Breaking News:

Kondisi Pilu Lansia di Ogan Hilir, Hidup Sendirian di Bawah Pohon, Pakai Karung Buat Jadi Atap

Kondisi fisik Mael Alim yang sangat lemah menghambatnya untuk bisa mencari nafkah.

Danie Franco /Unsplash
Ilustrasi lansia. Viral seorang lansia yang hidup seorang diri di bawah pohon. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral seorang lansia yang tinggal sebatang kara di bawah pohon.

Pria di Jalinsum Palembang-Kayuagung, Ogan Ilir, Sumatera Selatan tidur hanya beralaskan tumpukan kayu.

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Ogan Ilir, Intip Keindahan Danau Teluk Seruo yang Memesona

Pria tua tinggal di bawah pohon dekat Jalinsum Palembang-Kayuagung di Indralaya, Minggu (26/5/2024).
Pria tua tinggal di bawah pohon dekat Jalinsum Palembang-Kayuagung di Indralaya, Minggu (26/5/2024). (TribunSumsel)

Baca juga: 3 Tempat Wisata Religi di Indralaya Ogan Ilir, Ada Masjid Bajumi Wahab yang Sejuk dan Megah

Untuk melindungi diri dari hujan dan terik matahari, lansia ini membuat atap yang terbuat dari karung.

Mael Alim, mengaku berasal dari Malang, Jawa Timur dan telah lama menetap di Sungai Lilin, Musi Banyuasin.

Baca juga: Ingin Hemat Biaya Penginapan? Ada Rekomendasi 4 Hotel Murah di Lahat Sumatera Selatan

Baca juga: 7 Sarapan Enak di Palembang Sumatera Selatan, Ada Pagi Sore yang Sajikan Kuliner Khas Minang

Entah bagaimana pria berusia 75 tahun itu bisa sampai ke Indralaya dan tinggal di tempat yang sangat memprihatinkan tersebut.

"Cuma (hidup) sendirian. Istri dulu pernah ada, anak tidak punya," kata Mael, Minggu (26/5/2024).

Pria yang tampak ramah ini mengaku lupa sudah berapa lama tinggal di Indralaya.

Namun Mael mengaku sempat menjadi petani di Sungai Lilin, sebelum memutuskan ke Indralaya.

"Lupa ya. Sudah bertahun-tahun (tinggal di Indralaya)," ujarnya.

Di dekat Mael tampak berserakan plastik wadah nasi dan botol air mineral.

2 dari 4 halaman

Untuk makan sehari-hari, Mael mengandalkan pemberian warga yang kebetulan melintas.

Setiap hari, ada-ada saja warga yang memberikan makanan dan minuman kepada Mael.

Pria sebatang kara ini bukannya tak mau bekerja dan hanya berpangku tangan.

Kondisi fisik yang sangat lemah menghambatnya untuk mencari nafkah.

Kakinya pun terasa sakit sehingga tak bisa bergerak leluasa.

"Ya tinggal di sini saja, tidak bisa ke mana-mana," ujar Mael sambil menebar senyum.

Kondisi pria tua sebatang kara yang tinggal di bawah pohon dekat Jalinsum Palembang-Kayuagung di Indralaya, Minggu (26/5/2024).
Dirinya berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun orang yang peduli dengan kondisinya itu.

"Semoga bisa makan terus. Ada yang bantu, itu saja," kata Mael.

Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir berjanji akan menindaklanjuti laporan warga terkait kondisi Mael Alim.

"Baik, akan kami tindaklanjuti. Bapak ini (Mael) ini pernah kami serahkan ke panti sosial tapi beliau minggat. 

3 dari 4 halaman

Secepatnya kami urus," kata Kepala Dinsos Ogan Ilir, Heriyanto saat dihubungi terpisah.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Unggulan di Sumatera Selatan, Danau Ranau jadi Terbesar Kedua Setelah Danau Toba

Pilu Sopir di Jakarta, Tidur di Angkot karena Tak Mampu Sewa Kontrakan

Pilu Amsori, sopir angkot lansia diusir dari kontrakan, pernah terserang stroke.
Pilu Amsori, sopir angkot lansia diusir dari kontrakan, pernah terserang stroke. (Kompas/ Shinta Dwi Ayu)

Kisah seorang sopir di Jakarta yang memilih tidur di angkot karena tidak sanggup menyewa kontrakan.

Sopir tersebut diketahui bernama Amsori (69), pekerjaan sebagai sopir angkot kini tak bisa menjamin kehidupan Amsor di Jakarta. 

Bahkan untuk mengontrak rumah saja pendapatannya tak lagi cukup.

Amsori mengatakan pendapatannya kali ini hanya cukup untuk makan saja.

"Saya asli Pemalang, saya merantau keluarga di kampung. Saya dulu mengontrak di Jalan Ende Tanjung Priok.

Tapi, untuk sekarang saya tidak kuat mengontrak," kata Amsori saat diwawancarai oleh Kompas.com di Terminal Tanjung Priok, Rabu (22/5/2024).

Tahun 2024 menjadi tahun yang paling berat untuknya selama hampir 20 tahun berporfesi sebagai sopir angkot.

Pasalnya baru di tahun ini, pendapatan menarik angkot Amsori hanya cukup untuk membeli makan saja.

4 dari 4 halaman

Menurunnya pendapatan menarik angkot membuat Amsori menunggak uang kontrakan berbulan-bulan.

Seharusnya, Amsori membayar uang kontrakan sebesar Rp 500.000 per bulan. 

Namun, karena sulit mendapatkan penumpang, uang hasil menarik angkotnya tak bisa untuk membayar sewa kontrakan itu.

Alhasil, ia diminta untuk mengosongi rumah tersebut oleh pemiliknya. Dengan berat hati, Amsori pun meninggalkan rumah itu.

Karena keterbatasan biaya, Amsori memilih untuk tidak mengontrak rumah lagi dan tidur di dalam angkot sewaannya itu.

Sudah dua bulan lamanya, Amsori tidak merasakan tidur di kasur yang empuk. Setiap malam, alas tidurnya hanya jok angkot yang sedikit keras.

"Saya tidur di mobil, itu pakaian saya, saya bawa. Untungnya mobil ini sama yang punya boleh saya bawa pulang," kata Amsori sambil tertawa.

Tak takut aksi kejahatan

Setiap malam, Amsori memarkirkan angkotnya di sekitar Jalan Ende Tanjung Priok untuk beristirahat.

Amsori mengaku, meski tidur di dalam angkot semalaman, ia tetap merasa nyaman dan tak pernah khawatir terkena aksi kejahatan.

"Saya enggak takut ada aksi kejahatan," ujar Amsori.

Bagi Amsori pengalamannya merantau hampir 20 tahun di kawasan Tanjung Priok bisa menghindarinya dari aksi kejahatan yang marak terjadi.

Selain itu, Amsori juga memiliki banyak teman yang siap membantunya apabila terkena aksi kejahatan.

Pendapatan yang menurun

Bagi Amsori, pendapatannya menarik angkot di tahun-tahun sebelumnya cukup menjanjikan.

"Saya dulu, bisa menyekolahkan anak masuk pesantren, bantu anak nikah," terang Amsori.

Bahkan Amsori bisa merenovasi rumah peninggalan orang tuanya berkat hasil menarik angkotnya di kawasan Tanjung Priok.

Namun, setelah putri sulungnya menikah di tahun lalu, Amsori merasa pendapatan menarik angkot justru menurun dratis.

Uang hasil menarik angkotnya sering kali hanya cukup untuk membeli bensin dan membayar setoran sewa.

"Bensin Rp 200.000 sehari, ama setoran Rp 170.000 berarti kan hampir Rp 400.000?

Lah, kalau kita enggak dapat sampai Rp 500.000 ya enggak dapat uang," ujar Amsori.

Bahkan terkadang, pendapatan menarik angkot Amsori juga tak cukup untuk bayar setoran.

Saat ditemui Kompas.com, Amsori mengaku sudah lima hari tidak mampu membayar setoran akibat penumpang sepi.

"Sering enggak dapat Rp 50.000 aja terkadang sama sekali enggak dapat, saya lima hari belum setoran," katanya.

Selain kesulitan mengontrak rumah dan membayar setoran, sepinya penumpang juga membuat Amsori bingung untuk membeli makan.

Amsori selama ini sudah mengirit biaya pengeluaran untuk makan.

Dia mengaku, dalam satu hari harus mengeluarkan uang sebesar Rp 45.000 untuk tiga kali makan dengan lauk sederhana beserta minum.

Masih memiliki tanggungan

Di tengah kondisinya yang sedang sulit dan usia yang tak lagi muda, Amsori masih memiliki tanggungan di kampung halamannya.

Selain istri, ada anak bungsu Amsori yang masih membutuhkan biaya untuk sekolah.

"Itu anak saya, masih kelas tiga SMP. Yang satu lagi sudah menikah, saya sudah punya cucu," terang Amsori.

Sadar putri sulungnya sudah berumah tangga, Amsori dan istri tak mau menuntutnya ikut membiayai adiknya sekolah.

Kini istri Amsori juga berusaha membantu perekonomian keluarga dengan bekerja sebagai pelayan warteg di Pemalang.

Keluarga tak tahu kondisi Amsori

Sulitnya menjalani kehidupan di Jakarta tak membuat Amsori putus semangat mencari nafkah untuk keluarga.

Bahkan Amsori tak memberitahu sang istri bahwa dirinya tak lagi tinggal di rumah kontrakan.

"Sedih banget, mungkin kalau istri saya lihat dia enggak tega. Selama saya di Jakarta, paling sengsara saya di tahun 2024 akhir-akhir ini," ucap Amsori.

Amsori berharap, agar penumpangnya bisa ramai kembali sehingga ia tidak lagi menunggak membayar sewa angkot dan bisa mencukupi kebutuhan keluarganya seperti dulu.

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Lansia di Ogan Ilir Hidup Sebatang Kara, Tidur di Bawah Pohon, Makan dari Belas Kasihan Warga

Selanjutnya
Sumber: Tribun Style
Tags:
Sumatera SelatanOgan Ilirlansia Rumah Limas
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved