TRIBUNTRAVEL.COM - Petani carica di Desa Kepakisan, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sempat kecewa akibat harga jual buah carica yang begitu anjlok.
Penyebabnya karena kelimpahan hasil panen yang tak diimbangi dengan kenaikan permintaan.

Seorang petani carica di Dieng bernama Watno sempat mengalami hal tersebut.
Ia kerap dibuat pusing saat hasil panennya tak terserap pasar.
Baca juga: Exotic Carica Jadi Oleh-oleh Paling Favorit dari Dieng Wonosobo, Kamu Sudah Pernah Coba?
Jika pun terjual, ia harus ikhlas dibayar murah dan siap merugi.
Jika tak berpikir keras mencari solusi, petani akan selalu kalah dalam permainan pasar.
LIHAT JUGA:
Jika menjual bahan baku tak menguntungkan, kenapa tidak memberi nilai lebih pada produk itu sehingga lebih laku jual.
Tak kehabisan akal, Watno mengolah hasil panennya menjadi oleh-oleh yang laris manis diburu wisatawan.
Cari hotel murah di Dieng, klik di sini
Sembari bertani, ia mencoba merintis industri olahan yang lebih menjanjikan.
Terlebih, produk olahan carica saat ini tengah digandrungi pasar, khususnya wisatawan Dieng.
carica menjadi satu di antara oleh-oleh yang paling diburu wisatawan saat berkunjung ke Dieng.

Awal merintis usaha, Watno hanya memproduksi sedikit olahan carica, dari bahan baku antara 20 sampai 50 kilogram carica mentah.
Ia memperkerjakan 5 orang untuk memproduksi manisan itu hingga siap jual. Watno lantas memberikan label pada produknya itu 'Grojogan Sirawe'.
Beli oleh-oleh khas Wonosobo keripik tempe kemul, klik di sini
Nama itu diambil dari air terjun Sirawe yang menjadi ikon dusun tempat dia tinggal sebagai objek wisata andalan.
"Dulu petani jual carica ke Wonosobo. Di sana kelebihan bahan baku. Harga anjlok," katanya.
Baca juga: Lokasi Dekat Tempat Wisata, Cek Rekomendasi 4 Hotel Murah di Dieng Jawa Tengah
Di ruangan rumah belakang Watno, beberapa pekerja yang rata-rata perempuan muda berbagi tugas mengolah carica jadi jajanan khas.
Ada yang sibuk mengupas kulit buah carica mentah dan membersihkannya.
Pekerja lain meneruskan pekerjaan itu dengan mencucinya untuk menghilangkan getah dan lendir.
Isi buah tak dibuang, melainkan dimasak menggunakan air untuk kuah manisan.
Adapun daging buahnya difermentasi.
Untuk pemanisnya, Watno mengaku menggunakan gula murni, bukan pemanis buatan.

Karena itu, ia berani menjamin kualitas produknya berani bersaing.
Keunggulan lain yang dia tawarkan, daging buah carica terasa kenyal dengan aroma yang segar.
Terakhir, potongan buah dan air masakan itu dicampur lalu dikemas dalam gelas plastik bermerek.
Di ruang lebih depan, beberapa pekerja sudah menunggu hasil pekerjaan temannya itu untuk pengemasan akhir.
"Awalnya hanya produksi sedikit, terus meningkat sampai sekarang," katanya
Ketekunannya dalam berusaha itu mulai terlihat hasilnya sekarang.
Usahanya terus berkembang.
Promo hotel murah di Wonosobo, klik di sini
Dari lima pekerja saat awal merintis, ia kini mampu memerkerjakan 22 karyawan untuk produksi caricanya.
Dari 20 kilogram buah carica di awal usaha, kini ia butuh 4 kuintal bahan baku itu untuk memenuhi permintaan pasar.
Watno yang mulanya hanya menjual produk olahan carica ke pasar lokal hingga Wonosono, kini telah merambah ke luar kota.
Olahan carica kini tak lagi hanya menjadi oleh-oleh wisatawan saat berkunjung ke Dieng.
Produk itu semakin mudah dijumpai di swalayan atau mini market di kota-kota besar.
Di sana, carica dengan merek Grojogan Sewu ikut meramaikan rak-rak toko bersanding dengan produk lain.

Watno menjual satu pak isi 12 produk carica kemasan seharga sekitar Rp 40 ribu.
Harga bisa berubah di tingkat eceran.
"Dulu jualnya hanya di Dieng dan Wonosobo, sekarang kirim ke luar kota," katanya.
Beli oleh-oleh khas Wonosobo mi ongklok instan, klik di sini
Watno kini tak lagi bingung ketika hasil kebun caricanya melimpah dan harga buah di pasaran anjlok.
Sebab ia pasti mengolahnya dan baru menjualnya dalam bentuk olahan.
Ia bahkan juga menyerap hasil panen petani lain untuk memenuhi target produksinya dan permintaan pasar yang terus meningkat.
Usahanya juga berhasil menyerap tenaga kerja lokal serta ikut menekan angka pengangguran di desa.
(TribunJateng.com/khoirul muzaki)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Mengintip Industri Olahan carica di Dataran Tinggi Dieng, Solusi Harga Anjlok Beri Nilai Tambah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.