Breaking News:

Perilaku Aneh Ramai-ramai Menjilat Telur di Supermarket, Ternyata Ini Alasannya

Banyak masyarakat menjilati telur di supermarket Rusia dengan berharap keracunan usai pemilik menjanjikan kompensasi ratusan juta.

|
pexels.com/Mehrad Vosoughi
Ilustrasi supermarket. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. Alhasil banyak masyarakat menjilati telur yang dijual dengan berharap keracunan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta rubel kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya.

Tak disangka, banyak orang yang menyelahgunakan jaminan yang ditawarkan tersebut.

Ilustrasi pengunjung supermarket. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta  kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya.
Ilustrasi pengunjung supermarket. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. (kevin laminto /Unsplash)

Melansir Oddity Central, Kamis (30/5/2024), awal bulan ini jaringan supermarket Zhiznmart yang berbasis di Yekaterinburg mendapat kecaman.

Hal tersebut dikarenakan Zhiznmart diduga menjual produk makanan berbahaya yang menyebabkan sedikitnya 18 orang dirawat di rumah sakit akibat keracunan makanan.

Baca juga: Sosok Tri Adinata Guru Viral yang Didatangi Alan Walker, Dulu Dicemooh Gara-gara Kuliah Seni Musik

Alhasil, beberapa pemasok menolak lagi bekerja sama dengan Zhiznmart karena takut diaudit oleh Rospotrebnadzor, badan federal Rusia yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan perlindungan konsumen.

Karena kondisinya kosong dan reputasinya tercemar, pendiri Zhiznmart membuat pernyataan publik yang berani.

Ia menjanjikan kompensasi sebesar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan oleh produknya.

Janjinya menjadi viral, dan tak lama kemudian, orang-orang mencoba 'keracunan' makanan di Zhiznmart untuk mendapatkan kompensasi.

Sejumlah saluran berita kemudian melaporkan bahwa orang-orang telah membeli produk makanan Zhiznmart.

Baca juga: Viral Pria di China Tewas setelah Minum 1,5 Liter Soda, Kematiannya Picu Perdebatan Medis

Mereka berharap bahwa produk tersebut akan cukup terkontaminasi sehingga menjamin mereka mendapatkan kompensasi yang dijanjikan.

2 dari 4 halaman

Beberapa orang begitu putus asa sehingga mereka terpaksa menjilati telur di supermarket untuk meningkatkan peluang mereka terkena keracunan makanan.

"Sejauh yang saya pahami, menurut informasi terbaru, Rospotrebnadzor dan rumah sakit setempat dibanjiri dengan klaim keracunan makanan terkait Zhiznmart tanpa bukti kuat," kata pendiri Zhiznmart Ivan Zaichenko.

Ilustrasi supermarket. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. Alhasil banyak masyarakat menjilati telur yang dijual dengan berharap keracunan.
Ilustrasi supermarket. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. Alhasil banyak masyarakat menjilati telur yang dijual dengan berharap keracunan. (Daria Volkova /Unsplash)

Masyarakat mengeluh tentang segala hal, terutama tentang makanan yang disiapkan beberapa hari lalu di pabrik yang telah diperiksa dan lulus semua tes.

Beberapa juga tentang makanan yang mereka makan pada bulan April lalu.

Secara tidak resmi, hal ini terkait dengan janji kompensasi ratusan juta yang dijanjikan Zaichenko.

"Jika kami dinyatakan bersalah dalam salah satu dari 18 kasus yang saat ini sedang diselidiki oleh Rospotrebnadzor, saya ingin berbuat baik dan memberikan kompensasi kepada orang-orang yang benar-benar terkena dampak masalah yang kami ciptakan, namun jalan menuju neraka diaspal dengan niat baik," ujar Zaichenko.

Baca juga: Viral The Power of Emak-emak, Alih-alih Takut Malah Kompak Nangkap Ular Piton

Untuk mencegah orang datang ke supermarketnya dan mencoba keracunan makanan, Zaichenko mengklarifikasi bahwa satu-satunya orang yang berhak menerima kompensasi adalah 18 orang yang awalnya dirawat karena keracunan makanan.

Sementara orang lain yang mencoba untuk mendapatkan kompensasi tersebut akan diabaikan.

"Harap dicatat bahwa kami akan membayar kompensasi kepada mereka yang dirujuk oleh Rospotrebnadzor ketika memulai inspeksi," terang Zaichenko.

Ilustrasi telur. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. Alhasil banyak masyarakat menjilati telur yang dijual dengan berharap keracunan.
Ilustrasi telur. Pemilik jaringan supermarket Rusia mengumumkan bahwa ia akan membayar Rp 178 juta kepada setiap orang yang terbukti keracunan makanan dari produk tokonya. Alhasil banyak masyarakat menjilati telur yang dijual dengan berharap keracunan. (Unsplash/Leilani Angel)

"Ini 18 orang, dan daftar ini akan kami ambil dari Rospotrebnadzor sendiri. Jadi tolong, jangan jilat telurnya, itu berbahaya," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Kisah Lainnya - Ratusan Orang di Taiwan Mengubah Namanya Menjadi Salmon Demi Makan Sushi Gratis

Pada bulan Maret 2021, restoran populer asal Taiwan menawarkan promo yang mungkin terdengar cukup aneh.

Restoran bernama Sushiro tersebut menawarkan promo dengan syarat pelanggan harus mengubah nama mereka secara resmi untuk memasukkan karakter 'salmon'.

Tak disangka, ada ratusan orang yang tertarik dengan penawaran Sushiro dan nekat merubah namanya.

Keuntungan yang didapatkan memang cukup menggiurkan.

Mereka yang memenuhi syarat bisa makan sushi dengan harga diskon maupun gratis dengan lima orang lainnya.

Baca juga: Pria Dapat Hadiah Mobil dari Dealer usai Viral Bawa Bayinya yang Sakit Kronis Pakai Alat Bantu Napas

Tawaran itu membuat ratusan orang menjadi heboh, dengan lebih dari 330 di antaranya benar-benar menjalani perubahan nama secara resmi.

Karyawan di Kantor Pendaftaran Rumah Tangga telah berupaya untuk mengingatkan orang-orang yang ingin berganti nama.

Namun, promo terlanjur tersebar luas di media dan bahkan digambarkan sebagai aib nasional oleh politisi Taiwan.

Sebagian besar dari ratusan orang yang disebut 'Salmoners' mentraktir diri mereka sendiri dan teman-teman dengan makan sushi gratis.

4 dari 4 halaman

Setelah itu mereka mengubah kembali ke nama asli mereka tanpa banyak gembar-gembor.

Sebagian besar memang berhasil kembali mengganti namanya setelah menikmati promo yang ditawarkan.

Namun, beberapa di antaranya justru masih terjebak dengan nama 'salmon' selama lebih dari setahun.

Mereka tak dapat lagi mengganti namanya dan terpaksa tetap memakai nama-nama lucu seperti 'Handsom Salmon, 'Dancing Salmon ' dan Salmon Dream'.

Peristiwa tersebut kemudian dikenal luas oleh warga Taiwan sebagai 'Salmon Chaos'.

Legislator Taiwan saat ini sedang memperdebatkan kemungkinan untuk mengubah undang-undang mereka yang hanya mengizinkan warga negara untuk secara legal merubah nama maksimal tiga kali.

Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak dari peristiwa Salmon Chaos yang terjadi tahun lalu.

"Setelah insiden Salmon Chaos, beberapa orang telah mengubah nama mereka tiga kali dan sekarang tidak memiliki cara untuk mengubahnya kembali," kata legislator, Chiu Hsien-chih.

Misalnya, seorang siswa yang mengubah namanya menjadi "Truong's Salmon Dream" menemukan bahwa orang tuanya telah mengubah namanya dua kali ketika dia masih bayi.

Oleh karena itu, dia telah kehabisan kesempatan untuk mengubah namanya kembali lantaran sudah ketiga kalinya.

Siswa tersebut akan terjebak dengan nama 'Salmon Dream' selama sisa hidupnya, kecuali jika undang-undang di Taiwan berubah.

Baca juga: Viral Pedagang Makanan di Manokwari Papua Nekat Jualan Meski Tangan Lagi Diinfus, Ini Alasannya

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Rusiaviralsupermarket Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved