TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak tempat wisata menarik di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menarik untuk dijelajahi.
Kalau kamu mau liburan ke NTT, bisa sesekali menjelajahi destinasi di Belu.
Cobalah mampir ke Wisata Fulan Fehan.
Baca juga: Serunya Nongkrong di Waduk Kedungsumber Gresik, Bisa Nikmati Sunset Sambil Seruput Kopi Ariyantie
Wisata Fulan Fehan atau dikenal juga dengan Sabana Fulan Fehan merupakan sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan.

Sesuai dengan namanya, destinasi ini berupa sabana yang sangat luas.
Sejauh mata memandang, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan yang hijau-hijau nan asri.
Baca juga: Jam Buka & Harga Tiket Masuk Curug Cimarinjung Sukabumi, Terkenal dengan Legenda Keraton Gaib
Dilengkapi dengan pegunungan dan awan serta embun di beberapa momen, Wisata Fulan Fehan sudah sangat mirip seperti negeri dongeng.
Yap, berkat pemandangannya yang menakjubkan banyak wisatawan menyebut bahwa Wisata Fulan Fehan bak negeri dongeng.
Bahkan kepopuleran Wisata Fulan Fehan sudah beredar luas di media sosial.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Puncak Darma Sukabumi, Tawarkan Pemandangan Menakjubkan & Tanjakan Ringan
Bukan hanya sabana kosong saja, Wisata Fulan Fehan juga ditumbuhi kaktus dan pepohonan yang tumbuh di lahan karst.
Tak jauh dari sabana Fulan Fehan terdapat Benteng Ranu Hitu/Makes. Berada di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dari Desa Dirun menuju banteng ini harus berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih dua kilometer.
Benteng ini berada di dalam hutan lindung yang tak jauh dari lapangan savana Fulan Fehan.
Saat tiba di kawasan banteng, pengunjung akan menelusuri tujuh lapis banteng yang ada dalam hutan.
Situs sejarah yaitu Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh di puncak Bukit Makes, Gunung Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu dan kuburan-kuburan bangsa Melus.
Di ujung Timur lembah ini ada situs bersejarah Kikit Gewen yang Berupa kuburan tua yang sangat sakral, dua air terjun yakni Air Terjun Sihata Mauhale di antara Desa Aitoun dan Desa serta Air Terjun Lesu Til di Weluli, Ibu Kota Kecamatan Lamaknen.
Baca juga: Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Saloka At Night Agustus 2024, Gratis Wahana Sepuasnya
Potensi dan keunggulan Wisata Fulan Fehan
Mengutip dari Pos Kupang, kawasan lembah Fulan Fehan hampir sebagian besar merupakan wilayah padang rumput sejauh mata memandang.
Kuda dan sapi yang bebas berkeliaran pada hamparan padang nan luas tersebut.

Satu hal yang sangat menarik di kawasan wisata Fulan Fehan yaitu terdapat tumbuhan kaktus yang tumbuh liar di beberapa tempat.
Kaktus di atas gunung? Yap, kaktus bisa tumbuh di dalam cuaca dingin? Unik sekali bukan?
Pada beberapa sudut lembah ini terdapat objek bersejarah lainnya yang menjadi satu kesatuan paket yang menjadi pendukung daya tarik wisata ini, seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh yang berada di puncak Bukit Makes, di bagian sudut lainnya berdiri Gunung Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu, yang di puncaknya terdapat beberpa peninggalan bersejarah berupa desa dan kuburan-kuburan bangsa Melus.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Pantai Bhenyangkara Gresik, Cocok untuk Camping Sambil Bakar Ikan
Di ujung Timur lembah ini ada situs bersejarah Kikit Gewen yaitu kuburan tua yang sangat sakral dan dihormati Masyarakat setempat, juga terdapat dua air terjun berair jernih dan segar yakni Air Terjun Sihata Mauhale di antara Desa Aitoun serta Air Terjun Lesu Til di Weluli, Ibu Kota Kecamatan Lamaknen.
Terdapat juga benteng lain di dalam padang Fulan Fehan.
Benteng ini adalah benteng utama Kerajaan Dirun pada waktu itu, bernama Benteng Ranu Hitu atau yang biasa dikenal orang-orang lokal sebagai Benteng Lapis 7, benteng perang tradisional ketika dulu di pedalaman Timor masih marak terjadi perang antar suku.
Di benteng ini terdapat lapisan-lapisan pertahanan yang dimulai dari awal pintu masuk hingga akhirnya ke lapisan terakhir dimana terdapat sebuah area bulat dari batu membentuk sebuah tempat pertemuan, tempat dimana raja-raja waktu dulu berkumpul.
Susunan bangku ruang pertemuan dari batu tersebut masih terlihat asli dan alami.
Di tengah tempat pertemuan terdapat dua buah batu besar dan kecil yang konon dulu dipergunakan untuk menaruh kepala musuh mereka.
Terdapat satu spot yang begitu indah terletak di pinggir tebing.
Dari situ sobat parekraf bisa melihat hampir keseluruhan area di Kabupaten Belu.
Bahkan dari kejauhan terdapat gunung-gunung tinggi yang merupakan bagian dari Timor Leste.
Karena letaknya di tepi tebing, sobat parekraf harus berhati-hati agar tidak terpeleset atau bahkan tertiup oleh angin.
Maklum, lembah tersebut curam sekali karena lokasi Fulan Fehan yang begitu tinggi.
Bentangan Padang Rumput Hijau yang luas dan indah.
Sangat disarankan bagi wisatawan yang ingin berkunjung bisa datang pada Bulan Juni, bulan tersebut merupakan musim sejuk dingin.
Berkabut tebal di pagi dan sore hari.
Bulan Oktober, sangat panas dan berubah jadi padang savana.
Jika wisatawan beruntung, bisa melihat kawanan kuda sedang mencari makan.
Berjalanlah hingga sampai ujung kawasan, wisatawan bisa menikmati lembah nan yang indah.
Untuk berwisata di Kawasan padang Fulan Fehan, terdapat beberapa peraturan yang harus kamu taati.
Peraturan itu seperti, pertama tidak boleh membuang sampah sembarangan.
Hal ini agar bisa menjaga kebersihan, keindahan dan keasrian Fulan Fehan.
Kedua, tidak boleh menganggu hewan ternak.
Ketiga, kamu dilarang mengucapkan kata-kata kotor dan harus bersikap sopan selama berada di Kawasan tersbeut.
Masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap leluhur, dan penunggu tempat tersebut, sehingga wisatawan yang datang harus bersikap sopan dan dilarang mengucapkan kata-kata kotor karena Fulan Fehan merupakan tempat yang mistis.
Nah, untuk kamu kaum milenial, Fulan Fehan patut masuk list tempat yang harus kamu kunjungin.
Spot-spot foto yang bagus dan estetis cocok untuk masuk feed Instagram kamu.
Panduan rute menuju Wisata Fulan Fehan
Wisata Fulan Fehan berlokasi di Jalan Loro Lamaknen, Manuaman, Atambua Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Lokasi tepatnya ada di sekira 30 kilometer dari Atambua Ibu Kota Kabupaten Belu.
Akses yang ditempuh untuk mencapai kawasan ini bisa melalui Desa Dirun dan Desa Maudemu.
Dari dua desa ini kamu bisa menuju Fulan Fehan dengan berjalan kaki menuju titik tertinggi di kawasan Fulan Fehan.
Dari tempat ini pengunjung dapat mendaki Gunung Lakaan yang berada di bagian barat dan rangkaian pegunungan yang termasuk wilayah Timor Leste di bagian timur dan selatan.
Panduan rute untuk turis dari Palembang
Jika kamu datang dari Palembang, Sumatera Selatan, kamu perlu naik pesawat terlebih dulu.
Terbanglah dari Bandara Internasional Sultan Mahmuh Badaruddin II menuju Bandara A.A Bere Tallo atau Bandara Atambua.
Diakses TribunTravel dari Traveloka, Sabtu (3/8/2024), untuk penerbangan Palembang-Atambua pada September 2024, masih ada beberapa tiket pesawat yang bisa dipesan.
Kamu bisa terbang naik Lion Air maupun Super Air Jet.
Harga tiket pesawat Palembang-Atambua di tanggal tersebut mulai dari Rp 4 jutaan untuk penerbangan tidak langsung alias transit.
Waktu terbaik berkunjung ke Wisata Fulan Fehan
Pesona sabana Fulan Fehan saat musim hujan maupun musim kemarau tetap menawan.
Kamu bisa memilih waktu terbaik untuk mengunjungi destinasi wisata alam ini setiap saat .
Fasilitas
Tempat Wisata Fulan Fehan menyediakan sarana dan prasarana seperti lopo yang dilengkapi kamar mandi dan WC.
Terdapat beberapa spot-spot foto yang menarik dan instagrambale.
Pengunjung juga bisa menyewa kuda.
(Tribunflores.com/Cristin Adal) (Pos-Kupang.com/Alfred Dama) (TribunTravel/nurulintaniar)
Kumpulan artikel tempat wisata
Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Sabana Fulan Fehan di Belu NTT, Pemandangan Alamnya Bak di Negeri Dongeng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.