TRIBUNTRAVEL.COM - India adalah negeri dengan keragaman yang luar biasa dan warisan budaya yang kaya, menawarkan banyak tujuan wisata yang menakjubkan.
Namun, tidak semua tempat wisata di India sesuai dengan harapan.
Baca juga: 15 Tempat Wisata Terbaik di India, Mampir ke Jodhpur yang Mirip Kampung Biru Malang
Baca juga: Viral Wanita India Potong Alat Vital Kekasih gegara 5 Tahun Pacaran Tak Kunjung Dinikahi
Beberapa tempat di India, yang dikenal sebagai perangkap turis, cenderung dinilai terlalu tinggi dan mahal, menawarkan pengalaman yang kurang autentik.
Dilansir dari indiatimes, berikut ini adalah beberapa perangkap turis di India dan mengapa kamu mungkin ingin menghindarinya.
Baca juga: Raama Mehra Ditangkap karena Selundupkan Hewan Langka di Indonesia untuk Dikirim ke India
1. Toko suvenir Taj Mahal di Agra

Baca juga: 10 Festival Budaya Terbaik di India, dari Pushkar Camel Fair hingga Rann Utsav
Taj Mahal tidak diragukan lagi merupakan tempat yang wajib dikunjungi, tetapi toko-toko suvenir di sekitarnya bisa menjadi tempat yang sangat menarik bagi wisatawan.
Toko-toko ini sering menjual barang-barang dengan harga yang sangat mahal, mengklaim barang-barang tersebut asli atau terbuat dari bahan-bahan berharga seperti marmer atau batu permata.
Kenyataannya, banyak dari produk-produk ini diproduksi secara massal dan dapat dibeli dengan harga yang jauh lebih murah di tempat lain.
Sebaiknya membeli suvenir dari toko-toko yang memiliki reputasi baik atau pusat perbelanjaan milik pemerintah.
2. Shimla’s Mall Road

Baca juga: Menjelajahi Aizawl, Satu-satunya Kota Senyap di India
Shimla’s Mall Road terkenal dengan pesona kolonial dan pengalaman berbelanjanya, tetapi kini kawasan ini semakin dikomersialkan dan penuh sesak.
Harga-harga di sini melambung, kualitas barang dan makanan tidak selalu sepadan dengan harganya.
Selain itu, tawar-menawar yang tiada henti dan calo yang gigih dapat sangat merugikan.
Menjelajahi bagian-bagian Shimla yang kurang dikenal atau kota-kota di sekitarnya dapat menawarkan pengalaman yang lebih damai dan autentik.
3. Pantai-pantai di Goa pada musim puncak

Goa identik dengan pantai-pantai yang indah dan kehidupan malam yang semarak.
Namun, berkunjung selama musim puncak (Desember hingga Februari) bisa jadi sangat melelahkan.
Pantai-pantai populer seperti Baga, Calangute, dan Anjuna menjadi penuh sesak, dan harga akomodasi, makanan, dan aktivitas melambung tinggi.
Untuk pengalaman yang lebih menenangkan, pertimbangkan untuk berkunjung di luar musim atau menjelajahi pantai-pantai yang lebih sepi di Goa Selatan.
4. Naik gajah di Benteng Amber, Jaipur

Benteng Amber merupakan situs bersejarah yang megah di Jaipur, tetapi wisata menunggang gajah di sana merupakan tempat yang kontroversial bagi turis.
Gajah-gajah tersebut sering kali bekerja berlebihan dan diperlakukan dengan buruk, sehingga menimbulkan masalah etika yang serius.
Daripada berkontribusi terhadap kekejaman pada hewan, pilihlah wisata naik jip ke benteng atau cukup berjalan kaki, sambil menikmati pemandangan dan arsitektur yang menakjubkan di sepanjang jalan.
5. Naik perahu Ganga Aarti di Varanasi

Ganga Aarti di Varanasi merupakan pengalaman spiritual yang mendalam, tetapi naik perahu yang ditawarkan untuk menyaksikan upacara tersebut dapat menjadi jebakan bagi wisatawan.
Operator perahu sering kali mengenakan tarif selangit dan perahu dapat penuh sesak, sehingga mengurangi suasana yang tenang.
Lebih baik menyaksikan Aarti dari ghat, di mana kamu dapat benar-benar menikmati keindahan dan spiritualitas ritual tersebut.
6. Olahraga petualangan Lembah Solang Manali

Lembah Solang di Manali merupakan tempat yang populer untuk olahraga petualangan seperti paralayang, zorbing, dan ski.
Namun, aktivitas di sini bisa jadi mahal dan penuh sesak, terutama selama musim puncak turis.
Selain itu, standar keselamatan tidak selalu memadai.
Untuk pengalaman petualangan yang lebih menyenangkan, pertimbangkan untuk mengunjungi destinasi alternatif seperti Bir Billing untuk paralayang atau Auli untuk ski, yang menawarkan nilai dan keamanan yang lebih baik.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.