TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah dengar Gambus Melayu?
Gambus Melayu adalah satu alat musik tradisional.
Baca juga: Melepas Penat di Alam Mayang, Tangkerang, Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, Cek Harga Tiket Masuknya

Baca juga: Harga Tiket Masuk Tropikana Waterpark di Desa Sidomulyo Barat, Tampan, Kota Pekanbaru, Riau
Sayangnya, Gambus Melayu perlahan mulai kehilangan popularitasnya.
Robithah Irawan (34), seorang seniman dan pengrajin alat musik asal Kota Pekanbaru mendedikasikan dirinya mengembangkan gambus agar bisa diterima dan disejajarkan dengan alat-alat musik modern lainnya di panggung internasional.
Baca juga: Borong Ketan Talam Durian Oleh-oleh Khas Pekanbaru, Aromanya Harum dan Manis
Baca juga: 4 Hotel Murah di Pekanbaru Tarif di Bawah Rp 100 Ribu per Malam
"Awalnya kita memang pengrajin alat musik, tapi cenderung di gitar dan alat musik modern lainnya, kemudian kita melihat alat musik tradisional itu dalam kondisi yang memprihatinkan dalam berbagai hal," ujar pria yang akrab disapa Robie tersebut saat ditemui di workshopnya Jalan Kartama Pekanbaru, Riau, Minggu (11/8/2024)
Dituturkannya, dari segi konstruksi, alat musik gambus tradisional kerap dibuat ala kadarnya, mulai dari bahan baku maupun dari segi kenyamanan pemain.
"Susah memainkannya, senarnya ada yang jaraknya tinggi, nadanya susah dicapai, putaran senarnya masih sistem tradisional, susah dituning, gampang-gampang turun dan banyak hal lainnya, setelah melihat itu, kami membuat gebrakan bagaimana membuat alat musik tradisional Melayu ini bisa sejajar dengan alat musik modern lainnya," terangnya.
Satu upayanya adalah membuat gambus tradisional dengan bahan-bahan standar merk-merk ternama.
"Ketika gitar elektrik, sebut saja brand ternama seperti Fender menggunakan material kayu maple untuk fingerboard supaya lebih tahan lama, kita menerapkan fitur itu di gambus tradisional kita, ada juga brand gitar gibson yang menggunakan maple untuk bodi nya, kita juga menggunakannya untuk papan suara di gambus," jelasnya lagi.
Sehingga menurut Robie, saat gambus Melayu menggunakan bahan yang sama dipakai oleh gitar-gitar internasional, secara tidak langsung alat musik tradisional ini juga bisa setara.
"Ditambah lagi dengan perlengkapan elektronik lainnya yang kita terapkan supaya tujuan tadi itu bisa tercapai," ucapnya.
Satu alat musik gambus Melayu yang menjadi andalan Robie disebut dengan RD Series
Adalah Rino Deza Pati, pentolan band kontemporer Riau Rhythm Chambers yang mempopulerkannya, karena itu jenis gambus ini dinamakan RD Series.
Gambus tersebut awalnya dipakai Rino saat tampil di Australia 2016 lalu, setelah itu selalu melekat setiap Riau Rhythm Chambers melalang buana ke luar negeri.
Seri gambus Melayu ini merupakan jenis gambus eksklusif dan termahal yang diproduksinya, dijual di rentang harga Rp 5-7 juta.
Dijelaskan Robie, RD series memiliki banyak nilai budaya lokal, seperti jalur gemilang merah putih yang mengelilingi tepi-tepi gambus mulai dari bodi hingga leher gambus.
Baca juga: Taman Kehati dan Ekoriparian Unilak di Pekanbaru Cocok untuk Liburan Keluarga, Tiket Masuknya Gratis

Selanjutnya pada bodi atasnya ada ornamen yang disusun sambung-menyambung seperti jalur sungai, di atasnya lagi ada ornamen Melayu yang biasa dipakai pada ventilasi rumah adat, berlanjut, di atas ornamen itu terdapat selembayung, posisinya ada di antara bodi dan leher gambus.
"Kita pertama yang membuat desain selembayung di gambus Melayu, sejak kita buat ini ada beberapa pengrajin yang mengikuti," ujar Robie.
RD Series pun jarang dipajang di tokonya karena selalu habis tiap produksi.
Ke depan, Robie ingin memiliki mesin agar bisa membuat gambus Melayu lebih cepat dan lebih akurat, namun saat ini masih terkendala biaya, selama ini Robie hanya mampu membuat 5-7 gambus per bulannya.
"Kalau ada mesin tentu kita bisa melakukan produksi massal sehingga bisa dijual dengan harga yang lebih murah, kalau barangnya murah terjangkau orang lebih gampang membeli, sekarang bagaimana kita jual murah sementara produksi terbatas," tambahnya.
Produk-produk buatan Robie dan alat musik lainnya bisa dibeli di Balai Musik Riau (BMR) Store Jalan Kaharuddin Nasution Pekanbaru.
Khusus Gambus Melayu dijual di kisaran harga Rp 2,5-7 juta.
Ia pun bisa menjual sekitar 4 hingga 6 gambus per bulannya
Selain wilayah Sumatera, produknya sudah dikirim ke Jawa Hingga Kalimantan, untuk pasar luar negeri, Robie juga pernah menjual ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
Hotel murah di Pekanbaru
Ingin berburu Gambus Melayu di Pekanbaru Riau?
Buat kamu yang berasal dari luar kota, bisa sekaligus pesan hotel.
Ada sejumlah hotel murah di Pekanbaru Riau yang bisa kamu inapi.
1. SPOT ON 91858 Raja Homestay Syariah
SPOT ON 91858 Raja Homestay Syariah menawarkan WiFi gratis.
Setiap kamar memiliki TV layar datar dengan saluran kabel.
Di hotel, kamar dilengkapi kamar mandi pribadi dengan shower.
SPOT ON 91858 Raja Homestay Syariah berlokasi di Gang Permatasari, Umban Sari, Kelurahan Umban Sari Indonesia, Pekanbaru, Riau.
2. SPOT ON 92599 Pondok Anggrek Syariah
SPOT ON 92599 Pondok Anggrek Syariah menawarkan WiFi gratis.
Setiap kamar memiliki TV dengan saluran kabel.
Di hotel, setiap kamar memiliki kamar mandi pribadi dengan shower.
SPOT ON 92599 Pondok Anggrek Syariah berlokasi di Jl Sapta Taruna Ujung 17, Kelurahan Tengkerang Utara, Kabupaten Kampar, Riau.
3. SPOT ON 93270 Handisa Homestay Syariah
SPOT ON 93270 Handisa Homestay Syariah menawarkan kamar dengan AC dan WiFi gratis.
Di kamar telah tersedia TV.
SPOT ON 93270 Handisa Homestay Syariah berlokasi di jalan sidorukun ujung, Kelurahan Air Hitam, Pekanbaru, Riau.
4. OYO 93849 Kng Homestay Syariah
OYO 93849 Kng Homestay Syariah menawarkan akomodasi bintang 2 dengan fasilitas lengkap.
Di hotel, setiap kamar dilengkapi dengan AC dan TV.
Untuk lokasinya, OYO 93849 Kng Homestay Syariah berada di Pekanbaru, Riau.
(TribunTravel.com/SA/Ambar) ( Tribunpekanbaru.com/Theo Rizky )
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Pengrajin Alat Musik asal Pekanbaru Ini Berambisi Sejajarkan Gambus Melayu di Panggung Internasional
Simak artikel UMKM lainnya di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.