TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Penyengat menjadi salah satu destinasi di Kepulauan Riau yang patut dikunjungi.
Ada banyak hal menarik yang bisa dijumpai di Pulau Penyengat, termsauk dari sisi sejarah.

Terlebih Pulau Penyengat pernah dijadikan pusat pemerintahan oleh Kerajaan Riau, Lingga Johor, dan Pahang.
Kerajaan-kerajaan tersebut merupakan kerajaan Islam.
Baca juga: Menjajal Bianglala di Nimo Highland, Pangalengan, Bandung, Jabar yang Dapat Rekor MURI
Maka selain sejarah, wisata religi pun menjadi salah satu daya tarik di Pulau Penyengat.
Beberapa tempat di Pulau Penyengat dapat dikunjungi untuk mengulik sejarah religi.
Satu di antaranya yakni Masjid Raya Sultan Riau Penyengat yang terletak di dekat dermaga.
Bangunan masjid ini memiliki penampakan yang begitu megah dari luar.
Pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini juga dilakukan secara gotong royong dari semua elemen masyarakat.
Baca juga: Ajak Anak Mengenal Kura-kura di Dragon Torto, Pandau Hilir, Medan Perjuangan, Medan, Sumatera Utara
Baik pihak kerajaan maupun rakyat biasa, semua bekerja sama demi mendirikan bangunan ini.
"Jadi dulu itu laki-laki dan perempuan juga ikut membantu untuk pembangunan masjid di sini," terang terang Tetua Adat Pulau Penyengat, Raja Al Hafiz dikutip dari TribunBatam.id, Minggu (8/1/2023).
Pembangunan pertama masjid di Pulau Penyengat yaitu pada tahun 1803.
Namun saat itu bangunannya masih kecil dan berada di tepi laut.

"Tapi dulu Masjidnya masih Kecil dan berada di tepi laut. Namun, dengan perkembangan Pusat Pemerintahan saat ini, masjid dipindahkan dan dibangun pada tahun 1832 hingga saat ini berdiri," tutur Al Hafiz.
Selain itu, Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini memiliki salah satu ciri khas unik.
Keunikan tersebut ialah bahan bangunan masjid yang salah satunya terbuat dari putih telur.
Hal itu lantaran saat masa dibangunnya masjid ini belum ada semen seperti sekarang.
Baca juga: Danau Tiwu Cewe, Surga Tersembunyi di Desa Haju Wangi, Lambaleda Utara, Manggarai Timur, NTT
"Tapi dulu Masjidnya masih Kecil dan berada di tepi laut. Namun, dengan perkembangan Pusat Pemerintahan saat ini, Masjid dipindahkan dan dibangun pada tahun 1832 hingga saat ini berdiri," kata Al Hafiz.
Adapun alasan di balik penggunaan putih telur ini menurut Raja Al Hafiz karena Sultan Mahmud, pemimpin Kesultanan Johor-Pahang-Riau Lingga XVI, meminta bantuan kepada seluruh masyarakat di pulau-pulau.
Ia tidak mematok bantuan seperti apa, termasuk pasokan tenaga, bahan makanan, dan sebagainya.
Namun saat itu yang paling banyak diberikan oleh masyarakat adalah telur untuk pasokan makanan pekerja.

"Karena telor itu terlalu banyak, dan tidak habis di makan. Maka pekerjanya hanya memakan Kuning telor saja. Jadi putihnya dibuang," jelas Al Hafiz.
Melihat stok telur yang melimpah, arsitek yang bertugas pada pembangunan masjid itu memberikan ide untuk menggunakan putih telur sebagai campuran perekat pengganti semen.
Dalam prakteknya, putih telur dicampur bersamaan dengan pasir, tanah liat, dan kapur.
Hasilnya pun memuaskan karena bisa menjadi suatu perekat yang amat kuat.
Hingga akhirnya putih telur tersebut digunakan sebagai salah satu bahan material pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat.
Baca juga: Pesona Bukit Holbung di Desa Hariara Pohan, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara
“Nah jadi kalau orang Singapura menanyakan kalau dia lihat kita punya pasport dari Pulau Penyengat jika berkunjung ke sana, pasti mereka sebut kita dari Masjid Telor,” ungkapnya.
Selain Masjid Raya, ada pula destinasi wisata lain yang bisa dikunjungi untuk napak tilas sejarah Kerajaan Riau.
Destinasi lainnya yaitu makam-makam para raja, makam Raja Ali Haji, kompleks Instana Kantor, Balai Adat, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.
Menurut Raja Al Hafiz, Balai Adat menjadi salah satu yang kerap dikunjungi oleh para wisatawan.
"Nah untuk Balai Adat ini merupakan salah satu kunjungan wisatawan yang ramai juga dikunjungi, karena di bawah balai adat itu ada sumur tua," ujar Al Hafiz.
Konon sumur tua tersebut merupakan sumur ajaib karena menyimpan air tawar yang bisa diminum langsung.
Sebagai informasi, pemanfaatan bangunan-bangunan bersejarah sebagai destinasi wisata di Pulau Penyengat ini tidak lepas dari upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Cara Menuju Pulau Penyengat
Pulau Penyengat berlokasi di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Berikut cara menuju destinasi tersebut:
- Naik pompong
Dilansir dari Tribun Batam, Pulau penyengat dapat ditempuh dari pusat kota yaitu dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal dengan pompong.
Anda hanya memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
- Jalur Udara
Apabila melalui jalur udara, Anda dapat menaiki pesawat dengan rute penerbangan dari Jakarta ke Tanjungpindang atau Jakarta-Batam.
Harga tiket penerbangan dari Jakarta-Tanjungpinang sekiyat Rp 1 juta - Rp 1,3 jutaan.
Apabila rute Jakarta-Batam mulai dari Rp 1 juta-Rp 1,9 jutaan.
- Taksi Bandara
Ketika Anda tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang dapat langsung menggunakan taksi bandara menuju pelabuhan Dermaga Pulau Penyengat sekitar Rp 100 ribu.
Setelah itu, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan pompong.
Untuk harga penumpang perorang Rp 9 ribu. Bila sewa satu kapal sekali berlayara Rp 130 ribu.
Ongkos pulang pergi setidaknya menghabiskan biaya Rp 250 ribu.
Perjalanan menuju Pulau Penyengat dari pelabuhan penyebrangan Tanjungpinang sekitar 10 sampai 15 menit.
Bila tiba dari Bandara Hang Nadim Batam, harus menaiki taksi bandara menuju Pelabuhan Telaga Punggur.
Biaya yang dikenaikan mulai Rp 125 ribu sampai Rp 150 ribu.
Baca juga: Menyaksikan Pesona Dieng saat Sunset dari Pintu Langit, Desa Tieng, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah
Setelah sampai di Pelabuhan Telaga Punggur menggunakan kapal ferry.
Untuk harga kapal Ferry saat ini Rp 80.500.
Durasi perjalanan menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang sekitar 60 menit.
Setelah tiba di Pelabuhan SBP Tanjungpinang, untuk menuju pelabuhan penyebrangan menuju Pulau Penyengat, hanya 10 menit bila berjalan kaki.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Wisata Sejarah Religi di Pulau Penyengat Kepualan Riau, Ada Masjid Unik yang Dibuat dari Putih Telur dan Cara Menuju Pulau Penyengat Tanjungpinang Kepri, Ada Banyak Destinasi Sejarah, Lengkap Biayanya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.