TRIBUNTRAVEL.COM - Balita di Jogja tewas setelah tersiram minyak panas saat membeli gorengan bersama orang tuanya.
Balita berinisial FZ (3) sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Obelix Hills Jogja Selama Libur Idul Adha 2024, Cek Juga Jam Bukanya

Baca juga: Penjual Kambing di Jogja Viral, Pakai Jasa SPG Cantik Buat Promosikan Dagangan
Sayangnya pada Sabtu (15/6/2024), balita ini dinyatakan meninggal dunia akibat luka bakar 64 persen.
Lalu bagaimana kronologi tewasnya balita tersiram minyak panas saat membeli gorengan?
Baca juga: 6 Tempat Wisata di Jogja yang Tetap Buka saat Libur Idul Adha 2024
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Jogja yang Buka saat Libur Idul Adha, Termasuk Suraloka Interactive Zoo
Kronologi Kejadian
Melansir Kompas.com, peristiwa itu terjadi pada Senin (20/5/2024) sekira pukul 18.00 WIB.
Saat itu, FZ bersama sang ayah, A (27) dan ibunya, W (30) membeli gorengan di halaman utara Pasar Legi, Kotagede, Kota Yogyakarta.
Pada waktu itu, keluarga tersebut datang menggunakan sepeda motor.
Namun, ketika sang ayah akan mengambil uang di kantong celana untuk membayar gorengan, korban tak sengaja memegang gas sepeda motor yang saat itu dalam keadaan menyala.
"Sehingga menabrak kompor penggorengan dan minyak dalam penggorengan tersebut mengenai tubuh anak dan bapaknya," kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo, dilansir TribunJogja.com.
Alami Luka Bakar 64 Persen
Insiden tersebut mengakibatkan luka bakar cukup parah di tubuh korban.
"Tubuh anak tersiram minyak panas sebanyak 64 persen dan bapak 11 persen pada kaki dan tangan," ungkapnya.
Korban kemudian dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta karena luka yang dialaminya cukup parah.
Baca juga: Jam Buka Krisna Oleh-Oleh Nusantara di Jogja, Pasarkan Produk UMKM
Penyebab Kematian
Humas RSUD dr Sardjito, Banu Hermawan menyampaikan dukacita atas meninggalnya bocah 3 tahun yang tersiram minyak goreng.
"Pertama saya sampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya pasien anak FZ," katanya saat dikonfirmasi TribunJogja.com, Minggu.
Banu menjelaskan, korban meninggal dunia pada Sabtu sekira pukul 23.30 WIB karena mengalami sepsis berat.
Dalam dunia medis, sepsis terjadi ketika bahan kimia yang dilepaskan di dalam aliran darah untuk melawan infeksi memicu peradangan di seluruh tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai perubahan yang merusak beberapa sistem organ.
Selain itu, juga menyebabkan kegagalan organ, bahkan mengakibatkan kematian.
"Upaya medis sudah dilakukan seoptimal mungkin oleh tim spesialis bedah plastik yang berkolaborasi dengan tim spesialis pediatric intensif care unit (PICU). Namun, Allah SWT berkehendak lain dan lebih sayang ananda ini," ungkapnya.
Lainnya - Seorang balita di Batam meninggal dunia usai dianiaya pengasuhnya. Rahang korban patah membuatnya tak bisa makan berimbas lambung kosong dan berakhir meninggal dunia.
Balita malang tersebut diketahui bernama Noel Bastian.
Noel Bastian diketahui meninggal dunia pada, Selasa (14/11/2023).
Noel Bastian meninggal dunia karena dianiaya oleh pengasuhnya berjenis kelamin laki-laki berinisial BP.
Pada Minggu (12/11/2023) siang, BP menganiaya Noel Bastian dengan sadis.
Noel Bastian tak lama langsung kejang-kejang.
BP yang panik lantas membawa balita tersebut ke rumah sakit.
BP kemudian menelepon ibunda Noel Bastian, Agustina Nababan.
Ia berakting seolah-olah Noel Bastian kejang-kejang bukan karena perbuatannya.
Kala itu BP meminta Agustina untuk segera pulang dan menyusul ke rumah sakit.
"Cepat pulang anakmu masuk rumah sakit," ucap BP.
"Kenapa masuk rumah sakit? Kan tadi pagi saya antar masih sehat," kata Agustina.
"Enggak tahu dia kejang-kejang," jawab BP.
Noel Bastian menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit.
Sayangnya, pada Selasa (14/11/2023), balita malang tersebut meninggal dunia.
Agustina yang merasa curiga dengan kematian Noel Bastian langsung melapor ke Polsek Batam.
Motifnya Sepele
Noel Bastian sudah diasuh selama dua bulan oleh BP yang berprofesi sebagai tukang tambal ban.
Setiap pagi biasanya ibunda Noel Bastian mengantarkan sang putra ke tempat BP.
Ternyata selama dua bulan diasuh oleh BP, Noel Bastian kerap menjadi korban penganiayaan.
"Dia memang sering aniaya korban, kurang lebih tiga kali," ucap Kapolsek Batam Kota AKP Sudirman.
Agustina Nababan mengaku pernah melihat luka lebam di punggung dan dada Noel Bastian.
Lalu setiap ditanya soal luka-luka tersebut oleh Agutisna, BP berdalih Noel Bastian terjatuh karena bermain bola.
Alasan atau motif BP menganiaya Noel Bastian ternyata hanya karena masalah sepele.
BP mengaku merasa kesal karena Noel Bastian kerap bermain jauh dan tak menuruti ucapannya.
"Noel nakal, saya pukul di dada, kaki, dan kepala," ucap BP saat diperiksa polisi di Polsek Batam.
Hasil Autopsi Menyedihkan
AKP Sudirman mengatakan berdasarkan hasil autopsi, Noel Bastian rahangnya patah.
Tak cuma rahang patah, balita itu juga mengalami pendarahan di kepala.
"Berdasarkan hasil autopsi rahangnya patah, kepalanya ada pendarahan," ucap AKP Sudirman.
AKP Sudirman menjelaskan akibat rahang patah, Noel Bastian sampai tak bisa makan hingga lambungnya kosong.
"Dokter mengatakan itu memang bukan penyebab kematian tapi pengantar," kata AKP Sudirman.
"Karena rahangnya patah dia tidak bisa makan," imbuhnya.
Noel Bastian kini sudah ditahan di Polsek Batam dan ditetapkan sebagai tersangka.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Bocah Korban Ketumpahan Minyak Goreng Panas di Pasar Kotagede Meninggal Dunia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Fakta Balita Tewas setelah Tersiram Minyak Panas saat Beli Gorengan: Kronologi-Penyebab Kematian
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.