang

Dia kemudian mencoba menjelaskan masalah tersebut dalam bahasa Inggris, katanya, hanya saja mendapat reaksi yang sama, bahwa mereka tidak dapat memahami apa yang dia katakan.

Jepang, secara umum, menyadari bahwa ada sejumlah poin penting dalam etiket Jepang yang mungkin tidak langsung terlihat oleh wisatawan mancanegara, dan sebagian besar penduduk setempat bersedia mengabaikan kesalahan yang tidak berbahaya dan berfokus pada perasaan positif orang-orang dari belahan dunia lain yang tertarik pada budaya mereka. 

4 dari 4 halaman

Namun, membuang sampah sembarangan merupakan pelanggaran mendasar terhadap kesopanan.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan membuat penduduk lokal menjadi kurang ramah terhadap turis.

Jadi buat traveler yang merencanakan liburan ke Jepang, jangan lupa buat selalu menjaga kesopanan dan kebersihan.

Buang sampah di tempatnya dan patuhi peraturan yang ada di sana.

Ambar/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
JepangTokyoDistrik Otaturis asingSIM Ikan Shisamo Donburi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved