TRIBUNTRAVEL.COM - Di Flores Timur, terdapat sebuah danau purba yang terbentuk karena letusan gunung berapi.
Danau tersebut dikenal dengan nama Danau Waibelen atau Danau Asmara.

Danau Waibelen merupakan sumber air bagi masyarakat Desa Waibao yang terdiri dari beberapa kampung yaitu Keka, Tengadei, Riangpuho, dan Lebao Kecamatan Tanjung Bunga.
Selain sebagai sumber air bagi masyarakat di sekitarnya, Danau Waibelen dimanfaatkan untuk tempat wisata.
Baca juga: Pantai Watotena di Desa Nelerereng, Adonara Timur, Flores Timur, NTT Jadi Tempat Snorkeling Favorit
Panorama alam di Danau Waibelen sangatlah menarik dan memanjakan mata.
Air danaunya jernih dan tenang.
LIHAT JUGA:
Sementara di sekitarnya, rimbun pepohonan mengitari danau ini.
Tak heran bila tempat ini, menjadi pilihan wisata alam saat berkunjung ke Larantuka.
Untuk mendukung pemanfaatkan destinasi wisata, pemerintah desa setempat membangun beberapa fasilitas yang bisa digunakan wisatawan untuk bersantai di pinggir danau maupun di tengah danau.
Di tempat wisata ini terdapat rumah pohon dan bangku-bangku panjang yang dibangun warga Desa Waibao tetapatnya di pinggir danau.
Rumah pohon ini adalah rest area yang disiapkan untuk wisatawan.

Tinggi rumah pohon kurang lebih 30 meter di atas permukaan danau.
Sementara, sebuah jembatan kayu dibangun di atas air hingga ke tengah danau.
Rumah pohon maupaun jembatan kayu ini menjadi spot foto yang instagramable di Danau Waibelen.
Baca juga: Pesona Taman Bukit Fatima di Larantuka, Sajikan Hamparan Taman di Perbukitan Flores
Menyimpan kisah romantis nan mistis
Paulus Ruron, warga kecamatan Tanjung Bunga menuturkan tentang asal mula nama Danau Waibelen.
Penyebutan Danau Waibelen menjadi Danau Asmara terjadi sekitar tahun 1970-an.
Bermula dari kisah sepasang sejoli yang lagi dimabuk asmara.
Laki-laki bernama Lio Kelen dan yang wanita bernama Nela Kelen.
Kisah asmara keduanya tak direstui orang tua karena mereka masih punya ikatan kekerabatan keluarga yang masih sangat rapat.
Keduanya berasal dari kampung Tengadei Desa Waibao.
Danau Waibelen kala itu, menjadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat Desa Waibao yang terdiri dari Kampung Keka, Tengadei, Riangpuho, dan Lebao.
Setiap hari, warga turun ke danau untuk mengambil air, memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik untuk minum, mandi, ataupun mencuci.

Seperti pemuda dan pemudi yang lain, Lio dan Nela pun sering ke danau untuk melakukan aktivitas yang sama.
"Perjalanan asmara sepasang sejoli ini tetap tidak direstui oleh kedua orang tua mereka. Mendapat penerimaan demikian, keduanya bersepakat bunuh diri di Danau Waibelen, tempat yang hampir setiap hari mereka kunjungi," tutur Paulus saat ditemui Kompas.com di sekitar danau, Jumat (13/9/2019).
Ia melanjutkan, keduanya lantas menyusuri jalan menurun ke danau pada jalan yang biasa mereka lewati bersama warga lain dari kampung Tengadei.
Sebelum berjalan masuk dan menceburkan diri ke dalam danau, mereka beristirahat dan duduk di pinggir danau.
Baca juga: 6 Pantai Terbaik di Flores Cocok untuk Liburan Akhir Pekan, Ada yang Unik di Pantai Kawaliwu
Hal itu terbukti dengan ditemukan sepucuk surat dari mereka berdua di pinggir danau yang dijepit di selah pohon tidak jauh dari tempat mereka bunuh diri.
Dalam surat mereka menulis singkat.
Tulisan itu berbunyi, "kalau Bapa Mama ingin mencari emas, maka carilah ke dalam danau."
"Jasad sepasang muda mudi ini ditemukan tiga hari sesudahnya dalam keadaan utuh meskipun di danau ini ada banyak buaya. Sejak peristiwa tragis itu, Danau Waibelen seakan berubah nama menjadi Danau Asmara," kisah Paulus.
Warga Desa Waibao, bahkan masyarakat Kabupaten Flores Timur lebih sering menyebut danau Waibelen dengan Danau Asmara hingga hari ini.
Sebagai informasi, Danau Waibao terletak di Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Danau Asmara terletak di sisi utara Larantuka, ibu kota Flores Timur.
Jarak yang ditempuh sekitar 53 kilometer menggunakan kendaraan.
Bisa ditempuh dalam waktu 40 menit sampai satu jam perjalanan.
Baca juga: Pesona Pantai Kokang, Surga Tersembunyi di Flores NTT dengan Legenda Batu Kepala Anjing
Wisatawan harus berjalan kaki menuruni lereng sejauh 200 meter untuk mencapai bibir danau.
Beberapa prasyarat bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke danau ini adalah sebelum memasuki area danau untuk menikmati keindahannya wajib dibasuh dengan air danau oleh juru kunci setempat.
Masyarakat setempat memercayai bahwa buaya yang ada di dalam danau adalah jelmaan dari nenek moyang mereka.
Selama berada di danau ini para pengunjung atau wisatawan dilarang untuk mengucapkan kata-kata kotor atau saling bersumpah serapah.
(Tribun Flores/Cristin Adal)
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Danau Waibelen 'Asmara' di Flores Timur NTT : Lokasi, Rute, dan Daya Tariknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.