TRIBUNTRAVEL.COM - Dieng adalah satu tempat wisata populer di Indonesia.
Bagaimana tidak, dari satu kawasan Dieng, kamu bisa menjelajahi beragam tempat wisata.
Baca juga: Fenomena Bun Upas Mulai Muncul di Dieng, Diprediksi Terjadi sampai September

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Wonosobo Selain Dieng Buat Dikunjungi saat Libur Sekolah
Di Dieng, kamu bisa menemukan bukit, reruntuhan candi kuno hingga danau vulkanik yang berwarna-warni.
Karena berada di dataran tinggi pedesaan, Dieng memiliki cuaca yang nyaman untuk mengenakan pakaian hangat selama musim kemarau antara bulan April dan Oktober, dengan suhu rata-rata tertinggi mencapai 18,5 °C.
Baca juga: Jadwal Dieng Culture Festival 2024, Ada Pencukuran Rambut Gimbal hingga Jazz Atas Awan
Baca juga: 5 Hotel Murah di Dieng Mulai Rp 137 Ribuan per Malam, Ada yang Tawarkan View Menawan
Namun, suhu dapat turun hingga 8-10 °C di malam hari, jadi bawalah jaket hangat dan sepatu hiking saat berkunjung.
Daya tarik Dieng
1. Saksikan Golden Sunrise yang terkenal

Baca juga: Harga Tiket Masuk Telaga Merdada Dieng Banjarnegara Buat Healing Akhir Pekan
Rekomendasi untuk menyaksikan matahari terbit saat mengunjungi objek wisata yang terkenal akan keindahan alamnya mungkin terdengar klise, tetapi pengalaman di Dieng akan jauh berbeda.
Pasalnya, matahari terbit yang dapat kamu saksikan di Bukit Sikunir yang dikenal dengan Golden Sunrise ini terkenal akan keindahannya yang luar biasa.
Saat matahari terbit, sinar matahari keemasan menciptakan kontras yang menakjubkan dengan bayangan yang dihasilkan oleh Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing di dekatnya.
Di titik pandang ini, kamu dapat mengambil foto panorama yang luar biasa dengan pemandangan sawah dan pegunungan di sekitarnya yang tidak terhalang.
Agar bisa menikmati fajar tepat waktu, usahakan untuk mencapai paviliun observasi di puncak Bukit Sikunir paling lambat pukul 5 pagi.
Diperlukan waktu tempuh 20 hingga 40 menit dari Desa Sikunir di kaki bukit, tetapi rutenya mudah dan langsung dengan pegangan tangan dan anak tangga yang jelas.
2. Kunjungi desa-desa ramah di Dieng sambil trekking di alam
Untuk pengalaman yang benar-benar mendalam, luangkan waktu untuk menikmati pemandangan alam dan menjelajahi desa-desa setempat dengan berjalan kaki.
Titik awal yang baik adalah Desa Dieng ( Dieng Kulong ), desa utama di sini.
Berjalanlah di sepanjang Jalan Dieng – jalan ini menghubungkan berbagai tempat menarik, termasuk Kompleks Candi Arjuna dan Danau Kembar yang masing-masing terletak di selatan dan tenggara desa.
Saat mendaki, pemandangan alam pegunungan di sekeliling akan semakin indah dengan hamparan sawah dan ladang sayur yang subur, anak-anak yang bermain di desa-desa, dan reruntuhan kuil kuno.
Ditambah dengan cuaca yang sejuk, kamu tidak perlu khawatir berkeringat bahkan di bawah terik matahari siang.
Jika kamu dalam perjalanan pulang dari Gunung Sikunir setelah menyaksikan Golden Sunrise, kamu akan melewati Desa Sembungan.
Kamu a akan melihat banyak sekali perkebunan kentang karena desa ini dulunya dianggap miskin hingga kentang, yang tumbuh subur di iklim dingin dan tanah subur Dataran Tinggi Dieng, diperkenalkan sebagai tanaman pangan.
Kunjungi warung- warung setempat untuk menikmati secangkir kopi hangat yang menyegarkan.
3. Ambil foto danau vulkanik berwarna-warni untuk feed Instagram

Orang Jawa kuno percaya bahwa Dieng adalah wilayah para dewa dan dewi, dan warna-warna cerah dari danau belerang memudahkan kita untuk memahami alasannya.
Ada 6 danau di Dataran Tinggi Dieng, tetapi yang paling mempesona adalah sepasang danau yang terletak berdampingan, yang disebut Telaga Kembar.
Danau pertama, Telaga Warna, terkenal karena airnya yang berubah warna, yaitu biru, hijau, bahkan kuning dan ungu.
Hal ini terjadi karena konsentrasi sulfur yang tinggi di danau tersebut, yang memantulkan berbagai warna saat terkena sinar matahari langsung.
Danau kedua, Kedung Pengilon, disebut Danau Cermin dalam bahasa Jawa karena airnya yang jernih dan permukaannya yang tenang.
Pengamat burung yang gemar dapat mencoba keberuntungan mereka dengan melihat Bebek Hitam Pasifik yang langka, yang merupakan burung endemik di daerah tersebut.
Untuk mendapatkan pemandangan yang bagus dari Danau Kembar, berjalanlah ke atas bukit di sampingnya, yang disebut Batu Ratapan Angin.
Nama tersebut berasal dari suara lolongan yang dihasilkan saat angin bertiup melalui celah-celah batu.
Warga Dieng setempat telah membangun beberapa fasilitas yang membuat kamu dapat berswafoto, termasuk jembatan tali dan ayunan, sambil tetap menjaga pandangan tanpa halangan.
Ini membuat foto-foto menjadi lebih indah dan berkesan, terutama saat golden hour di malam hari.
4. Kunjungi beberapa candi tertua di Indonesia

Para pecinta sejarah akan terpesona oleh candi Hindu kuno Dieng, yang dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram.
Kompleks Candi Arjuna merupakan kompleks candi Dieng yang masih utuh.
Ratusan candi pernah ada di seluruh Dataran Tinggi Dieng, tetapi hanya 8 yang tersisa, sisanya telah hilang karena usia dan paparan unsur-unsur alam.
Arjuna, Srikandi, dan Bima adalah tiga candi paling terkenal di kompleks ini.
Ketiganya dinamai berdasarkan tokoh dalam epos Hindu kuno, Mahabharata.
Amati ukiran batu rumit dari dewa-dewa Hindu seperti Wisnu, Brahma, dan Siwa di candi-candi tersebut, yang telah bertahan seiring berjalannya waktu.
Candi Dieng menyerupai Candi Prambanan yang terkenal di Jogja dalam hal gaya arsitektur.
Candi-candi ini lebih kecil dari Candi Prambanan dan juga tidak terlalu ramai.
Hal ini memungkinkan kamu untuk mengambil foto lanskap kompleks candi yang menakjubkan tanpa mengganggu wisatawan lain.
Menuju Dieng
Pengunjung biasanya melakukan perjalanan dengan mobil menuju Dieng dari Jogja atau Semarang.
Perjalanan ini memakan waktu sekira 3 jam dan merupakan rute tercepat dan paling direkomendasikan bagi wisatawan.
Alternatif lainnya adalah dengan naik bus lokal dari terminal bus antar kota di Yogyakarta atau Semarang, menuju kota Wonosobo.
Perjalanan memakan waktu sekira 5 jam.
Wisatawan dari Jogja harus turun di kota Magelang, sebelum pindah ke Wonosobo.
Wonosobo merupakan kota besar terdekat dengan Dataran Tinggi Dieng, dan terletak satu jam perjalanan dari Desa Dieng.
Karena waktu tempuh yang lama dari Jogja atau Semarang, disarankan bagi wisatawan yang ingin melihat Golden Sunset di Bukit Sikunir untuk menginap di wisma di Desa Dieng, atau di hotel di Wonosobo.
Merupakan hal yang umum bagi pengunjung untuk datang ke Dieng sebagai bagian dari perjalanan sehari dari Jogja atau Semarang, jika menyaksikan Golden Sunrise tidak ada dalam rencana perjalanan mereka.

Harga tiket masuk tempat wisata di kawasan Dieng 2024
Buat kamu yang berkunjung ke Dieng, wajib tahu jika sejumlah tempat wisata di dalamnya dikenai biaya masuk.
Berikut daftarnya.
- Kawasan Tpr Garung Rp 15 ribu
- Telaga Menjer Rp 5 ribu
- Bukit Cinta Rp 5 ribu
- Bukit Seroja Rp 5 ribu
- Bukit Setalang Rp 5 ribu
- Batu Angkruk Rp 15 ribu
- Dieng Garden Rp 5 ribu
- Gunung Prau Rp 15 ribu
- Telaga Warna Rp 22,5 ribu
- Panama Rp 10 ribu
- Batu Pandang Ratapan Angin Rp 15 ribu
- Bukit Sikunir Rp 15 ribu
- Curug Sikarim Rp 10 ribu
- Gunung Bismo Rp 20 ribu
- Candi Bima Rp 10 ribu
- Kawah Sikidang Rp 15 ribu
- Candi Arjuna Rp 15 ribu
- Telaga Dringo Rp 5 ribu
- Embung Kelidung Rp 5 ribu
- Kawah Candradimuka Rp 5 ribu
- Watu Angkruk Rp 15 ribu
- Dieng Park Rp 10 ribu
- Bukit Awan Sikapuk Rp 15 ribu
- Telaga Merdada Rp 10 ribu
- Taman Langit Rp 15 ribu
- Pintu Langit Rp 15 ribu
- Tangga Seribu Rp 10 ribu
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.